Di daerah seputaran kampus ada sebuah baliho raksasa bergambar tangan seseorang yang memegang papan selancar dan mengenakan jam tangan. Kalimat dalam iklan itu bagiku sangat menarik. Time is what you do with it. Ya bukan papan selancarnya yang di iklankan tapi itu adalah iklan sebuah jam tangan.
Seluruh umat manusia di dunia diberikan alokasi waktu yang sama setiap harinya. Baik itu pengemis, pengamen, direktur, jendral, kepala negara, tidak ada yang satupun yang mendapat diskon maupun bonus. Semua sama 24 jam sehari.
Yang berbeda adalah bagaimana manusia mensyukuri waktu yang diberikan padanya. Dengan modal yang sama ada manusia yang bersungguh-sungguh dan ada pula manusia yang berleha-leha.
Pada akhirnya memang, time is what you do with it, mereka yang tidak terbiasa membelanjakan waktunya dengan sia-sia akan merasakan betapa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Bahkan Tuhan selalu menyebut waktu dalam sumpahnya. Dan demi masa.
Dan jangan lupa mas, bagi sebagian (atau kebanyakan) orang, waktu adalah uang. Bahkan bagi beberapa lainnya, waktu adalah soal hidup atau mati 🙁
semoga kita dimudahkan dalam menjalani waktu njeh mbak anggi
Betul sekali. Waktu/Masa adalah sesuatu yang tak terhingga nilainya.
Hooh mas, ning akeh sik do nggampangke mumpung ijih enom
Dalam sumpah dan janjiNya, Tuhan menggunakan kata "Demi Masa", agar manusia menyadari bahwa Waktu/Masa adalah sesuatu yang tak terhingga nilainya