Peran Kurikulum Internasional dalam Pendidikan di Indonesia

Pada tahun 2018 Indonesia mendapatkan peringkat 74 PISA dari 80 negara. PISA sendiri merupakan Program for International Student Assessment, sistem evaluasi pendidikan yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000 ini mengassesment tiga kompetensi siswa di berbagai negara, yaitu kemampuan membaca, matematika dan sain. PISA seharusnya berjalan tiga tahun sekali. Hanya saja tahun 2021 kemaren terhalang pandemi Covid yang terjadi secara global.

Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia

Pemerintah sendiri menyadari rendahnya tingkat kemampuan siswa Indonesia dan mulai merombak berbagai kebijakan pendidikan di tanah air, hanya saja, sosialisasi yang kurang masif dan pelaksanaan kebijakan yang hanya sekedar lengkap dari sudut pandang administratif ini bisa dibilang tidak terlalu berhasil dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

Sebagai seorang pendidik yang telah lama berada di dunia kependidikan, aku sendiri merasa, pemerintah hanya sibuk mengganti kebijakan sebagai legacy dari pihak yang saat ini menjabat bukan benar-benar mencoba menelaah apa sebenarnya permasalahan pendidikan di Indonesia.

Beberapa hari yang lalu setelah mengikuti sebuah webinar yang digelar oleh Sampoerna University ada beberapa catatan yang coba aku simpulkan.

Miskonsepsi Pendidikan di Indonesia

Dalam sesi webinar tersebut, aku disadarkan mengapa pendidikan di Indonesia sulit berkembang, karena selama ini lebih memfokuskan pada kemampuan hafalan.

Sebagai contoh anak di Indonesia lebih sering ditanya kapan Perang Diponegoro terjadi? Di mana Pangeran Diponegoro ditangkap. Namun tidak pernah seorang pendidik menanyakan pada siswanya, “mengapa Pangeran Diponegoro tetap mau berunding di Magelang?”

Dua pertanyaan pertama menunjukkan kemampuan LOTS (Low Order Thinking Skills) sementara pertanyaan terakhir mengharuskan siswa menunjukkan kemampuan HOTS mereka.

Selain itu tingginya tingkat administrasi guru yang selalu hadir dalam sela-sela pembelajaran, baik pembuatan RPP, silabus, penilaian kinerja, akreditasi dan lain sebagainya. Bahkan meski menterinya menyatakan perangkat RPP bisa satu lembar, di bawah toh, perangkat lain harus tetap sama dan ada.

Tentunya, Indonesia harus mau belajar pada negara tetangga, dibanding negara-negara ASEAN lain seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam saja kita kalah, apalagi mau dibandingkan dengan Singapura? Jika dibanding negara tetangga, sebenarnya dalam hal kompetensi bekerja lulusan Indonesia tidak kalah, namun bicara soal kemampuan global life skill? Nanti dulu!

Inilah mengapa dunia pendidikan di Indonesia perlu mengadopsi kurikulum internasional dalam lingkup pembelajaran di kelas, agar siswa bisa memperoleh pemahaman bermakna yang tidak hanya membuat mereka jago kandang, tetapi juga memiliki pengetahuan global.

Peran Kurikulum Internasional Meningkatkan Pendidikan di Indonesia

Kurikulum Internasional memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar masa depan penerus bangsa ini dapat bersaing dalam kancah internasional. Berikut adalah beberapa keunggulan menerapkan kurikulum internasional dalam pendidikan di Indonesia.

Penguasaan Bahasa Asing

Kurikulum internasional mensyaratkan penguasaan bahasa asing sebagai basis pendidikan mereka. Tidak hanya pelajaran bahasa asing dalam dua hingga empat jam pelajaran perminggu namun terintegrasi dalam pembelajaran siswa sehari-hari.

Penggunaan bahasa pengantar internasional ini akan membuat siswa kita tidak lagi merasa malu saat harus bertemu dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia.

Penekanan Pada Kurikulum Saintifik

Benar kurikulum di Indonesia menerapkan kurikulum saintifik, namun pada implementasinya bisa dibilang kacau balau dengan tuntutan administrasi tersebut. Kurikulum internasional memberikan kebebasan pada pendidik untuk menganalisa kebutuhan belajar siswa dan melakukan asesmen sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kurikulum internasional lebih memfokuskan pada project based dan studi kasus yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir tingkat lanjut siswa alih-alih metode pembelajaran hafalan yang banyak diterapkan di kurikulum nasional.

Memperkenalkan Siswa sebagai Bagian dari Masyarakat Dunia

Kebanyakan siswa di Indonesia, sulit merasa diri mereka adalah bagian dari masyarakat dunia. Hal ini membuat masyarakat Indonesia pada umumnya pun sulit berperan dalam tataran global karena memang belum mengadopsi muatan pendidikan internasional.

Dengan menyadari bahwa ia adalah bagian dari masyarakat global, maka siswa akan belajar memahami perbedaan budaya dan kebiasaan masyarakat di berbagai belahan dunia. Tidak hanya berkutat seputar di Indonesia. Kemampuan semacam ini sangat penting untuk mempersiapkan generasi masa depan yang dapat berbicara di kancah internasional.

Lebih Siap dalam Persaingan Kerja Global

Mungkin tidak banyak yang sadar bahwa saat ini kita telah memasuki masa Asean Free Trade Agreement sejak beberapa tahun terakhir. Hingga tidak heran saat ini kita bisa melihat cukup banyak jenama dari negara Asean yang hadir dan bahkan menguasai pasar di Indonesia.

Indonesia tentu juga perlu meningkatkan penguasaan pasar di negara lain, dan hal ini tentunya membutuhkan SDM angkatan kerja yang memiliki pengetahuan, kompetensi bekerja dan basis pendidikan internasional yang sayangnya, hampir tidak pernah tersentuh dalam kurikulum nasional kita.

Sampoerna University, Kampus Indonesia Berkurikulum Internasional

Kebutuhan akan pentingnya kurikulum internasional inilah yang membuat Sampoerna University mantap menerapkan kurikulum berbasis internasional. Sampoerna University menerapkan standar kurikulum internasional ala Amerika Serikat.

Pengambilan role model ini karena kualitas pendidikan di Amerika Serikat ini kerap menjadi acuan dari negara-negara lain dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di negara masing-masing.

Dengan berkolaborasi dengan University of Ariona, Sampoerna University menawarkan program Double Degree dimana seorang mahasiswa dapat mendapat gelar sarjana dari University of Arizona dan Sampoerna University.

Dalam proses pembelajarannya, Sampoerna University menitikberatkan pada kemampuan penguasaan kompetensi global yaitu critical thinking, creative, communication dan colaboration dengan menggunakan pembelajaran berbasis project dan studi kasus.

Saat ini Sampoerna University memiliki 4 fakultas yaitu; fakultas teknik dan teknologi, fakultas pendidikan, fakultas bisnis, fakultas seni dan ilmu pengetahuan. Menariknya 94% dari lulusan Sampoerna University ini bisa memperoleh pekerjaan dalam waktu kurang dari 3 bulan lho.

Tentunya buat kalian yang berwawasan tinggi dan ingin berkarier di kancah global, bisa banget bergabung mengikuti pendidikan internasional di Sampoerna University