Kenapa aku harus Atheis?

Hari ini sekali lagi aku pengin ngeluarin uneg – unegku, yup hanya sekedar untuk mengurangi apa yang tersimpan di otak. Beberapa minggu kemarin aku mendapati sebuah tulisan yang cukup aneh, yaitu tentang keTuhanan, dalam postingan tersebut penulisnya memposisikan diri sebagai seorang Atheis yang meyakini bahwa Tuhan tidak ada, plus di dukung dengan argumentasi2nya, baginya seandainya argumennya salah maka dia tetap menganggap Tuhan yang kita kenal merupakan Tuhan yang pasif, yang cuma bisa menonton roda kehidupan di dunia tanpa memberikan komentar atau tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi. Apa yang terjadi di dunia ini murni akibat sebab akibat bukan karena campur tangan Zat Pencipta.

Sebagai orang yang tidak mempercayai Tuhan maka agama tentu bukanlah sesuatu yang sakral dan pantas dijadikan pegangan, karena agama yang jumlahnya memang banyak, bermacam2 dan semua mengklaim sebagai satu2nya jalan menuju Tuhan. Dari munculnya bermacam2 agama maka dapat disimpulkan bahwa agama tidak lain hanya sekedar manifestasi peradaban manusia yang tidak berbeda dengan kebudayaan. Agama merupakan panduan norma2 untuk ditaati oleh kelompoknya, agama merupakan inisiatif dari pribadi/sekelompok orang untuk menentukan siapa Tuhan mereka dan bagaimana seharusnya manusia tunduk terhadap “Tuhan” sebagai representasi kesakralan yang harus ditaati. Karena itu posisi Tuhan adalah sebagai ciptaan kehendak manusia, dengan kata lain Tuhan adalah Makhluk yang diciptakan manusia untuk disembah. Dengan begitu maka praktis dia tidak mengakui adanya nabi2, orang2 suci maupun mukjizat2 yang dipercaya oleh pemeluk2 agama sebagai bagian dari keimanan, hanya sebagai mitos2 sebagai daya pikat untuk menarik khalayak kepada aturan main agamanya, tidak ada alasan logis sebab akibat dalam mukjizat2 yang dikisahkan dalam kitab suci. Alasan2 tersebut bagi orang atheis mungkin cukup masuk akal tapi bagiku cara pemikirannya terlalu dangkal, dan buatku cukup aneh jika orang2 memilih menjadi atheis karena alasan2 tersebut di atas.

Bagiku Tuhan itu ada, dan sebagai umat muslim aku meyakini Tuhan adalah Dzat Agung yang tidak bisa tergambarkan oleh panca indera manusia. Tapi eksistensi Tuhan bisa kita temukan dari eksistensi makhluk2 ciptaanNya, manusia, hewan, tanaman, bumi, tata surya dsb. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna tentu tidak sekedar memenuhi siklus lahir-hidup-mati, makan-minum-tidur, tapi tentu ada sebuah Maha Rencana terhadap siklus dan regenerasi manusia sejak zaman Nabi Adam di dunia ini. Apakah Maha Rencana itu?apapun yang Tuhan rencanakan dengan Maha Rencana tersebut tentu itu adalah sesuatu yang begitu besar lingkupnya, begitu agung. Kita tidak akan membahas grand planning Tuhan tersebut tapi membahas tentang diri kita sendiri. Manusia disebut makhluk paling sempurna karena memiliki Cipta, Rasa dan Karsa, sesuatu yang tidak dimiliki makhluk2 Tuhan yang lain bahkan Malaikat dan Iblis sekalipun. Cipta yaitu manusia mampu menciptakan sesuatu yang baru, memiliki kreativitas dan inovasi, Rasa dimana manusia memiliki perasaan, memiliki nurani untuk membedakan mana baik mana yang buruk, dan Karsa manusia memiliki kemampuan untuk berkehendak, berkeinginan dan berhawa nafsu.

Jika kita mengikuti pola eksistensi Tuhan di atas, tentu kita bisa menemukan pola eksistensi manusia berdasarkan hasil peradaban manusia, anak kecil tentu bisa tahu jika sepeda tidak mungkin ada dengan sendirinya, ayam goreng tidak mungkin tersaji begitu saja, ada faktor subjek, objek dan proses dalam hasil penciptaan2 tersebut. Dengan begitu tidak mungkin kita menisbikan adanya Pencipta Manusia/Pencipta Semesta pada proses terjadinya kita. Berbeda dengan manusia Tuhan adalah kreator sebenarnya dari unsur2 di dunia ini. Sedangkan manusia hanya mampu “menciptakan” dalam bentuk manipulasi saja, manusia mampu mengubah logam menjadi sepeda, ayam menjadi ayam goreng, semikonduktor menjadi komponen2 komputer, manusia hanya mampu memanfaatkan dari resource yang ada menjadi bentuk baru dan fungsi yang baru.

