Life Behind Mask

Sebelumnya aku pernah menulis tentang topeng maya, topeng yang kita gunakan ketika berinteraksi di dunia maya yang anonymouse ini. Sering kali kita menggunakan avatar profil kita sebagai topeng tentang pribadi kita di dunia nyata.

Memang tidak sepenuhnya salah ketika kita ingin melindungi karakter pribadi kita dari efek negatif di dunia maya dengan menjadikan topeng profil sebagai akun. Tidak juga sepenuhnya salah karena dunia maya memang tidak mengakomodir untuk dapat menampung semua kepribadian kita.

hidden face behind mask

Tetapi yang menyebalkan menurutku adalah, mereka yang sengaja memayakan dirinya sebagai bentuk kamuflase untuk mendapat keuntungan dari orang lain. Melakukan penipuan secara online, atau sekedar hanya untuk melampiaskan tabiat bejat mereka tanpa harus merusak citra mereka sendiri.

Lihat berapa banyak fake akun di twitter atau facebook yang hanya digunakan untuk black campaign, menyerang orang lain, bicara SARA, menjelek2an pihak lain tapi ingin cuci tangan dari serangan balik, tidak ingin jadi tersangka ketika api yang ia pantik membakar emosi orang di dunia maya. Banci! Pengecut aku bilang.

Mungkin sebagian besar para perusuh itu masih bisa bernafas lega dan tertawa di balik topeng mereka, tetapi topeng yang mereka kenakan itu tidaklah menutupi satu hal, kenyataan bahwa secara psikologis mereka hanyalah banci-banci pengecut, mereka hanya maling opportunis yang tidak memiliki keberanian apapun, tidak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri. That’s absolutelly bullshit.

Tidaklah penting berapa banyak topeng yang kita kenakan di dunia maya, tidak akan mampu menutupi kepribadian kita yang sesungguhnya, tidak ada topeng yang mampu menutupi kebenaran wajah kita dari hati nurani kita sendiri dan Tuhan.

Talk whatever you wanna say, do whatever you wanna act, but take your own responsibility for any step that you make

6 pemikiran pada “Life Behind Mask”

  1. Iya. Karena pengecut itu memang tak pernah berani bicara langsung ke orangnya. Love your haters, anyway. 🙂 Why? Karena mereka udah meluangkan waktu mereka hanya untuk mencari kesalahan kita. :))

    Balas
  2. Ah bener banget emang Mas, banyak orang yang memanfaatkan anonimitas web untuk keuntungan pribadi. Tapi saya yakin kok apapun yang dilakukan pasti akan kembali ke pelaku.

    Balas
    • iya mas, saya juga yakin biarpun mungkin orang lain gak tau siapa dirinya, dia sendiri sudah bisa menilai seperti apa dirinya

      Balas
    • bener kuwi mas, puas nek bikin orang lain meradang n mencak2 neng sosmed, ning giliran serius dikejar polisi nembe keweden deh

      Balas

Tinggalkan Balasan ke anotherorion Batalkan balasan

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini