Tapi apa makna dari kemerdekaan ini bagi masyarakat Indonesia dewasa ini? apakah hanya sekedar legalitas atas pengakuan sebagai bangsa yang berdikari?
Banggakah anda menjadi seorang Indonesia?
Ketika pertanyaan itu diarahkan pada anda, mungkin anda akan menjawab dengan sangat patriotis dan idealis, meskipun mungkin hanya sedikit yang melekat ditubuh anda adalah produk dalam negeri. Anak2 muda kita cenderung mengikuti tren busana dan gaya hidup ala barat. Etika kesopanan, keramahan dan unggah ungguh yang menjadi ciri khas budaya kita hampir tidak dijumpai dalam suasana hedonis warga perkotaan.
Kesan sangat Indonesia justru terlihat dari orang2 kecil, yang termarjinalkan oleh kebijakan2 pemerintah kita. Merekalah yang masih pantas disebut orang2 Indonesia, selalu menggunakan produk dalam negeri karena memang tidak mampu membeli barang import, masih menjaga kelestarian budaya dan kearifan lokal. Tapi hanya sedikit dari kita menganggap mereka lebih Indonesianis dibanding kita yang lebih akrab dengan merk macam Mc Donald, Rip Curl, Carrefour, Hugo’s.
Di Multiply saya mengenal seorang blogger yang ternyata sangat Indonesianis. Pace Soleno, begitulah dia disapa, dilihat dari posting2annya yang mengupas kekayaan alam dan budaya Papua. Absolutely kesan cinta tanah air begitu dalam. Memang dia hanya mempostingkan kekayaan alam dan budaya salah satu daerah di Indonesia, yaitu Papua. Tapi berapa banyak dari kita yang mengangkat tema kekayaan alam dan budaya kita sebagai “roh” dalam setiap tulisan kita?
Seandainya semua blogger memiliki kemauan untuk mengangkat tema kekayaan lokalnya sebagai salah satu bentuk kecintaannya pada negara ini seperti apa yang dilakukan Pace Soleno dengan kekayaan Papuanya, entah mengangkat potensi batik, wayang, tarian daerah, potensi wisata lokal, tentu kekayaan dan budaya daerah sebagai identitas bangsa ini tidak akan sirna ditelan arus globalisasi atau dicuri terus menerus oleh bangsa lain.