Dari penjelasan di atas tentu dapat kita yakini bahwa Alam semesta tidak muncul dengan sendirinya, ada beberapa teori tentang terciptanya alam semesta namun kebanyakan fisikawan sendiri cenderung meyakini bahwa Alam semesta tercipta dari sebuah ledakan Big-Bang, dalam teori Big-bang alam semesta terjadi karena adanya unsur2 yang memadat jadi satu dan kemudian meledak, sisa2 ledakan itulah yang kemudian menjadi ratusan sistem galaksi. jika kita merunut logika sebab akibat, dan menisbikan campur tangan subjek pelaku maka harus ada kejelasan mengapa ada unsur2 yang menjadi sebab musabab Big-Bang, harus ada kejelasan apakah ada pengaruh gaya gravitasi yang membuat unsur2 tersebut memadat dan meledak, sedangkan sampai hari ini setahuku ilmuwan belum bisa menyimpulkan secara pasti faktor2 yang mempengaruhi penciptaan alam semesta dengan pendekatan Big-Bang, jika big-bang terjadi tanpa campur tangan Tuhan maka sesuatu yang nol seharusnya tidak akan mengalami proses apapun apalagi sampai mengakibatkan ledakan Maha Dasyat yang membentuk tatanan alam semesta. Jadi ada subjek pelaku dan objek unsur2 pra semesta sebelum terjadinya ledakan Big Bang tersebut. Tentu penjelasan ini seharusnya direnungkan juga oleh para evolusionis yang meyakini makhluk hidup berasal dari hewan bersel satu yang antah berantah tiba2 nongol di muka bumi lalu berubah menjadi manusia dan monyet.

Kedua dalam faktor mukjizat para atheis dengan berdasar logika sebab akibat meyakini hal tersebut palsu dan mengada2, dalam teori sebab akibat ketika ada sebuah extraordinary process maka akan merusak kaidah teori sebab akibat dan merusak tatanan alam semesta, misal manusia tidak mungkin bisa terbang SEBAB tidak memiliki sayap dan bentuk fisik manusia (anatomi, rangka dan berat tubuh) tidak memungkinkan manusia untuk terbang seperti burung. Jika manusia bisa terbang AKIBATNYA akan merusak teori2 kebenaran tentang fisik manusia itu sendiri. Logika di atas ada benarnya tapi tentu saja teori sebab akibat tidak hanya sampai begitu saja, buatku itu adalah teori sempit, aku ambil contoh kesuksesan seseorang dalam mengerjakan UN, dalam teori sempit kita bisa menjelaskan bahwa siswa harus belajar agar mampu mengerjakan soal2 UN dan sukses lulus dari sekolah. Tapi dalam teori sebab akibat yang kompleks masih banyak sebab2 lain yang menjadi faktor kesuksesan tersebut misal; tidak ada gangguan listrik ketika siswa sedang belajar sebelum UN, tidak ada orang/keadaan yang bisa menyebabkan siswa gagal mengikuti UN (kecelakaan, bangun kesiangan) ada juga siswa yang tidak lulus karena kurang teliti membaca nomor soal; soal no 10 dijawab di no 11 akibatnya jawaban berikutnya salah semua. Jadi jika merunut teori sebab akibat mengenai Mukjizat, maka orang bisa saja terbang tanpa sayap dengan adanya faktor2 lain yang mempengaruhinya, yaitu di ruang hampa udara/gravitasi nol atau memang karena ada campur tangan ke-Ilahian.

Hal terakhir yang lumayan konyol bagiku adalah Jika benar Tuhan itu Esa kenapa semua agama yang ada tidak bisa duduk bersama sejajar dan berfusi menjadi satu sebagai agama keTuhanan saja, bukan agama A, B, C dan seterusnya, atau memang Tuhan hanyalah makhluk khayalan yang diciptakan manusia untuk menakut2i manusia lain untuk tetap tunduk pada norma yang ada sehingga setiap Tuhan memiliki bentuk berbeda sesuai peradaban yang ada. Bagiku selaku umat Islam, Tuhan itu Esa hanya Allah SWT semata, logikaku begini seandainya benar Tuhan diciptakan oleh manusia, bagaimana mungkin umat Islam menciptakan “Tuhan” sebagai sesembahan dan menentukan cara peribadatan padaNya? bagaimana mungkin umat Islam mau2nya percaya pada Tuhan yang bentuk dan wujudnya saja tidak pernah mereka rasakan dengan panca indera?? apalagi kalo Nabi Muhammad sampai menciptakan Tuhan??? Ya Ora Mungkin Banget Lah!!!!Atheis ya atheis tapi mbok ya aja bodo2 banget

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini