Fenomena Jilboobs

Akhir akhir ini meledak fenomena baru di dunia maya, sebenernya enggak meledak dan bukan fenomena baru, melainkan hanya penemuan istilah baru dalam menyebut sebuah kondisi, dalam hal ini fenomena jilboobs, dari kata tersebut bisa sedikit dikira2 sendiri bahwa kata itu merupakan singkatan dari jilbab dan boobs (payudara).

Pada dasarnya fenomena jilboobs ini sudah cukup lama ada dan eksis di dunia maya, dan cukup menjadi trendsetter karena dianggap mewakili anak2 muda yang dinamis, ingin menunjukkan sisi islaminya tetapi juga masih ingin menunjukan kecantikan dan kemolekannya, ya wajar sih namanya wanita, pengen dianggep cantik, dikagumi penampilannya, hanya pada saat itu masih belum terkenal dengan sebutan ini, lebih banyak muncul dalam keyword semisal; jilbab seksi, jilbab cantik, jilbab semok, jilbab … yang lain2 yang akhirnya menjurus ke arah asusila.

Kenapa jilboobs sekarang meledak?

hijab jilboobsYa karena budaya kita ini budaya latah, coba liat avatar twitter sejak masa pengundian nomor urut pilpres sampai sebelum lebaran, ada yang bikin avatar setengah foto setengah tulisan I Stand On The Right Side 2 saja, langsung ngelatah kemana2, ada yang stand right side nya di sisi sebelah, diputer 90 derajat, ganti nomor, ganti tulisan macem I stand On The Night Side 69, aku aja sampe eneg ngeliat avatar di temlen yang berseliweran enggak jelas, dulu begitu ada yang nyebut kamseupay, yang lain ikut teriak kamseupay, ada yang bilang keleus, yang lain ikutan keleus, ada yang ngomong bihik yang lain ikut terbihik2. Padahal belum tentu waktu pertama kali ikutan ngomong udah paham apa yang dia ucapin. Dan kata jilboobs ini terasa pas untuk menggambarkan sosok wanita muslimah berjilbab yang masih mengenakan busana ketat.

Apa yang menarik dari fenomena jilboobs ini?

Fenomena urban semacam ini biasanya hanya akan hangat2 tahi ayam, istilah jilboobs pada akhirnya akan digantikan oleh penemuan istilah yang lebih baru lagi dari dunia maya, kemudian seperti biasa akan terlupakan. Sekarang ini banyak yang tiba2 merasa sok suci, sok muslim dengan mengatakan jilboobs-er itu memalukan, gak islami, rame2 mengutuk dan mencaci, tapi disisi lain kenapa dari dulu mereka diem, ya maksudnya sebelum kata “jilboobs” itu ditemukan apakah mereka juga termasuk orang2 yang berusaha menyadarkan sodara2 muslimah mereka untuk berhijab sesuai syariat? Atau justru mereka termasuk yang diam2 menjadi penikmat dari lekukan2 tubuh yang ditampilkan gadis2 jilbab berpakaian seksi baik di dunia maya atau dunia nyata?

Dalam pandangan hidup laki2, tubuh wanita itu komoditas, jahat banget sih! Ini bukan jahat, tapi fakta, klo tidak, tentu google tidak akan repot2 menampilkan link keyword penelusuran terkait jika mengetikan kata2 panas terkait cewek, bahkan meskipun yang berjilbab? Ya, tentu saja, banyak kok blog gratisan di blogspot yang mendedikasikan diri untuk membuat blog yang memuat foto2 ratusan cewek berjilbab untuk kepentingannya sendiri.

cewe jilboobsFoto2 gadis berjilbab dan berhijab itu, akan ditampilkan dalam puluhan posting, biasanya setiap posting hanya berisi 3-5 foto, lalu diberi judul yang menggoda, mengundang, dan memicu hasrat lelaki untuk membuka postingannya. Mau istigfar? ya silahkan, boleh, pada kenyataannya bahkan foto2 gadis2 yang berhijab syar’i pun tidak luput dari pantauan mereka untuk di-dokumentasi-kan dalam bentuk postingan blog yang mengundang mata pengunjung lelaki untuk memelototi entah kecantikan paras maupun kemolekan tubuh si gadis. Semakin banyak mata genit pengguna internet yang mampir ke blognya, tentu memicu kenaikan pengunjung yang berimplikasi pada keuntungan iklan2 yang ditampilkan di blog tersebut.

Sejak kemunculan istilah jilboobs, muncul akun2 twitter dan FB jilboobs dadakan yang tujuan utamanya mengajak untuk menshare foto, alamat akun jejaring sosial FB, twitter dari para jilboob-ers, silahkan search dengan keyword jilboob di twitter ada salah satu akun yang bakal mensayembarakan bagi siapa saja yang bisa menemukan alamat jejaring social salah satu cewek jilboobs yang ada dalam foto akan diberi hadiah. Parahnya beberapa akun jilboobs itu juga menampilkan foto2 telanjang dan adegan panas. Seharusnya akun2 yang mendedikasikan diri buat mengeksploitasi foto2 orang lain untuk kepentingan mesum ini bisa dijerat dengan UU ITE, layaknya situs2 berita abal2 yang kemaren sempat muncul dan meresahkan masyarakat mengenai berita yang membingungkan seputar pilpres.

Blog ini saja yang boro2 mengkhususkan diri, apalagi memancing keyword panas sering kali dikunjungi dari keyword mesum, bahkan hanya karena dulu mengubah permalink saja, membuat sebuah postingan tentang CPNS malah menjadi landing page untuk keyword PNS bugil dan semacamnya. Apalagi dengan bikin posting ini, pasti makin banyak keyword gak jelas yang nyasar disini.

Nah klo yang berhijab syar’i, atau yang bikin postingan waras saja masih kena getahnya, dengan eksploitasi sedemikian rupa oleh blogger yang ingin mencari keuntungan atau google yang memang reseh bagaimana dengan mereka yang berjilbabnya megal megol coba? Pastinya jadi bulan2an dan eksploitasi massal kan?

Apa sih salahnya cewek bert*k*t gede belajar pake jilbab?

Nah mungkin ada cewek2 socmed yang sewot dan melakukan counter attack mengucapkan kalimat barusan, entah di timeline atau fanspagenya jilboobs, permasalahannya bukan pada ukuran benda-nya, tapi cara berpakaiannya, perabot yang besar bahkan overweight, pun yang flat, bukan sebuah aib, klo itu aib n trus dibumihanguskan gimana nanti anak2nya mau minum ASI? tapi cara kita menampilkan diri saja yang harus lebih diperhatikan. Dalam islam aturan berjilbab itu sudah ada kok, minimal harus menutupi dada dan tidak boleh ketat, nah klo sengaja jilbabnya beli yang tidak menutupi dada dan memakai pakaian yang ketat ya caranya yang masih kurang tepat.

BACA JUGA:   Miniatur kendaraan klasik dari Jogja

Yang lucu lagi ketika media online rame2 memuat ulang foto yang dikoleksi oleh fanspagenya jilboobs, mungkin untuk dalih etika jurnalisme, yang sebenernya juga sangat sering enggak digubris oleh media online, mereka malah mengaburkan wajah perempuan muda yang menggunakan jilbab ketat itu. Lho bukannya itu bagus jadi untuk mengaburkan wajah si korban? (bagaimanapun wanita2 dalam foto itu adalah korban eksploitasi dari fanspage jilboobs, atau klo lebih jujur lagi sih, mereka korban dari eksploitasi yang mereka lakukan sendiri tanpa disadari) Menurutku dengan mengaburkan wajah si cewek, malah membuat mata para lelaki tidak punya pilihan lain selain menatap boobs dan lekukan tubuhnya. Klo memang mau dikaburkan mbok ya o, sekalian muka sama benjolannya itu biar enggak menjadi point of interest.

Bayangkan jika foto2 yang menjadi bahan obyek nafsu, caci makin dan cemoohan itu adalah foto keluarga, teman, sanak kerabat, pacar, istri, atau bahkan foto anda sendiri. Hanya didiamkan tentu sangat menyakitkan, mau membela diri malah bisa habis di-bully.

Meskipun MUI sudah memfatwakan penggunaan Jilboobs itu haram, enggak usahlah kita mendadak mencaci maki dan menjadikan momentum ini untuk mengata2i sodara2 muslimah kita yang lagi belajar berjilbab, jangan jadikan istilah baru ini justru menjauhkan mereka karena merasa dizolimi para akhwat atau mereka yang ngerasa hidupnya lebih syar’i dan lebih bener, aku lebih sependapat klo lebih baik mereka dirangkul dan diajak mengenal lebih jauh esensi berhijab, terutama melindungi mereka dari kenakalan mata lelaki, bukan sebaliknya.

Harapanku sih buat para jilboob-ers dan para wanita pada umumnya, semoga ini menjadi pelajaran kita bersama, untuk tidak mengumbar terlalu banyak artefak kehidupan kita di dunia maya, foto2 kita sangat potensial disalahgunakan oleh orang2 yang tidak bertanggung jawab, apalagi jika njenengan itu merasa cantik, ayu, seksi, malah harus lebih hati2 lagi. Orang baik saja bisa bertindak jahat klo menemukan celah, apalagi yang bener2 berniat jahat.

12 pemikiran pada “<span class='p-name'>Fenomena Jilboobs</span>”

  1. saya sebenernya rada risih juga sih liat yg ketat2 gitu. tp mereka gak pantes dapet julukan yg keji menurut saya, harusnya yg kayak gitu diarahkan dengan baik. tapi yang namanya manusia ada yang baik dan belum baik.

    Balas
    • iya bener, ada yang belum baik dan sudah baik, n klo menurut saya sekarang jadi heboh, hanya karena ada yang nemu ‘istilah’ tepat untuk menyebut fenomena itu. Orang kita kan klo denger istilah yang nge hits gitu langsung pada ikutan, macem keleus, ciyus, miapah, nikung, sebenernya ya maksud frasenya sih biasa aja cuma istilahnya dianggap pas dan cocok.

      Balas
  2. Mungkin bagi mereka "jilboob" er, jilbab gunanya untuk menutupi kekurangan (rambut kribo, awul2an), sehingga bisa lebih menonjolkan keindahan mereka yg laen.

    Balas

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini