Aku pernah dapet nasihat dari seorang teman, ketika kita mendapatkan diri sedang menjalani hukuman, nek diseneni rungokna, nek diantemi rasakna, artinya adalah jika kita dimarahin, dengerin, klo dipukulin rasakan saja. Toh setelah selesai hukuman maka selesai jugalah prosesi luapan kemarahan itu.
Memang jika kita punya kekuasaan untuk melawan maka kita bisa saja melawan, tapi jika posisi kita lemah terhadap pemberi hukuman ya kita mau apa? mau nantang juga gak mungkin, mau menggerutu toh hasilnya sama saja, jalani saja dengan biasa, karena gak mungkin hukuman itu berlaku selamanya.
Lari dari proses hukuman hanya akan memperpanjang durasi dan menambah berat hukuman yang akan diberikan, tapi mungkin sedikit banyak begitu yang dilakukan oleh kita, sebisa mungkin lari dari tanggungjawab kita setelah melakukan kesalahan dengan harapan hukuman itu akan dihilangkan sama sekali.
Padahal kita sama2 tahu, kemungkinan itu hanya fifty-fifty dimana orang akan merelakan kesalahan kita sama sekali, bisa saja hukuman kita ditambah atau kita dipersulit di masa yang akan datang.
Akan lebih baik jika kita menjalaninya, tidak usah harus ikhlas, tidak ada orang yang akan ikhlas membiarkan dirinya dihukum orang lain, tapi ikuti saja, mengalirlah seperti daun yang terbawa air yang sesekali harus timbul tenggelam dalam derasnya arus. Pada akhirnya kita akan sampai di muara.
Anggaplah hukuman itu ujian, sarana introspeksi, dengan hukuman kita akan semakin aware dengan kesalahan kita, tak usah merisaukan caci makian orang yang memarahi kita, ingatlah apa yang keluar dari mulut orang marah hampir sebagian besar adalah sampah yang akan menyumbat telinga dan kesehatan akal kita. Berpikirlah lebih jernih, untuk menghindarinya di masa datang, untuk menemukan jalan lain yang lebih baik dari yang kita lalui sekarang.
Tidak ada hukuman yang berlaku selamanya kecuali hukuman untuk iblis oleh Yang Maha Kuasa, bahkan seorang yang terpenjara pun masih punya kesempatan mendapatkan pengurangan masa hukuman, jalani saja dan sadarilah hukuman seburuk apapun yang tidak berhasil membunuh kita, tidak pantas untuk menurunkan semangat kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Hukuman …..
Cuma teringat guru SMPku yang ngajarnya brutal, kalo salah nulis jawaban di papan tulis langsung dimarahin plus teriak-teriak di depan mata. Haaaaah, nyebelin buanget 🙁
*kok jadi ra nyambung ya
*sambungke ae lah Yo
lha kabel telpon disambung tali rafia ya nggak nyambung
Terima kasih nasihat bijaknya
Maunya sih sebisa mungkin menghindari kesalahan, tapi sering kelupaan, udah tahu salah, tetep aja ga enak dengerin kemarahan, tapi kalau marah pengennya dipuas-puasin.
Artinya, saya manusia biasa kaaaaannnn……… 🙂
iyes benul sekali mbak metty