Bagi anak2 muda, keberanian identik dengan show force, menunjukkan kekuatan otot untuk menantang orang lain. Sementara itu memang pemahaman mereka mengenai keberanian mental baru sebatas itu, berani nggebrak meja, nantang tawuran, melakukan pembalasan yang lebih kejam, ya baru sebatas itu.
Ketika kita dipukul, dijewer atau disakiti karena kesalahan kita/bukan, membalas bukanlah sebuah solusi, melainkan menjerumuskan kita pada permasalahan yang lebih besar. Ada kata bijak jika seseorang menampar pipi kirimu, maka berikanlah pipi kananmu. Sedikit dari kita mampu dan mau melakukannya.
Kebanyakan secara spontan akan melakukan balasan atas rasa sakit yang kita terima. Dan apakah itu bisa disebut keberanian? I don’t think so! Kethek itu klo kita keplak pasti mbales nyakar, sementara kirik klo kita tendang pasti mbales nggigit, minimal njegog. Kita ini manusia, kita dikaruniai kelebihan daripada para kethek dan kirik, dikaruniai cipta, rasa dan karsa.
Hanya manusia yang belum dewasa yang beranggapan cara menyelesaikan masalahnya perlu dengan cara-cara kekerasan, pun demikian mereka lebih pemaaf dibandingkan mereka yang terlanjur merasa dewasa. Sementara bagi manusia yang dewasa dan berpendidikan, harus lebih sadar, bahwa keberanian manusia dengan binatang itu berbeda, keberanian kita melawan/menantang orang lain secara fisik hanyalah bentuk keberanian hewani kita, keberanian manusiawi kita adalah keberanian untuk menyelesaikan masalah dengan sikap bijak, tangan terbuka dan dengan senyum keikhlasan. Berani secara etika, berani secara logika, berani secara realita.
Manusia-manusia inilah yang pantas disebut pemberani sejati, bukan hanya secara fisik tapi keberanian mental mereka itulah yang akan membuat dunia menjadi lebih baik. We are human, not an animal.
jadi biar jadi orang dewasa kita nggak harus jago beladiri kayak di film”merantau” dan “the raid” itu ya? kita harus tenang dalam menghadapi masalah dan berpikir ke depan.
I love it. Manusia yg keren menurutku itu bisa bersikap bijaksana terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu 🙂
nah, iya mbak ayu, mulai dari diri sendiri dulu 🙂
Hebat itu ketika seorang manusia berani melawan ego dirinya sendiri, menurutku sih ya 😀
catet
sihlah jarku bahas pilem
malah bahas pacul sok bras bres..
pilm e wis kesuwen kae
biasane bras-bres mengko mburine gari ngajog..
genah kaya kuwe siki, mending mung ngajog thok, ra gelem tanggung jawab