Lampu Emergency Otomatis, solusi mati listrik di rumah

Pernah mengalami mati listrik malam hari di rumah? Pernah? Sering banget? Duh, memang mati listrik/mati lampu adalah masalah klasik yang dihadapi masyarakat di Indonesia. Apalagi sebelum jaman menjamurnya smartphone, bisa dipastikan pada saat kondisi mati listrik malam hari aktivitas menjadi benar-benar terganggu. Khususnya untuk para emak yang hobi menonton acara televisi di jam primetime. Keluarga yang memiliki anak kecil lebih susah lagi karena beberapa anak takut dengan suasana gelap gulita mendadak. Anak kemudian menangis dan butuh effort untuk menenangkan mereka kembali. Pilihannya adalah, menyalakan lilin, lalu mengajak anak tidur, atau menyalakan lampu emergency dan mengajak mereka bermain dengan kondisi penerangan seadanya.

Lampu emergency/ lampu darurat adalah lampu yang paling lazim digunakan dalam kondisi mati lampu. Lampu hannock/lampu badai yang kerap dibawa para petualang ke alam bebas biasanya merupakan andalan keluarga di kala mati listrik. Hanya saja, lampu ini butuh proses pencharge-an sebelum dapat digunakan. Lupa ngechas? alamat tetep saja harus menikmati kegelapan di sisa malam.

Lampu emergency otomatis adalah solusinya. Bohlam emergency berbentuk lampu bohlam seperti biasa, hanya saja ukurannya agak besar karena mengandung baterai di dalamnya. Cara kerjanya mirip seperti produk Uninterrupt Power Supply (UPS) yang banyak digunakan untuk mengamankan komputer saat terjadi pemadaman listrik tiba-tiba. Arus yang mengalir dari meteran PLN dialirkan ke baterai sebelum digunakan untuk menyalakan perangkat elektronik, lalu saat listrik padam, perangkat tetap mendapatkan sumberdaya dari baterai tersebut. Pasang lampu emergency di fitting lampu utama, gunakan seperti biasa saja, kapan dibutuhkan, nyalakan, tidak dibutuhkan, matikan. Dan saat mati lampu, lampu otomatis menyala dengan daya setengah dari daya normal, selama saklar pengendali lampu pun dalam kondisi on.

BACA JUGA:   Rumah diJual di Surabaya

Perkenalanku dengan bohlam otomatis ini berawal waktu berkunjung ke rumah orang tua di Gamping, waktu mendekati perumahan, rumah warga sudah mati total, hanya ada beberapa lentera dan lampu darurat nampak di kanan kiri jalan, tetapi rumah-rumah warga perumahan masih tetap menyala. Aku cukup kaget melihat lampu yang menyala berada di fitting lampu2 utama, padahal jenis lampu emergency yang kukenal biasanya berupa lampu badai. Keren!!

Lampu otomatis menyala dalam waktu kurang dari satu detik setelah listrik mati, dengan demikian pengguna tidak perlu repot-repot untuk mencari dimana handphone, korek api, lilin atau lampu emergency. Anak-anak juga tidak akan merasa ketakutan karena gelap, paling banter mereka hanya akan terkejut dengan suasana gelap sesaat. Setelah menyala, kita masih bisa melanjutkan aktivitas atau mempersiapkan peralatan emergency untuk ruangan lain yang tidak memiliki lampu emergency otomatis.

BACA JUGA:   Pengertian Kesadahan Air dan Cara Menanganinya untuk Mencuci

Lampu-lampu darurat ini menggunakan LED sehingga memiliki cahaya yang cukup terang, pilihan watt mulai dari 5-20 watt. Untuk ukuran 12 Watt sudah cukup terang karena setara dengan lampu pijar 40 watt. Saran pemakaian untuk kamar/ruang kecil cukup yang 5-8 watt, sedangkan untuk ruangan tamu/keluarga yang besar setidaknya 12-20 watt.

Harga bola lampu otomatis ini cukup murah, hanya sekitar 70ribuan saja, paling murah aku nemu di internet harga lampu emergency otomatis 53.900 rupiah saja, gratis ongkos kirimnya. Kondisi emergencynya dapat menyala hingga 10 sampai 12 jam. Sangat durable untuk mengatasi permasalahan mati listrik semalaman penuh.

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini