Episod Sahabat

“Temenin gw Dan” pinta Cici memelas

Masih dua jam sebelum keberangkatanku ke Macau. Aku pandangi sahabatku itu, kasihan Cici. Keputusannya untuk memilih laki2 pilihan hatinya ternyata membuat hidupnya lebih menderita. Keluarganya tak pernah merestui pernikahannya dengan Andi, Cici terpaksa kabur dari rumah demi cintanya. Sayang kini justru Andi menelantarkannya dan memilih wanita lain yang lebih kaya dari orang tua Cici. Slompret!!!

Episod Sahabat friendship 06Kuajak Cici masuk ke sebuah kafe dan memilih tempat duduk yang ada di tepi, yah aku ga pengen orang2 memperhatikan kami.

“Ya udah sini aja Ci, mau pesen apa?”
“Apa aja deh”
“Ya udah bentar ya”

Aku memanggil seorang pelayan dan memesan menu kesukaan Cici, kentang goreng n cola.

“So….?” kuarahkan perhatianku ke arah Cici, dia nampak enggan memulainya.

sembilan puluh menit berlalu

“Jadi gitu Dan, menurutmu gimana?” 

Aku menghela nafas, rumit, sebenarnya pantang bagiku terlibat secara langsung kehidupan pribadi orang lain, tapi gimana juga Cici sobatku sejak SD dulu, aku bosan mendengar ceritanya tentang suami brengseknya, tapi mana mungkin klo aku menolak sekedar mendengarkan ceritanya? selama ini dia tidak pernah menolak menjadi tempat sampah bagi semua masalahku, toh aku hanya perlu duduk manis didepannya. Aku terdiam, di satu sisi aku tidak setuju dengan tindakannya selama ini tapi aku berusaha memilih kata yang tidak memojokkannya.

“Aku ga punya komentar Ci, tapi aku yakin kamu punya alasan yang emang menurut kamu terbaik buat kamu jalani” Aku mencoba memasang senyum untuknya
“Gw butuh solusi Dan” katanya lirih

*Ada Ci, cerain suamimu dan balik ke rumah orangtuamu*

Tapi itu tak pernah terlontar dari mulutku

“Maaf Ci, aku ga punya solusi buat kamu, kamu yang paling ngerti siapa n apa keinginanmu”

Kupandangi arlojiku, aku ketar ketir klo sampe terlambat di bandara. Cici menangkap dengan tepat ekspresi wajahku

“Ya udah Dan, maaf ya dah ngerepotin kamu”
“Eh, nggak, nggak papa kok Ci, masih ada setengah jam lagi klo mau”
“I know you so well Dan, muka lo ga bakal bisa boongin gw, jangan kuatir i’ll be fine here’s”
“Beneran Ci?” Selidikku

Cici cuma mengangguk n menghabiskan sisa coke cola dihadapannya.
Kami pun berpisah di depan kafe, aku segera menyetop taksi dan berangkat ke bandara.

Sms masuk,

*sebuah pesan singkat yang pernah kukirimkan untuknya*

Maybe u still have no solllution for me, but u always make me strong,
terimakasih telah ada untukku
*cerpen ini buat 2 orang sahabatku: L & L*
*gambar dari sini*

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini