Membeli Masalah

Bagi sebagian orang, masalah adalah sesuatu yang harus dijauhi, ditinggalkan dan dihindari, syukur2 klo ada yang mau beli, kita jual masalah itu ke orang lain. Sayangnya, apakah ada yang mau membeli masalah kita dengan harga tinggi?

Boro-boro, dijual obral di sunday morning aja belum tentu laku. Mbok mau pake SPG kelas wahid, ya paling banter para pembeli cuma nggodain n minta tukeran pin BB. 

Tapi sebenernya hidup itu membeli masalah kok, kita kerja juga karena membeli masalah perusahaan untuk kita tangani, membeli masalah sekolah untuk kita selesaikan. Kita hidup dan mendapat penghasilan dari masalah2 yang kita beli, bahkan ada juga yang berslogan “rejekiku seko silitmu”

Temen gw membuka servis laptop, itu artinya dia setiap hari membeli masalah2 pelanggannya untuk diselesaikan, mudah? kagak! namanya mengambil alih masalah mah kagak ada yang mudah, laptop dah diservis, masih besoknya ngehang lagi, dibenerin lagi, ngehang lagi sampe akhirnya dia angkat tangan. Tapi banyak juga yang akhirnya beres dan dia dapat bayaran dari pekerjaannya.

Membeli Masalah young girl counting money 007

Menjual jasa/produk dan membeli masalah adalah hal tak terpisahkan, kadang kala masalah itu tidak dapat kita tangani sesuai dengan kemampuan kita, kadang kita untung kadang kita rugi, tapi itu hanyalah perhitungan secara nominal, bukan secara skill, dengan sering kita menemukan masalah2 baru, khasanah kita tentang sebuah masalah akan semakin kaya, ilmu kita tentang problem solving juga meningkat. Jadi jika kita berfikir untung buntung dari segi keuangan atau waktu, ya bisa aja buntung, tapi nothing to lose ketika kita membeli masalah orang lain karena kita bisa ikut belajar meningkatkan kemampuan kita.

 

4 pemikiran pada “Membeli Masalah”

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini