Pemilihan Umum dan Politik Pencitraan

Politik pencitraan, tau kan? thanks bingit to our President yang bisa disebut sebagai pelopor politik jenis ini. Berusaha nampak sebagai manusia teraniaya waktu pengen maju di pilpres 2004 silam.

Sejak tumbangnya orde baru menurutku sistem politik kita semakin kebablasan, bukan hanya soal betapa banyaknya partai yang ikut di pemilu 1999 tapi juga cost yang harus disiapkan untuk gawe yang enggak terlalu penting sebenernya.

Sebut saja, pilpres, pileg, pilkada sampe pil pil lainnya yang bukannya bisa mengangkat harkat martabat rakyatnya malah dijadikan buat alasan korupsi lebih gila2an lagi. Kenyataan bahwa wakil rakyat dipilih sendiri oleh rakyatnya membuat biaya politik menjadi tidak terkendali. Hanya orang2 berduit yang bisa jadi caleg, sisanya??? ya ada satpam, tukang parkir, tukang tambal ban yang mencalonkan diri jadi caleg di tingkat daerah tapi jelas saja, duit mereka tidak setara membeli popularitas dan daya coblos di TPS2 terdekat.

Beberapa bahkan sampai terlibat hutang, bunuh diri, karena gagal menjadi anggota dewan, sementara sisanya yang berhasil sibuk menghitung jumlah kerugian yang ditanggung selama kampanye pencitraan.

Kenapa cost nya bisa besar sih??? nah itu tuh liat spanduk, selebaran, baliho, stiker bertebaran ngeliatin wajahnya yang seolah ramah mengumbar senyum padahal dalam hati mungkin juga nangis ngeluarin duit ratusan juta buat ngebeli barang2 gak penting n gak berguna sama sekali. Belum klo di partai dia diperas biar bisa ikutan nyalon, ngasih duit urunan tetek bengek lah. Pun semua itu dijalani biar tetep bisa mejeng ganteng di pinggir perempatan atau terpaksanya jatuh ke lubang comberan, senyumnya tetep gak berkurang. Habis pemilu apa iya masih berguna itu barang? kagak, syukur sih ada yang dijadiin penyekat rumah atau lobang tikus, sisanya dibiarkan jadi sampah visual dan membusuk di pinggir2 jalan.

Politik uang? itu sudah pasti ada, yang berbeda hanya tingkat berapa dia berani keluar duit buat ngebeli suara rakyat, klo ternyata dia kalah? jangan kuatir, kita bisa teriak n nunjukin bukti klo lawan politik juga bagi2 uang, maka perhatian publik sudah pasti tersedot. Yang menang sih bisa aja muna bilang kami ga ada politik uang, tapi apa iya dia bakal bilang pemilunya sudah transparan klo dia jadi yang kalah? Wis to, kalau kalah itu berarti emang karena elunya aja yang kurang curang, makanya yang menang ya yang curangnya lebih banyakan.

Setelah terpilih, pada akhirnya mereka harus ngembaliin utang bank, nebus rumah yang dijadiin agunan, lagi2 juga kudu setor duit ke partai. Mereka pada akhirnya jadi budak kapitalisme partai yang mencari keuntungan dari narsisisme mereka sendiri. Pada akhirnya mahasiswa akan bergejolak dan menuntut penggantian paksa kepala pemerintahan, padake gelem pa? ra mungkin!!! pertama, cost yang dikeluarkan dalam pilkada terlalu besar, baik dari pihak pemenang, atau penyelenggara, kedua ya karena jangankan dapet untung dari posisi sekarang, balik modal kampanye aja durung.

BACA JUGA:   Indonesian work style

Sistem perpolitikan kita sedemikian parahnya, sengketa pilkada terjadi di mana2, semua seolah berusaha mengamankan jaminan untuk bisa mengembalikan biaya yang sudah terlanjur digunakan untuk kampanye. Keburu dimenangkan KPU pun tetep harus siap2 bayar pengacara biar menang klo diperkarakan pihak yang kalah, lagi2 cost yang enggak perlu. Klo itu sudah terjadi, bagaimana bisa mengamankan diri sendiri? lalu kapan mulai berfikir tentang rakyat? Nunggu mendekati pilkada berikutnya?

orasi mahasiswa pemilu 2014

Sudahlah, pemilu itu terlalu bullshit menurutku, bullshit karena sistemnya emang jelek, bullshit karena gak ada sanksi buat para parpol yang memeras caleg, bullshit karena mereka yang pada akhirnya menentukan hukum di negeri ini, bullshit karena membuat roda pemerintahan tidak produktif, bullshit karena kesejahteraan rakyat adalah nomor terkecil dari prioritas mereka. Tidak perlu memberi janji atau duit pelicin biar dipilih, mahasiswa pasti tetap vokal pada kalian dan demo terus menggejolak dimana2, berikan saja ijazah buat mahasiswa2 semester akhir, atau berikan pacar buat para jomblo, yakin deh, njenengan pasti terpilih jadi anggota dewan/kepala pemerintahan

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini