Selain Jakarta, Bali adalah provinsi yang sangat cocok untuk investasi di bidang property, terlebih investasi property di Bali tidak hanya menarik minat masyarakat lokal. Tetapi juga dari mancanegara, tentu tahu kan ya apa alasan banyak turis/bule yang ingin memiliki property di Bali.
Ya, Bali, salah satu surga dunia yang banyak diburu wisatawan tentu memiliki daya tarik luar biasa untuk berinvestasi, apalagi jika investasi tersebut digunakan untuk investasi property dan dikembangkan untuk tujuan pariwisata.
Dibanding daerah lain di nusantara, property di Bali mungkin terlihat lebih mahal, namun dengan segala potensi kawasan yang dimiliki, dan dengan manajemen yang tepat, investasi property di Bali bisa menjadi ladang cuan yang menggiurkan.
Apa Saja Tips Investasi Property di Bali
Berbicara soal investasi property, hampir di semua wilayah, memiliki kemiripan, mulai dari memilih lokasi strategis, tipe property yang dimiliki, kedekatan dengan fasilitas umum, namun ada beberapa hal yang unik dari investasi property di Bali. Lebih lengkapnya akan kami sarikan dalam poin berikut
Beli Properti di Luar Musim Liburan
Mengingat Bali adalah destinasi wisata dunia, tentunya musim liburan menjadi saat dimana nilai property baik sewa maupun jual beli mengalami peningkatan harga. Selama masa pandemi covid-19 selama 2 tahun terakhir, pariwisata Bali tentu saja terguncang berkat adanya penerapan berbagai pembatasan, mulai PSBB, PPKM dan penutupan akses bandara untuk wisatawan.
Hal ini mempengaruhi tingkat hunian property di Bali dan berbagai wilayah lain di Indonesia, tidak jarang property seperti hotel, losmen dan restoran banyak yang mangkrak karena tidak ada pengunjung yang datang.
Meskipun demikian, dari sisi investor property hal ini sangat menarik, karena nilai property otomatis turun cukup dangkal sehingga tren sektor property di Bali justru menunjukkan tren positif. Para investor sengaja membeli property di Bali pada saat pandemi untuk mempersiapkan diri saat pandemi mulai melandai seperti saat ini.
Pertimbangkan Membeli Villa
Sebagai tujuan wisata, Bali memerlukan akomodasi untuk menampung wisatawan yang berkunjung di berbagai daerahnya, mulai dari Jimbaran sampai Ubud, Uluwatu sampai Nusa Dua, semua wilayah di Bali punya potensi yang tinggi untuk investasi property.
Memilih Villa, mengingat belum banyak pengembang yang mengembangkan kompleks villa di Bali, kebanyakan membangun apartemen maupun rumah tapak. Dengan pemain yang masih sedikit, tentunya nilai property villa di masa yang akan datang akan lebih menarik.
Selain itu, villa bisa digunakan untuk kita sewakan kepada wisatawan yang berkunjung ke Bali. Hmmm, sound interesting bukan?
Investasi di Area Berkembang
Memilih investasi property di pusat wisata Bali sepeti Kuta, Seminyak tentu membutuhkan dana yang lebih tinggi, sebagai informasi, untuk kawasan Kuta saja harga tanah permeter ditawarkan antara 13-20 juta rupiah. Coba arahkan investasi propertynya ke area yang sedang berkembang. Misalnya di daerah Perenenan atau Canggu, yang memiliki peluang perkembangan lebih tinggi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Nilai property kita mungkin akan mengalami kenaikan signifikan dibanding dengan harga saat kita membelinya.
Pertimbangkan Properti Off-plan
Tips investasi properti di Bali berikutnya adalah mempertimbangkan opsi properti off-plan atau properti yang belum dibangun. Biasanya pengembang akan membangun properti setelah ada peminat. Ini berbeda dengan properti fix and flip dimana biasanya bangunan telah dibangun antara 30-80%.
Ada dua alasan mengapa memilih tipe properti off-plan. Pertama adalah pertimbangan harga, jika anda membeli saat masih off-plan biasanya harganya akan lebih murah 20-30% dibanding anda membeli fix-and-flip.
Alasan kedua adalah anda tidak perlu khawatir dengan adanya kemungkinan biaya renovasi seandainya bangunan fix-and-flip tersebut belum terjual dalam waktu yang lama.
Kenali Opsi Leasehold dan Freehold
Di Bali, pembeli properti bisa saja adalah pihak asing/wisatawan asing, biasanya untuk bisa membeli properti mereka memerlukan pendirian perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) dengan jangka pembelian antara 25-35 tahun. Metode ini disebut dengan opsi leasehold, intinya investasi properti ini adalah investasi sewa menyewa, baik berupa tanah, bangunan maupun keduanya. Hak yang dimiliki dalam investasi ini adalah Hak Guna Bangunan
Jika anda melihat potensi daerah berkembang di Bali, lebih disarankan membeli properti freehold, atau jual beli seperti yang kita kenal selama ini. Freehold dapat ditingkatkan menjadi Sertifikat Hak Milik, kita sebagai pembeli punya kebebasan menyewakan, mengubah bentuk, menjual kembali ataupun mewariskan properti pada anak cucu kita.
Kapan Saat yang Tepat Investasi Properti di Bali?
Pertanyaannya kapan saat tepat untuk berinvestasi di bidang properti di Bali? Jawabannya adalah sekarang. Dengan trend pandemi Covid-19 yang terus melandai, dan dibukanya bandara I Gusti Ngurah Rai untuk wisatawan asing di bulan ini. Potensi investasi properti di Bali diramalkan akan mengalami market boom. Sebagai informasi saja, untuk kata kunci Bali Property dengan worldwide region selama bulan Juli ini saja sudah terlihat trend kenaikan di Google Trends.
Artinya, akan semakin banyak demand properti di Bali, jadi sebelum hal itu terjadi, anda harus mendahului investor lain dengan memilih properti paling strategis yang bisa anda temukan.
Jika anda kesulitan mencari properti di Bali yang rekomended, anda bisa berkunjung ke website Bali Property Agency dan melihat berbagai properti yang ditawarkan disana.