Menyerahlah pada Ilmu, atau….

Aku selalu meyakini bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah orang2 yang merasa telah gagal dan memutuskan untuk berhenti berjuang. Jadi menurutku kegagalan hanyalah sebuah fatamorgana yang dipuja dan diada2kan sendiri oleh manusia.

Tentu saja definisi gagal ini merujuk pada sikap dan persepsi manusia, bukan bicara tentang sebuah kegagalan fungsi organ tubuh atau mesin. Karena tentu saja hal tersebut berbeda.

Kegagalan bagi manusia lebih diibaratkan pada kebelumberhasilan dalam mencapai sesuatu, atau mendapatkan sesuatu yang kurang dari perkiraannya. Perasaan yang mengikuti keadaan ini seringkali adalah merasa apa yang dilakukannya tidak sesuai, kurang keras, atau tidak berhasil memanfaatkan kesempatan.

Bagiku sendiri kesuksesan adalah tumpukan dari kegagalan, karena tanpa terus berdiri di gunungan kegagalan itu ia tidak akan sampai pada tempat yang lebih tinggi dari tempat seharusnya ia berpijak.

Dan sebagai orang teknik, aku juga meyakini kalau segala sesuatu itu mungkin dan bisa, hanya caranya saja yang kita belum menemukannya. Seringkali orang berkutat pada kegagalan hanya karena menggunakan metode dan cara yang salah untuk mencapainya. Kita hanya belum menemukan formula yang tepat untuk sukses. Ya, kesuksesan itu ibarat sebuah koin yang dilemparkan dalam tumpukan jerami. Untuk mendapatkannya kita harus mencari dan terus mencarinya, karena kita tahu kesuksesan itu memang benar telah menanti kita disebaliknya.

Pada suatu ketika, di sebuah SMP di tepi perkebunan karet, aku sama sekali tidak mengenal apa itu komputer, dan aku tertawa ketika melihat sebuah televisi bodoh yang tidak bisa digunakan untuk menonton televisi tapi cuma bisa dipakai buat kalkulator dan mengetik. Sampai akhirnya ketika aku pindah ke Jogja aku baru tahu bahwa aku adalah satu2nya siswa paling tolol di SMAku yang tidak tahu bagaimana mempergunakan CAPSLOCK untuk membuat huruf kapital. Pekok tenan!

Ketika belajar, maka pilihannya ada dua

Kita menyerah mempelajari ilmunya,

Atau ilmunya akan menyerah menghadapi kegigihan kita

Dari peringkat pertama orang paling tolol di sekolah itulah akhirnya aku bertekad untuk bisa memahami komputer, dengan belajar sendiri dari majalah2 bekas yang aku pinjam dari teman2ku. Mudahkah mempelajarinya??

Tentu saja tidak, aku seolah2 menjedotkan kepalaku ke tembok berpuluh2 kali ketika membaca keterangan apa yang dimaksud dengan processor, RAM, upgrade, pentium dan hardisk, karena yang kutahu komputer hanyalah sebuah televisi dengan papan keyboard dan sebuah remote oval bernama mouse. Aku menghabiskan 6 bulan membaca majalah tersebut tanpa bisa mengimajinasikan dalam pikiranku sendiri tentang fungsi2, karakter dan bagaimana sebuah komputer bisa melayani kita.

Hingga pada akhirnya, aku mulai mengetahui cara kerjanya, karakteristiknya dan fungsi2nya, tidak jarang pada akhirnya teman2ku sering meminta tolong untuk menangani masalah2 komputer, dari jual beli, perawatan dan perbaikan.

fotografi: arief santras
fotografi: arief santras

Ya, aku memulai dari nol, dari bawah sendiri, tapi prinsipku adalah, ketika kita belajar, maka pilihannya ada dua, kita menyerah untuk mempelajari ilmunya, atau ilmunya akan menyerah menghadapi kegigihan kita. Dua pilihan yang bagi kita tentu sudah tau akan memilih opsi yang mana.

Dan untuk teman2ku, siapapun kalian, dan apapun ilmu yang sedang kalian pelajari, tanamkanlah semangat itu, tidak ada ilmu yang tidak dapat dipelajari, sebuah ilmu dapat sampai ke buku di tangan kalian tentu karena ia sudah teruji dan dibuktikan. Tinggal bagaimana kalian menemukannya, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan ini.

15 pemikiran pada “Menyerahlah pada Ilmu, atau….”

  1. Setujuuuu… satu lagi gan, gak peduli orang mau mencaci kita seperti apa, yang penting tetep berusaha dan tunjukkan pada dunia bahwa kita bisa..
    btw, gambar mbaknya cantik bgt, hihi

    Balas
  2. kegagalan hanyalah sebuah kesuksesan yang tertunda…tetap semangat..tetap terseyum…keep happy blogging always 🙂

    Balas
    • komen bener 😀
      sama mas.. kayanya saya masih belum menemukan formula untuk sukses neh.. abot tenan.. tapi coba teruuus selama ini sudah sukses menikahi anak gadis orang dan memberinya Arfa (anakku) hehe

      Balas
      • insyaallah saya segera menyusul momong anak mas 😀

        klo saya prinsipnya setel kendho mas, dijalani aja, tapi percaya klo terus berusaha pasti ada hikmahnya 🙂

        Balas
  3. Ketika belajar, maka pilihannya ada dua
    Kita yang menyerah mempelajari ilmunya,
    Atau ilmunya yang akan menyerah menghadapi kegigihan kita

    Balas

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini