Cinta Digital

Jaman sekarang dimana social media menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup anak2 muda, adalah sebuah hal yang wajar jika bukan hanya transaksi e-commerce baik berbasis socmed maupun online shop yang mengalami kenaikan signifikan, tetapi juga memicu angka tumbuhnya cinta digital.

Cinta digital, adalah sebutan untuk perasaan yang dialami para pengguna internet maupun social media aktifis yang terlibat cyber affair dengan lawan bicaranya di media digital. Kenaikan ekskalasi ini tumbuh seiring dengan semakin berperannya social media dalam hidup kita.

Anak2 muda menganggap socmed adalah bagian dari gaya hidup, pun demikian dengan orang2 yang lebih mapan secara finansial dan kedewasaan, mereka kemudian mendeskripsikan sisi sisi baik mereka, personal interest dan kemudian menguploadnya dalam bentuk2 yang bisa diakses banyak orang dari berbagai penjuru.

cyber affair

Sebagian akan saling tertarik satu sama lain, dan memunculkan digital chemistry, sesuatu yang sebetulnya sedikit terkamuflase oleh kenyataan ada tabir yang memisahkan sisi personal seseorang di dunia maya dan di dunia nyata. Tapi apa yang kita punya? jika kita hanya punya pilihan mengenal seseorang tersebut dari bagaimana ia berusaha menggambarkan sisi baiknya saja di dunia maya. Orang2 seperti saya dan juga anda tentu enggan untuk berbagi semua sisi pribadi kita di dunia maya, alasan privasi, menopengi diri sendiri, ingin menjadi sosok pribadi lain, menampilkan ekspresi tertentu dan tentu saja karena keterbatasan fasilitas social media itu sendiri yang membatasi hadirnya sosok personality kita secara lengkap.

Keterbatasan ini seringkali digunakan orang2 untuk mendapatkan keuntungan dari orang yang kurang peka dan waspada, banyak foto profil cantik dan ganteng bertebaran, kesan pribadi yang hangat, sabar dan menyenangkan, lalu kemudian digunakan untuk menjerat korban demi keuntungan finansial atau lainnya.

Disisi lain, keterbatasan digital ini memaksa kita untuk beradaptasi dalam berkomunikasi, karena tidak bisa melihat ekspresi & mimik wajah seseorang maka kita mengasosiasikan sendiri hal tersebut ketika menjalani proses komunikasi di jejaring digital. Dan biasanya hal tersebut adalah asosiasi positif, mencitrakan lawan bicara kita sebagai sosok yang baik. Sedikit banyak hal itu menciptakan stimulus dalam otak kita untuk lebih bisa menerima kekurangan orang tersebut ketika benar2 bertemu nantinya di dunia nyata.

Cinta digital bukan berarti sesuatu yang buruk, ia hanya efek samping dari penggunaan teknologi digital oleh penggunanya, kita sendirilah yang menentukan akankah kita melibatkan diri kita sendiri dalam cinta digital atau tidak.

BACA JUGA:   BUMN Hadir Untuk Negeri Rayakan HUT Kemerdekaan RI di Gorontalo

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini