Titip Doa berbayar

Demikianlah yang terlintas dibenakku ketika seorang kawan menelurkan tweet tentang adanya orang yang akan mendoakan orang lain di Baitullah dengan syarat harus bersedekah dengan nominal tertentu. Ternyata bukan hanya titip kiriman paket saja yang berbayar, titip doa juga mbayar! Gemblung!!!!

Tentu saja aku memaki hal semacam ini, karena sejauh yang aku tahu, sedekah tidaklah seperti zakat yang memiliki aturan ketat mengikat tentang berapa yang harus dikeluarkan, sedekah lebih bersifat sukarela, sunah, dijalankan berpahala tidak dijalankan pun tidak mengapa, tetapi sebagaimana sunah yang lain, maka bersedekah memang sebuah perbuatan mulia dan dianjurkan.

Masalahnya bagaimana dengan embel2 bakal didoakan di Baitullah oleh seorang financial planner pula? Sedekah kan yang terpenting ikhlas, mengharap keridhaan Tuhan bukan mengharap balasan dari orang lain. Pun tidak dipungkiri jika banyak diantara kita, dan bukan tidak mungkin saya pribadi, bersedekah tetapi tetap berpamrih pada makhluk lain, entah dalam bentuk didoakan atau sekedar dianggap mampu oleh lingkungan sekitar. Ada!

titip doa @sedekahharian

Dari poster yang diupload oleh @sedekahharian tentang adanya program sedekah berbayar didoakan oleh @ahmadgozali yang sedang umrah di Mekkah  jelas aku ngerasa prihatin dan mangkel, prihatin karena seolah mengajak manusia untuk saling berpamrih dalam bersedekah, dan mangkel bahwa untuk mendapatkan doa dari seorang financial planner yang sedang menjadi tamu Allah kita harus bersedekah dengan nominal minimal Rp. 100.000 + tambahan tahun jadi Rp 102014 gemblung aja lah.

Twitter akhirnya ribut, caci maki tertuju kepada kedua akun tersebut, tidak luput pula saya turut mencacinya, ya iyalah, jelas hal seperti itu sama sekali enggak etis. Betul bahwa dalam Islam sendiri ada keutamaan berdoa di tiga masjid Allah yaitu Masjidil Haram, Masjidil Aqsa dan Masjid Nabawi yang disebutkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, tapi bukan berarti hanya karena seorang financial planner berkunjung ke sana maka orang2 yang ingin didoakan harus membayar nominal tertentu. Jangan menunggangi keutamaan tiga masjid tersebut dengan kepentingan tertentu yang bisa menimbulkan salah persepsi, meskipun untuk tujuan baik.

BACA JUGA:   Beda kota beda batiknya

Saya yakin kok, baik akun @sedekahharian maupun @ahmadgozali tidak akan mengambil keuntungan finansial dari sedekah yang didapatkan dari program tersebut, atau program sedekah harian yang selama ini sudah berjalan, toh, dengan isi poster yang kontroversi semacam itu justru akan menjadi bumerang, bukan hanya program sedekah yang mereka galang, tapi bisa merusak wajah gerakan sedekah lain baik individu, komunitas maupun institusi yang memang sedang berkembang dengan pesat dewasa ini.

Kenapa saya sebut bumerang? Ya, karena banyak program2 sejenis, penggalangan dana dengan mengutip ayat, atau memanfaatkan keimanan seseorang demi meraup keuntungan pribadi/kelompok yang tidak jelas manfaatnya. Tentu kita masih ingat gerakan penggalangan dana #savemaryam yang mempropagandakan klaim palsu bahwa 2 juta muslim Indonesia di kristenkan agar mendapatkan bantuan finansial dari seluruh dunia (sila kunjungi link postingan berseri mas iwan berikut untuk lebih jelasnya). Atau memberlakukan tarif tidak masuk akal (kisaran 1000% dari rata2 harga kewajaran) untuk bus haji dari daerah menuju embarkasi (klik link kang rawins berikut ini). Bukan tidak mungkin ada program2 berkedok sedekah pun ternyata digunakan untuk kepentingan pribadi para panitia atau buzzernya, who knows? maka dari itu wajar jika saya sensi berat ketika mendapati adanya gerakan sodakoh dengan keuntungan akan didoakan di Baitullah dengan bersedekah di atas nominal tertentu.

BACA JUGA:   Reklamasi, Perlukah?

Orang2 tentu akan bertanya, jika ada seribu orang dengan seribu doa yang harus dipanjatkan seorang saja di Baitullah, akankah doa tersebut disampaikan dengan khusyuk? atau sekedar dibacakan keras2 di depan Kabah? atau malah dibaca saja isi emailnya di masjidil Haram? berapa lama waktunya? akankah 1000 doa itu akan dipanjatkan dalam 1 malam? atau sampai malam terakhir? atau malah sampai beliau masuk ke bandara dan pulang ke tanah air? Lha wong klo ada tetangga akan pergi haji saja, ada puluhan sanak kerabat yang titip agar didoakan disana dengan biaya seikhlasnya alias gratis, saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya, karena saya yakin setiap orang memiliki pribadi berbeda, apakah mereka disana akan kerepotan oleh doa2 sanak kerabat, membiarkannya, berdoa seadanya, atau dengan ikhlas menyempatkan diri mendoakan dengan setulus hati.

Sodakoh itu baik, mengajak orang lain bersedekah seribu sehari juga sangat baik, saya dukung itu, tetapi dengan adanya embel2 didoakan di Baitullah dan dengan tarif tertentu jelas tidak etis dan sangat merendahkan. Alhamdulillah dari pihak @sedekahharian maupun @ahmadgozali segera menghentikan program ini dan melakukan klarifikasi baik di akun2 mereka dan beberapa media, meskipun bagi saya klarifikasi mereka masih mengambang dan beberapa poin ambigu, tapi bersyukur mereka mau mengakui kekhilafan mereka. Persepsi orang bisa saja berbeda dalam menerima sesuatu, tetapi niat baik, hendaknya tetap dilakukan dengan cara2 yang baik, bukan sekedar mengutip keutamaan ibadahnya tetapi juga alangkah lebih elok jika tetap memperhatikan etika dan nilai yang hidup dalam masyarakat.

Bagi yang berkenan sedekah komentar dipersilahkan, gratis lik

5 pemikiran pada “<span class='p-name'>Titip Doa berbayar</span>”

  1. sebenernya niatnya baik, orang2 yang bersedekah akan didoakan gratis di baitullah, tapi caranya salah, masak sedekahnya diberi patokan minimal Rp 102.014, kan ngaco klo itu mbak

    Balas
  2. sebetulnya, saya gak tau kehebohan ini. Apalagi di twitter. Tapi memang kesannya janggal. Do'a kok dibayar? Kesannya kayak gak ikhlas. Dan khawatir kalau ada persepsi menjual agama

    Balas

Tinggalkan Balasan ke anotherorion Batalkan balasan

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini