Belajar Mendidik Anak Bareng Sapa Sahabat Keluarga Kemdikbud

Belajar Mendidik Anak Bareng Sahabat Keluarga Kemdikbud. Sebagai orang tua dengan dua anak, mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah, meskipun demikian, sudah menjadi tanggung jawab kami agar bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak kami.

Anakku yang pertama, Fahri, berusia lima tahun, saat ini duduk di bangku Taman Kanak-Kanak di kampungku, Dusun Bandung Kulon, Tambakrejo, Tempel, Sleman. Si kecil Faiz, berusia 3 tahun saat ini belajar di PAUD Widya Bakti Dusun BatangGede di Desa yang sama.

Memiliki dua anak dengan selisih usia yang tidak terlalu jauh bisa dibilang gampang-gampang susah. Waktu baru punya satu anak, semua perhatianku dan istri kami curahkan untuk Fahri, saat Faiz lahir perhatiannya mulai terbagi, di usia sekarang ini mereka sudah mengenal rasa iri satu sama lain. Setiap hari ada saja hal sepele bagi kami sebagai orang tua yang jadi alasan mereka untuk bertengkar, mulai dari berebut mainan sampai berebut kasih sayang dari kami.

Aku sendiri memilih untuk mendidik anak sendiri, tidak dengan bantuan asisten rumah tangga maupun baby sitter, kami sendiri masih tinggal di rumah mertua yang sedikit banyak memiliki pengaruh juga dalam pola kami mendidik anak. Ada kalanya kami menginginkan Fahri dan Faiz belajar lebih disiplin, tapi dimana-mana namanya kakek nenek selalu memiliki rasa sayang yang lebih pada cucu-cucunya. Jadi terkadang proses pembelajaran tersebut menjadi terkendala, tidak masalah sebenarnya, karena buat kami sendiri, bagaimanapun baik kami selaku orang tua maupun kakek neneknya hanya ingin yang terbaik buat Fahri dan Faiz, meski menggunakan metode pendekatan yang berbeda.

Bicara soal pendidikan dalam keluarga, sebenarnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memiliki direktorat sendiri yang mengurusi pendidikan keluarga. Jika selama ini kita mengenal adanya direktorat lembaga pendidikan formal dan nonformal yang dipimpin oleh seorang dirjen, maka pendidikan keluarga ini juga punya direktorat tersendiri yang bernama Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga.

Pertengahan bulan ini aku beserta rekan-rekan blogger dari Jateng dan DIY diajak belajar bersama oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga dalam sebuah pelatihan yang digelar selama 3 hari di Hotel Jayakarta, Yogyakarta. Pelatihan itu mengambil tema, Sapa Sahabat Keluarga. Sahabat Keluarga sendiri adalah portal Pembinaan Pendidikan Keluarga yang berada di bawah naungan Kemdikbud. Ada dua menu utama dalam materi pelatihan kali ini, materi pertama dipandu oleh salah satu penulis ternama dan juga seorang inisiator dalam dunia pendidikan, beliau adalah pendiri Rumah Dunia,  Gol A Gong. Pemateri kedua adalah seorang pegiat video yang kerap memproduksi video pendek inspiratif dari Film Maker Muslim, Muhammad Iqbal.

BACA JUGA:   MOPD ramah siswa baru

Berolahraga, Menulis dan Membaca Bersama Gol A Gong

gol a gong belajar mendidik anak bersama sapa sahabat keluarga kemdikbud

Gol A Gong adalah orang yang sangat concern terhadap pendidikan, terbukti dari adanya Rumah Dunia yang menjadi tempat bagi siapapun untuk belajar tanpa mengenal usia. Ternyata, hal tersebut tidaklah terlepas dari masa lalu Gol A Gong sewaktu masih kecil. Di masa kecilnya Gol A Gong harus kehilangan tangan kirinya karena kecelakaan di masa kanak-kanak yang membuatnya harus diamputasi. Saat pertama terbangun dari operasinya, Gol A Gong bertanya pada ibunya.

Ibu apakah tanganku akan tumbuh lagi?

Dan ibunya menjawab, ya tanganmu akan tumbuh lagi

Kata-kata ibunya itu membuat Gol A Gong yakin dan tidak merasa rendah diri dengan kekurangannya, ia yakin, suatu saat tangan kirinya akan tumbuh seperti tanaman yang tumbuh di musim hujan. Di sisi lain, ayah Gol A Gong yang seorang guru olahraga menyadari, beliau harus memberikan bekal lebih kepada putranya.

Sejak itu, setiap pagi, Gol A Gong kecil selalu diajak berolahraga oleh ayahnya, dia juga dibelikan berbagai macam buku bacaan. Waktu itu, Gol A Gong tidak menyadari apa yang diinginkan ayahnya, ia hanya tahu, ia harus berolahraga bersama ayahnya setiap pagi dan rajin membaca, sudah.

Gol A Gong pernah meraih 3 medali emas sekaligus dalam FESPIC (Far East and South Asia Pasific) GAMES IV, Solo 1986. Pesta Olahraga Atlet Cacat Se-Asia Pasific. Ia meraih juara tunggal putra, beregu putra, dan double putra cabor badminton. Prestasinya ini membuat bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya berkumandang di pesta para games 1986 tersebut. Ia juga menjadi wartawan, sastrawan, terlibat dalam dunia televisi dan menerbitkan berbagai buku, hingga kemudian muncul gagasannya untuk mendirikan Rumah Dunia.

Olahraga, membaca dan menulis, membuat hidupku lebih baik, meski dengan satu tangan

Gol A Gong

Gol A Gong mungkin tidak akan menjadi seperti sekarang, seandainya Ayah dan Ibunya dulu tidak membesarkan harapannya, terus memberikannya semangat meski dengan kondisinya yang tidak seperti rekan-rekan sepermainan lainnya.

Video Positif Ala M Iqbal Film Maker Muslim Studio

 

tips%2Bmembuat%2Bvideo%2Bfilm%2Bmaker%2Bmuslim%2Bsapa%2Bsahabat%2Bkeluarga%2Bkemdikbud

Lain Gol A Gong, lain juga cerita dari Muhammad Iqbal, salah satu aktor dibalik Film Maker Muslim Studio, sebuah channel Youtube yang sudah memiliki 400 ribu subscriber punya cerita yang tidak kalah menarik. Mereka tidak menyangka film bergenre islami pertama mereka yang berjudul Cinta Subuh dan dibuat di tahun 2014 meledak di Youtube, hingga saat artikel ini ditulis, film pendek  berdurasi 15 menit tersebut telah ditonton lebih dari 2,2 juta pemirsa.

BACA JUGA:   Remaja dan Problematikanya

Film yang mencoba menghadirkan perjuangan seorang lelaki kepada kekasihnya untuk bisa menjadi lebih baik ini punya alur cerita yang tidak terduga, cerita tentang harapan, keikhlasan dan ketetapan hati yang dikemas dengan lucu namun tetap menyentuh.

Saat ini Film Maker Muslim sudah memiliki cukup banyak video yang fokus pada tema islami, beberapa diantaranya memiliki episode episode tersendiri seperti Cinta Pertama Ratih, Dokter Hafidz, Indahnya berbagi dan sederet film pendek lainnya.

Kesuksesan ini tentunya tidak datang dengan sendirinya, Iqbal dan kawan-kawan pernah membuat film hanya dengan budget sangat minim, dua ratus ribu rupiah saja, selain itu mereka juga sempat merasakan diusir dari masjid pada saat syuting karena tidak meminta ijin terlebih dahulu kepada pengurus masjid. Saat ini Film Maker Muslim Studio sendiri sudah bekerjasama dengan berbagai pihak, ada yang menjadi klien, investor, donatur dan lain sebagainya. FMM Studio memang fokus untuk memberikan konten kreatif dakwah dalam bentuk video cerita untuk menggugah kesadaran anak-anak muda dalam beragama.

Dalam pelatihan ini kami diminta untuk membuat artikel positif dan belajar mengenai teknis pengambilan video, untuk konten positifnya mengambil dari apa yang berada di seputaran hotel tempat kami bermalam, sementara untuk video kami diajak tim dari Sapa Sahabat Keluarga Kemdikbud untuk mengunjungi Tebing Breksi

membuat%2Bvideo%2Bkonten%2Bpositif%2Bdi%2Btebing%2Bbreksi

Kebutuhan konten kreatif positif, baik itu berupa artikel, gambar maupun video di internet memang sangat diperlukan untuk menjaga generasi kita, menjaga anak-anak kita dan bisa juga menjadi panduan untuk para orang tua dalam mendidik putra putri mereka di era digital. Tiadanya sekat antara hal baik dan buruk di dunia maya tentu akan dapat ditanggulangi jika seorang anak memiliki basic pendidikan yang baik, karena mereka sendirilah nantinya yang dapat memfilter konten-konten seperti apa yang akan mereka akses. Tugas kami sebagai orang tua adalah membimbing mereka untuk dapat menemukan sendiri nilai-nilai positif yang kelak akan menjadi pedoman mereka dalam menjalani kehidupan ini, semoga

15 pemikiran pada “<span class='p-name'>Belajar Mendidik Anak Bareng Sapa Sahabat Keluarga Kemdikbud</span>”

  1. Aq jg tipikal ortu yg maunya ngurus anak sendiri. Jengah aja kalo anakku diurus ama nenek atau pembantu, soalnya suka nggak cocok sih metode & nilai2nya. Biar deh, dibelain mpe jungkir balik.

    Balas
  2. Loh ternyata aku durung komen ning kene heheee…. Wah kalau simbah ki pancen beda yen karo putu. Aku dulu pernah ikut ortu 2 tahun & mertua 2 tahun. Wah parah peraturan berantakan. Tapi lihat sisi baiknya saja, simbah itu pasti nggak ada maksud nggak baik, cuma sering kebablasan aja manjainnya.

    Balas
    • nah iya mbak, aku sekarang selalu ngeliat sisi baiknya aja, meski ya klo mo menerapkan aturan ke anak ya akhirnya ga pernah beres

      Balas

Tinggalkan Balasan ke Wiwied Widya Batalkan balasan

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini