Fenomena Sosis

Sekarang jamannya makan sosis, sosisnya enak sehat bergizi….

Lagu berirama cucak ro wo ini bener-bener happening dan easy listening, semua orang kenal dengan syair gubahan yang dinyanyikan sama om Dedy Mizwar dkk ini. Nah sekarang ayo kita ngupas sedikit tentang produk makanan yang ditawarkan.

SOSIS

Sejarah sosis konon bermula di negeri para Dewa Yunani, ditemukan dalam manuskrip yang berusia 500SM, sementara di Timur Tengah tepatnya di Sumeria konon sosis mulai diproduksi sekitar tahun 300 SM. Kata sosis sendiri berasal dari bahasa Romawi yaitu salsus (asin). Sosis berkembang pesat di negara-negara Eropa, bahkan setiap negara memiliki sosis andalan yang menjadi ciri khas kota kota mereka, misalnya di Itali ada sosis Bologna, sosis Wiltshire di Inggris dan Lyon sosis di Prancis. Sosis masuk ke Indonesia dibawa oleh para penjajah Belanda, tetapi baru mulai dikenal luas di masyarakat setelah era orde baru, bersama dengan aneka makanan beku lainnya seperti nugget dan otak-otak.

sosis homemade enak bergizi

Sampai saat ini sosis telah merambah ke seluruh penjuru dunia dan memiliki berbagai aneka varian rasa, tidak selalu berasal dari hewan seperti ayam dan sapi, tetapi juga mulai menggunakan bahan nabati seperti kacang merah maupun jamur tiram putih.

BACA JUGA:   Jambon Resto, tempat makan wisatawan rombongan di Jogja

Sosis dibuat dengan cara mencampurkan adonan daging giling yang sudah ditambah garam dan bumbu ke dalam sebuah selongsong casing. Campuran bahan ini kemudian dimasak dengan cara direbus, diasap dan dikeringkan. Pengasapan saat ini menjadi metode paling populer dalam pembuatan sosis karena menghasilkan daya tahan yang lebih lama pada produknya.

Casing sosis yang dapat dimakan adalah casing colagen, casing ini terbuat dari kolagen sapi sehingga dapat langsung dimakan. Umumnya casing colagen untuk produk sosis di Indonesia diimpor dari Australia. Selain memperhatikan food grade tentunya juga memperhatikan kehalalan casing agar dapat diterima di negera-negara dengan penduduk muslim.

Sebagai makanan, sosis dapat disajikan sebagai menu utama atau dicampurkan dalam makanan lain, di Amerika, sosis digunakan sebagai pengganjal hot dog, sementara di Indonesia banyak digunakan ibu-ibu untuk menarik minat anaknya pada masakan jenis sop.

Anakku yang pertama sangat suka dengan makanan jenis ini, sosis, bakso, nugget, otak otak adalah kesukaannya, tapi aku mensiasatinya dengan hanya memberikan potongan-potongan kecil dalam jumlah banyak, dengan didampingi lauk pendamping lainnya seperti tempe, telor atau tahu.

BACA JUGA:   Swiss Bel Cultural Food Festival; Sahara

2 pemikiran pada “<span class='p-name'>Fenomena Sosis</span>”

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini