Peluang Dari Bisnis Desain Grafis

Di tengah gencarnya software automation, masquerading, beautification, dan instant design baik yang berjalan di platform desktop maupun di platform mobile. Orang kemudian bertanya? apa masih penting n bisa hidup jika bekerja di dunia desain grafis. Apalagi stigma banyak orang malah seolah menganggap desain grafis = desain gratis.

Sama halnya seperti murid-murid di SMKku yang belajar di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, ada juga yang bilang, ngapain belajar ilmu jaringan? Sekarang tinggal pencet tombol tethering di HP maka semua perangkat wifi kita sudah terkoneksi.

First of all, baik itu software beautification maupun teknologi tethering adalah teknologi yang digunakan untuk memudahkan orang awam agar dapat melakukan pekerjaan teknis tanpa perlu keahlian teknis tinggi atau memerlukan bantuan ahli secara langsung. Karena teknologi itu digunakan untuk mempermudah, maka yang tersedia disana adalah template mode, atau auto mode.

desain grafis
hasil kreasi desain grafis menggunakan corel draw. Sumber: Tutsplus

Masalahnya adalah teknologi tersebut memiliki fungsi yang sangat terbatas, tidak dapat dicustom, seandainya ingin menambahkan fitur baru, maka perlu melakukan update software, itupun dengan anggapan fitur baru yang diinginkan sudah tersedia di versi terbaru. Teknologi tethering misalnya, meski dapat menggunakan standar keamanan WPA2, toh tidak mampu melayani koneksi lebih dari 10 perangkat. Tidak bisa melakukan access blocking terhadap perangkat / alamat yang tidak kita inginkan.

Dua kelompok software desain grafis

Berbeda dengan kemampuan seseorang saat benar-benar mendalami ilmu desain grafis atau jaringan misalnya. Software yang mereka gunakan memang software yang digunakan oleh profesional di bidangnya. Untuk software desain grafis sendiri. Secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok.

Kelompok software pertama adalah software desain berbasis vector. Di kelompok ini yang paling terkenal adalah Corel Draw dan Adobe InDesign. Sementara kelompok software kedua adalah software berbasis pixel, yang digawangi software pengolah foto semacam Adobe Photoshop, GIMP, Photopaint dan sebagainya.

18514124 1387386747973507 9075578582952050688 n
belajar menggunakan photoshop

Lho bukannya gak masalah kita mau bikin desain pake Corel Draw atau Photoshop? Yep, absolutely right. Gak ada masalah dengan itu kok. Tapi mengetahui basicnya tentu lebih bagus. Photoshop, lebih banyak digunakan untuk manipulasi obyek yang berasal dari tangkapan kamera. Yep, sebuah foto. Sebuah foto berisi ribuan pixel (satuan titik terkecil yang hanya dapat menampung 1 warna). Jika sebuah kamera beresolusi 1 Megapixel, berarti kamera tersebut dapat menerjemahkan gambar yang ditangkap ke dalam satu juta titik warna. Semakin besar pixel nya, semakin banyak titik yang ditangkap, semakin detail dan halus gambar yang dihasilkan. Akan tetapi, pada saat gambar itu diperbesar puluhan kali, maka gambar tersebut selalu akan terlihat pecah.

BACA JUGA:   Giveaway Azzet: Ngeblog itu Indah

Corel Draw, berbasis vektor. Vektor ini berasal dari titik-titik yang diproduksi software desain. Ketika seseorang membuat sebuah titik berwarna hitam. Diperbesar berapa kali pun titik tidak akan pecah, dan warna tidak akan berubah. Untuk melihat perbedaan kedua kelompok ini mari kita lihat tabel berikut

Perbedaan software Desain Grafis
Adobe Photoshop (pixel) Corel Draw (vector)
  1. Berbasis Pixel
  2. Manipulasi obyek foto
  3. Digunakan untuk mengedit foto
  1.  Berbasis Vektor
  2. Membuat obyek baru (shape)
  3. Digunakan untuk membuat spanduk, poster, kartu nama
lights
light effects dengan photoshop. Sumber: Smashing Magazine

Untuk membuat desain grafis yang membutuhkan obyek baru, seperti membuat kartu nama, layout buku kenangan sekolah aku lebih suka menggunakan corel draw. Karena memang software ini paling mendukung kebutuhan tersebut. Tapi jika yang kubutuhkan adalah software untuk manipulasi foto, barulah aku menggunakan Adobe Photoshop.

 

Portrait Model Profile Double Exposure Woman 2216899
teknik manipulasi foto dengan double exposure. Sumber: freegreatpicture

Selain software desain 2 Dimensi, ada juga lho software desain 3D, ada 3DsMax, Maya, Blender. Mereka biasa digunakan oleh para arsitek untuk membuat obyek 3D, maket. Maupun digunakan oleh animator untuk membuat animasi 3D. Aku sendiri saat ini belum belajar membuat desain 3D. Hanya belajar membuat media pembelajaran atau animasi multimedia 2D dengan bantuan Adobe Flash. Oh ya, beberapa design engineer bahkan memadukan kemampuan olah grafis dengan koreografi memukau. Seperti yang dilakukan salah satu peserta idol kontes di Mongolian Got Talents, Shijirbat dalam bentuk video dibawah ini

Peluang dari bisnis desain grafis

Oke, sekarang kita bicara peluang bisnis desain grafis. Memangnya masih menguntungkan? Bicara bisnis desain grafis berarti bicara soal bidang jasa. Yang dijual oleh para desainer grafis itu adalah jasa untuk membuatkan karya. Bukan sekedar menjual karya. Bidang jasa punya keuntungan yang lebih dari sekedar menjual produk. Katakanlah. Kita berjualan makanan ringan, setiap satu bungkus makanan ringan, kita mungkin untung sekitar Rp. 100 Rp. 150 saja. Tetapi jika yang kita jual adalah jasa, maka kita bisa menjualnya dengan harga tinggi. Apalagi jika jasa yang kita tawarkan unik, susah ditiru atau sangat dibutuhkan.

Di bidang desain grafis, peluangnya seperti apa?

Pernah liat foto prewedding concept dimana para pengantin duduk di mobil mainan dan dikejar robot gundam? Atau calon pengantin cowok berukuran liliput yang digantung di jemuran baju? Yep, bisnis manipulasi image semacam itu saat ini lagi diminati, terutama oleh mereka yang akan menyelenggarakan pesta pernikahan.

Ah cuma itu saja kan ya?

Duh siapa bilang? Calon pengantin itu pastinya kan butuh bikin kartu undangan? Nah anak muda jaman sekarang pengen undangannya tuh gak pasaran. Mereka nyari yang memiliki sentuhan personal, kekinian, modern dan bisa bikin orang yang menerimanya gak sabar buat datang ke pesta perkawinan mereka. Hmmm, coba deh sebut satu aja software image editing di ponselmu yang bisa bikin desain undangan semacam itu? Disinilah seorang desainer grafis berperan. Apapun yang klien minta akan coba mereka terjemahkan dalam bentuk satu desain yang unik dan personal.

BACA JUGA:   Kooliah, more than e-learning

Selain fase pra-nikah itu, peluang sebagai desainer grafis tuh banyak banget. Ada orang mau seminar, butuh bikin banner, name card, flyer, infografis, hand note, brosur, sampai tas goodie bag. Orang lain bikin warung makan, butuh poster, banner, gift voucher, dll. Itu baru peluang dari dunia nyata

Di dunia maya, kamu bisa banget jadi freelancer yang menjual kemampuan desain gratismu di situs-situs penyedia job, tidak jarang kita bisa menemukan klien dari luar negeri bahkan perusahaan ternama dunia. Kamu juga bisa menggunakan beberapa website portofolio semacam DevianArt untuk menaruh karya-karyamu.

Bingung nih belajar apa dulu

Jika kalian ingin belajar desain grafis, kalian bisa belajar dari buku yang dijual di toko buku, belajar dari internet, atau lebih baik lagi jika kalian bisa belajar langsung dari ahlinya. Misalnya di DumetSchool. DumetSchool adalah penyedia jasa kursus desain grafis. Selain itu juga menyediakan kursus web master, digital marketing, dan pemrogramman web.

Apa sih yang membedakan belajar di DumetSchool dengan di tempat lain?

  1. Menganut sistem semi privat, satu siswa mendaftar bisa langsung mulai kelas
  2. Jadwal fleksibel sesuai keinginan siswa
  3. Belajar sampai bisa
  4. Jaminan konsultasi gratis selama proses/pasca pendidikan
  5. Tersedia di 4 lokasi; Kelapa Gading, Grogol, Tebet, Srengseng, dan Depok
  6. Memiliki Adobe Certified Associated, kurikulum sesuai standar Adobe.
  7. Bisa coba kelas gratis

Nah, kan tadi bisa belajar sendiri dari buku atau dari internet. Berarti sebenernya kan gak perlu ambil kursus juga? Soal ini, balik lagi ke tujuan belajar kita. Jika emang pengen belajar buat menyalurkan hobi, seneng-seneng. Gak masalah belajar sendiri. Tapi klo niatnya adalah untuk mencari peluang, ada baiknya kalian ambil kursus, karena:

  1. Kelas dan fasilitas disiapkan, kita tinggal duduk, datang dan belajar.
  2. Belajar terbimbing lebih efektif dan efisien. Dari segi waktu, belajar dengan didampingi tentor lebih mudah, ada hal sulit bisa langsung ditanyakan. Beda dengan belajar otodidak
  3. Di tempat kursus selain kalian belajar mengenai teknis desain grafis, kalian bisa dapetin wawasan non teknis seputar tips, peluang dan channel networking
  4. Dipandu tentor profesional dan certified, tahukah kamu jika dalam dunia kerja, sertifikat dari vendor resmi punya nilai tawar yang tinggi pada saat persaingan mencari kerja dan juga negosiasi gaji.

So, kapan mulai belajar desain grafis?

 

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini