Life at Your Path, on Your Responsibility

Setiap manusia punya jalan hidup sendiri sendiri, masing2 mereka akan memiliki kekhasan yang membedakannya bahkan dari kembar identiknya sekalipun. Tidak akan tertukar amalan seorang yang satu dengan yang lain meskipun seluruh dunia dikelabui olehnya.

Memiliki sahabat, teman yang seperti saudara adalah sebuah anugerah, tetapi kita harus selalu meyakini bahwa apapun yang diberikan Tuhan di dunia ini adalah fana dan sementara, begitu juga sahabat. Pada akhirnya kita seperti seseorang yang bertemu, berkenalan dan beramahtamah dengan seseorang lainnya dalam sebuah kereta, kemudian saling mengucapkan perpisahan ketika telah sampai pada tujuan masing2, ya kita tidak akan sebaik itu ikut mengantarkan ia sampai di pintu tujuannya jika memang tidak satu arah dengan tujuan kita.

Kenapa???

Bukankah kita makhluk sosial yang harus saling tolong menolong?? Ya benar, tetapi sebagai makhluk sosial kita juga masih memiliki tanggung jawab sebagai makhluk individual, we have our own path and our responsibility, that neither one will take it for us, begitu juga dengan orang2 disekitar kita, saudara, keluarga, sahabat….

Life at Your Path, on Your Responsibility life 110411 extraTentu saja bukan berarti kita harus abai dengan sahabat kita, menjadi seorang individualis hedonis, bukan. Hanya pada sebuah pengertian bahwa sejauh apapun kita ingin membantu sahabat kita, kita harus menyadari ada satu titik dimana kita tidak lagi bisa membantunya, ada satu titik dimana kita harus mengikhlaskan ia memilih jalan hidupnya meskipun kita dan ia sama2 tahu ia menuju jalan yang gelap, yakinkan diri kita, bukan karena kita tidak ingin membantunya, melainkan inilah jalan kita membantunya, bahwa ia akan menemukan kekuatannya sendiri untuk bangkit, bukan kekuatan uluran tangan kita.

Dahulu ada 2 orang sahabat, keduanya sama2 pintar, cerdas dan selalu jadi andalan di sekolahnya, si B tak pernah bisa mengungguli A sampai mereka berpisah di jenjang berikutnya. Meskipun terpisah, B masih sering bermain ke rumah A, berbagi cerita dan keseharian mereka, terdengar seperti kisah sahabat sejati.

Ketika B pindah ke kota lain dan melanjutkan studi disana, tinggallah A seorang diri, ya A tak pernah bergaul dengan orang lain, kesehariannya hanya berdiam diri di rumah, tanpa B ia pun kehilangan sahabat, hingga akhirnya sebuah kesalahan membuat A gagal menyelesaikan studinya.

Begitulah akhirnya A merasa depresi dan berubah menjadi tidak waras, ya kalian bisa menyebutnya gila, ya seorang anak super jenius yang akhirnya terdampar dalam jebakan ilusinya sendiri. Apa yang dilakukan B?? ya ia sedih melihat sahabatnya menjadi seperti itu, menghindarkah ia??? tidak, setiap ia pulang kampung selalu berusaha mengajak A berbicara, mengajaknya jalan2, memandikan dan menggunting rambut A yang semakin acak2an, ya B selalu mengabaikan pandangan orang yang melihatnya berjalan dengan A, tentu saja karena bagi B, A adalah sahabat baiknya.

Tahun berlalu, setiap kepulangannya B melihat kondisi A yang terkadang membaik, kadang memburuk, kadang benar2 waras dan menggembirakan besoknya menjadi labil dan mengecewakan, pada akhirnya B pun kewalahan. Ia menyadari ia tak bisa selalu ada disamping A menyemangatinya hingga kembali menemukan kesadarannya, ia sadar ia memiliki kehidupan dan tanggung jawab sendiri yang tidak mungkin ia bagikan lagi dengan A. Pada akhirnya B menyadari setiap manusia memiliki jalan dan kewajibannya sendiri2, seperti ia dengan tanggung jawabnya dan A dengan pilihannya untuk tetap memelihara rasa depresinya sendiri.

Ya setiap orang pada akhirnyalah yang menentukan siapakah dirinya sendiri, seorang sahabat tidak akan selamanya akan berada disampingnya, kita tidak bisa memaksa seorang sahabat selama mungkin ada disisi kita, tidak juga kita bisa menahan keinginan kita untuk mencapai mimpi kita sendiri.

You have your own path and your own responsibility, itulah mengapa setiap manusia akan menjadi pemeran utama dalam kehidupannya, Tuhan menyediakan ribuan frame dalam timeline usianya untuk mementaskan segenap kemampuannya, dan ia lah nantinya yang akan mempertanggungjawabkan hidupnya dihadapan Sang Pencipta, bukan sahabatnya

gambar dari sini

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini