Ada keributan di kabin penumpang pesawat yang membuat sang pilot harus turun tangan melerai keributan. Tampak disana seorang pramugari berusaha membujuk seorang bapak tua yang enggan berpindah seat. Pilot itu segera menangkap apa yang sebetulnya telah terjadi.

“Maaf bapak ada yang bisa saya bantu?”

“Ini, mbak mbak ini tidak sopan, saya kan sudah beli tiket, jadi saya mau duduk dimanapun urusan saya, tapi saya malah disuruh pindah ke belakang” Sambil menunjukkan tiket bernomor miliknya. Sang pilot pun tersenyum.

“Kalau boleh tau, tujuan bapak kemana?”

“Saya mau ke Jakarta”

“Kalau begitu bapak salah tempat duduk, yang jurusan Jakarta di sebelah sana, ini kursi untuk jurusan Bandung”

“Oh, begitu ya? ya sudah saya mau yang turun di Jakarta pokoknya” Kata bapak itu sambil beranjak menuju seat yang ditunjukkan pilot.

BACA JUGA:   Disitu kadang saya merasa sedih

*************

Adegan di atas adalah salah satu contoh, untuk membuat orang lain sepakat dengan kita, memerlukan kecerdasan, kemampuan membaca situasi dan rasa empati. Pramugari gagal membujuk si penumpang karena ia melakukan hal yang benar, tetapi dengan cara-cara yang kurang bijak, sementara sang pilot berhasil, karena ia mampu membaca situasi dan mengambil tindakan yang tepat sesuai kondisi di lapangan.

rias-pengantin muslimah cantik & islamiNah, di lini masa ada beberapa akun yang notabene orang sukses, seleb, baik seleb beneran atau hanya seleb twit yang boleh dibilang dianggap ustad oleh banyak orang. Karena itulah banyak diantara pengguna yang berbondong2 dengan sukarela  menjadi follower mereka.

Pada beberapa kesempatan mereka kerap kali mendakwahkan tentang pentingnya melegalkan hubungan dalam ikatan pernikahan, brengseknya, mereka melakukannya dengan cara-cara yang menurutku memuakkan.

Nyinyir, terutama masalah anak2 muda yang belum menikah, tidak henti2nya akun2 itu menjelek2an, nyindir, nyinyir, menjatuh2kan martabat mereka yang masih prawan/perjaka. Seolah terlahir dan belum mampu menikah adalah aib bagi mereka yang sudah mengenal apa itu ketertarikan pada lawan jenis.

BACA JUGA:   Mengenal Gejala Tipes Pada Anak-Anak

Melihat tipikal ustad2 seperti itu, buat aku pribadi kok malah aku yang ngerasa najis dengan sikap2 para ustad itu, bukan sikap anak2 muda yang belum nikah. Aku lebih menyayangkan kelakuan para ustad yang seolah memperolok kebelummampuan anak2 muda sebagai ajang bercanda dan mendapat perhatian para followernya.

Sampai semalem ada satu akun non ustad yang notabene masih berhaluan islami membuat sebuah tweet yang menarik.

hijab-pengantin muslimah cantik & islami

@TanpaJIL Gimana perasaan nya kalo besok adalah akad nikah kamuh ? ~~(“ˆ⌣ˆ)

Jika dibandingkan tweet nyinyir pernikahan ala para ustad, isi tweet satu ini jelas lebih menarik, mengajak anak2 muda untuk berani bermimpi menyelenggarakan akad nikahnya sendiri, tanpa harus mengolok-olok kebelumkawinannya.

Mengajak pada kebaikan, tetapi dengan cara yang tidak baik, tidak akan mengubah keadaan. Tidak ada yang dapat dibenarkan jika kita hanya mampu mengolok2 orang lain yang belum mendapatkan anugrah seperti yang telah kita terima.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini

Tentang Penulis

Priyo Harjiyono, blogger kelahiran Cilacap yang kini menjadi warga Ngayogyakarta Hadiningrat, baginya blog adalah dunia untuk menciptakan mimpi2nya. Saat ini masih disibukkan sebagai pembelajar dalam dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai: