Sekeping rindu pada ramadhan di masa itu…

Kalau dikasih judul postingan ini sekeping rindu pada ramadhan entar pada protes isinya kok childish kagak berasa nuansa religiusnya blabarpisan hahaha.

Oke this is story emang bukan mau ngebahas ramadhan dari sisi spiritual agamis yang aku yakin di bulan kek gini bakalan menjamur di mana2, mirip kek fenomena artis beramai2 pake kerudung trus abis syawalan bukak lapak aurat lagi. Emang sih sesuai klo dilogikakan setan itu tiap ramadhan dibelenggu tapi abis itu langsung dilepas dan pesta pora maning, bener2 gak terlalu ngefek spirit ramadhannya.

Yang aku suka waktu bulan puasa jaman kecil adalah aktifitas jalan2 pagi abis sholat subuh, tua muda, dari orang tua sampai anak2 terlibat dalam aktifitas jalan santai, menyusuri jalan2 desa, rel kereta api, perang mercon dan kembang api.

What a wonderfull world…

Sekeping rindu pada ramadhan di masa itu... siluet ramadhan

Susah diungkapkan betapa aku selalu menantikan saat2 itu, bercanda bareng teman2 dan menikmati suasana kebersamaan ramadhan dengan orang2 yang hanya kulihat sesekali di siluet pagi.

Masa2 yang menurut aku sangat mahal, karena biasanya hanya sangat ramai di saat hari2 pertama puasa, kemudian lambat laun dan tahun berganti orang2 semakin sedikit dan malas melakukan rutinitas itu.

Entah faktor gengsi, udah gak jaman, masih ngantuk, kesibukan atau kepentingan lain yang akhirnya membuat rutinitas itu semakin habis di masa kini. Kerinduan pada masa2 itu masih aku rasakan, terkadang ketika pulang kampung hanya ada segerombolan kecil anak2 yang melakukannya, berasa prihatin.

Kemana kebersamaan kami2 waktu itu? desaku mungkin hanya desa kecil tapi toh ketika pagi di waktu itu, setiap jalan di desa laksana lautan manusia, berjalan hanya untuk menghabiskan waktu dan menikmati udara pagi.

Ah, setidaknya aku bersyukur aku pernah menjadi bagian dari masa emas kebersamaan tersebut, dan bisa mengenang keindahannya dengan perasaan rindu hingga detik ini.

gambar pinjam punya antarafoto.com

6 pemikiran pada “Sekeping rindu pada ramadhan di masa itu…”

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini