Mikrokontroler ESP32 dan ATmega adalah dua jenis mikrokontroler yang sering digunakan dalam proyek elektronik dan pemrograman. Kedua mikrokontroler ini sama-sama dapat digunakan sebagai base untuk membuat Arduino. Pada awalnya, ESP32 adalah modul WiFi yang dapat digunakan sebagai mikrokontroler untuk mengendalikan perangkat elektronik melalui jaringan WiFi.
Kebangkitan IT China Melawan Dominasi Amerika
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak perang dagang antara Amerika dan China/Tiongkok, negeri tirai bambu ini terus memperkuat positioning mereka dalam dunia IT, mulai dari menjamurnya berbagai brand smartphone dan elektronik China, termasuk juga industri mikrokontroler yang sebelumnya hanya menciptakan versi Arduino KW dari chipset ATmel.
Mikrokontroler ESP32 sendiri dikembangkan oleh perusahaan Tiongkok bernama Espressif Systems. Espressif Systems adalah perusahaan teknologi terkemuka yang berfokus pada pengembangan perangkat terkait WiFi dan IoT. Mikrokontroler ESP32 pertama kali dirilis pada tahun 2016 dan sejak saat itu telah menjadi salah satu mikrokontroler populer yang digunakan dalam proyek IoT dan elektronik. Tidak heran bukan jika industri smartphone China pun berkembang berkat adanya teknologi dalam negeri seperti ini?
ATmega sendiri merupakan mikrokontroler keluarga Atmel yang banyak digunakan pada dua jenis board arduino terlaris yaitu Arduino Uno dan Arduino Mega. ATmega dikembangkan oleh Atmel Corporation yang berkedudukan di San Jose, Florida. Pertama kali ATMega dirilis pada tahun 1997 sebagai mikrokontroler AVR berbasis RISC (Reduced Instruction Set Computer) menggantikan keluarga Atmel MS51 yang berbasis CISC.
Hanya saja, perang dagang antara China dan Amerika di tahun 2018 kemarin nyatanya ikut andil dalam perkembangan chip ATmega, dimana pabrikan asal Amerika ini kesulitan mendapatkan bahan penting seperti rare earth yang justru berasal dari China.
Perbandingan ESP32 dan ATmega
Kedua jenis mikrokontroler ini, memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, namun dalam beberapa aspek, ESP32 memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan ATmega. Berikut adalah beberapa keunggulan ESP32 dibanding ATmega:
Konektivitas Mikrokontroler
Faktor penting mengapa mikrokontrol ESP32 menjadi sangat populer akhir-akhir ini, karena memiliki dukungan untuk WiFi dan Bluetooth, sedangkan ATmega hanya memiliki dukungan untuk koneksi serial dan jaringan lokal. Ini membuat ESP32 lebih cocok untuk proyek yang memerlukan konektivitas nirkabel.
Kemampuan Pemrosesan
ESP32 memiliki dua core 32-bit dengan kecepatan clock hingga 240 MHz, mikrokontroler ATmega sendiri hanya memiliki satu core 8-bit dengan kecepatan clock hingga 20 MHz. Ini membuat ESP32 lebih cepat dalam menangani tugas-tugas kompleks dibandingkan dengan ATmega.
Perbandingan Memori
ESP32 memiliki memori internal sebesar 512 KB dan dukungan untuk memori eksternal hingga 4 GB, sementara ATmega memiliki memori internal sebesar 32 KB dan tidak memiliki dukungan untuk memori eksternal. Hal ini menjadikan ESP32 dapat digunakan untuk menyimpan lebih banyak data pada proyek berbasis IoT
Konsumsi Daya
Keunggulan ESP32 lainnya adalah memiliki modus deep sleep yang dapat mengurangi konsumsi daya hingga menjadi sangat kecil, sedangkan ATmega memiliki konsumsi daya yang lebih tinggi. Kemampuan ESP32 ini mampu memberikan alternatif untuk pembuatan proyek yang tahan lama dan hemat daya di masa depan.
Dukungan Perangkat Lunak
Keunggulan ESP32 yang memiliki dukungan perangkat lunak yang baik dari komunitas pengembang dan vendor, sementara ATmega memiliki dukungan perangkat lunak yang cukup terbatas. Ini membuat ESP32 lebih mudah digunakan dan lebih fleksibel dalam pengembangan proyek.
Kesimpulannya, ESP32 memiliki beberapa keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan ATmega dalam hal konektivitas, kemampuan pemrosesan, memori, konsumsi daya, dan dukungan perangkat lunak. Selain karena kesalahan administrasi Trump yang mengubur pabrikan chipset asal negerinya sendiri, dan justru memberikan keuntungan pada China. Meskipun demikian, ATmega masih bisa menjadi pilihan yang baik untuk proyek yang memerlukan biaya yang lebih rendah atau kemudahan dalam pengembangan.