Global skills gap menjadi isu yang dibahas G202023 di Jodhipur India, kebutuhan kompetensi kerja mengharuskan kampus memiliki kurikulum internasional yang relevan dengan kebutuhan generasi muda. Dalam event G20 2023 baru-baru ini, para peserta G20 membicarakan mengenai masalah global skills gap dalam diskusi bertema “exploring strategies for global skills and qualifications harmonization and developing a framework for common skill taxonomies”. Permasalahan skill gap, ternyata banyak terjadi di berbagai negara. Bukan hanya di negara berkembang, kondisi ini ternyata juga terjadi di negara maju.
Global Skills Gap dalam Dunia Kerja Saat Ini
Dalam diskusi tersebut, ditekankan pentingnya bagaimana negara-negara dapat menyesuaikan kompetensi pekerjanya dengan kebutuhan perkembangan tenaga kerja yang adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi.
Satu hal yang menarik adalah, permasalahan global skills gap ini disadari oleh perusahaan-perusahaan di dunia. Laporan dari Instride bahkan melansir sebanyak 43% responden menyatakan masalah skills gap telah terjadi saat ini, 22% menyatakan masalah skills gap akan menghantui di rentang 2-5 tahun ke depan, sementara hanya 11 persen yang meyakini skills gap akan terjadi di atas lima tahun ke depan.
Dalam laporan yang sama, Instride merilis bahwa 87% HRD kesulitan memperoleh kandidat pekerja kompeten yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sedangkan 46% karyawan percaya bahwa skill dan kemampuan mereka akan menjadi tidak relevan menghadapi tahun 2024 mendatang.
Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Sebagai pendidik di sekolah vokasi yang menyiapkan siswa siap kerja akupun menyadari pendidikan di Indonesia masih jauh dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan kebutuhan industri dalam negeri yang terus menuntut kemampuan baru, apalagi dengan kompetensi bekerja di tingkat global?
Bagaimana Perusahaan Menghadapi Global Skills Gap
Untuk mengatasi permasalahan kompetensi kerja tersebut perusahaan perlu menerapkan learning and development pada para karyawan mereka saat ini dan harus menemukan SDM berkualitas baru yang memiliki kemampuan adaptif dalam menghadapi permasalahan skill gap ini.
Setidaknya ada beberapa metode yang diterapkan oleh perusahaan mengatasi problem ini.
- Melakukan reskilling dan upskilling para pekerja mereka. Hal ini dilakukan oleh 64% perusahaan
- Meningkatkan kemampuan digital skill para pekerja
- Sebanyak 79% perusahaan menargetkan calon pekerja yang memiliki kemampuan global skills set untuk kebutuhan mereka di masa depan.
Apa Saja Kompetensi Global Paling Dibutuhkan di 2023
Sementara itu, menurut Edyoucated, setidaknya ada 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh calon pekerja yang dapat mengisi kebutuhan global skills gap yang terjadi saat ini.
- Data literacy
- Agile project management
- Costumer centricity
- Web development
- Low and no-code development
- Digital Marketing
- Social Media
- Cyber Security
- Remote Communication and Collaboration
- Innovation Management
Dari 10 skills di atas, hampir sebagian besar berada di ranah IT namun yang tidak kalah penting adalah kemampuan innovative management agar pekerja memiliki kemampuan beradaptasi dan berinovasi seiring tuntutan pekerjaan.
Tidak ketinggalan kemampuan komunikasi dan berkolaborasi dengan tim yang berada di belahan dunia lain untuk mencapai tujuan perusahaan. Kedua kompetensi bekerja ini bisa didapatkan dengan menempa diri dalam lingkungan pendidikan yang menggunakan standar kurikulum internasional.
Pentingnya Memiliki Kompetensi Global di Dunia Kerja
Memiliki kemampuan kompetensi global dalam upaya menghadapi kerasnya persaingan kerja menjadi hal penting agar anak-anak muda di Indonesia dapat bersaing dengan para pekerja dari negara lain.
Tentunya masih segar dalam ingatan kita permasalahan bentrokan pekerja lokal dan asing di salah satu daerah kemarin, bukan hanya masalah dari sisi pendapatan saja, tetapi dari pendidikan, kemampuan dan kompetensi bekerja tenaga kerja kita masih dianggap berada di bawah level pekerja asing.
Oleh karena itu, anak muda di Indonesia perlu mempertimbangkan memilih pendidikan yang tepat agar selain bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passionsnya, juga memiliki kemampuan yang link and match guna menghindari global skills gap yang menghantui dunia industri dewasa ini.
Sampoerna University Siapkan Mahasiswa Menghadapi Dunia Kerja Berkompetensi Global
Sampoerna University berupaya memberikan yang terbaik guna menyiapkan generasi muda Indonesia untuk siap menghadapi dunia kerja dengan kompetensi global.
Sampoerna University menyadari bahwa kebutuhan akan pekerja yang memahami mindset global diperlukan tidak hanya di industri dalam negeri tetapi juga di berbagai belahan dunia.
Oleh karena itulah, guna mendukung generasi muda dalam mencapai mimpinya untuk dapat berperan dalam dunia kerja global, Sampoerna University menerapkan kurikulum internasional dalam mendidik mahasiswanya.
Pendidikan internasional yang dilaksanakan di Sampoerna University sendiri mengambil acuan kurikulum dari Amerika Serikat. Penggunaan kurikulum ini karena selama ini pendidikan di Amerika kerap menjadi acuan pendidikan internasional. Beberapa kampus terbaik dunia pun ada disana, sebut saja Harvard, MIT, dan lain sebagainya. Untungnya dengan adanya Sampoerna University di Indonesia dengan menggunakan kurikulum internasional, kita bisa merasakan kualitas pendidikan setara dengan pendidikan di Amerika, namun dengan biaya yang tentunya jauh lebih murah.
Alasan lain mengapa lulusan SMA/SMK cocok untuk melanjutkan pendidikan di Sampoerna University adalah kualitas lulusan yang memiliki softskill maupun hardskill yang mumpuni. Untuk membekali mahasiswanya dengan kompetensi bekerja di tingkat global, Sampoerna University menerapkan kurikulum yang lebih berbasis pada project dan case study real yang terjadi. Dengan demikian mahasiswa memperoleh wawasan bukan hanya masalah apa saja yang terjadi tapi how to solve the case dengan pendekatan sains.
Sampoerna University memiliki 4 Fakultas yang mampu memberikan mahasiswa mereka peluang meraih kesuksesan di tingkat global, yaitu fakultas sains dan teknologi, fakultas bisnis, fakultas seni dan sains dan fakultas pendidikan.
Dalam penerapan pendidikan internasional di kampus dan meningkatkan global skills set mahasiswanya, Sampoerna University terus melakukan inovasi pembelajaran seperti penerapan metode pembelajaran komprehensif, penggunaan teknologi dan media pembelajaran terbaru, pengembangan kurikulum internasional dan kerjasama dengan berbagai pihak di berbagai belahan dunia.
Yang menarik, mahasiswa di Sampoerna University berkesempatan untuk mendapatkan double degree dari University of Arizona, tentunya hal ini adalah kesempatan langka yang tidak ditawarkan kampus lain di Indonesia, berkesempatan mendapatkan dua gelar sekaligus dari universitas di Indonesia dan pendidikan internasional dari universitas di Amerika Serikat.
Lebih lanjut, sebagai bukti bahwa lulusan Sampoerna University dapat bersaing di tingkat lokal maupun global, 94% dari mereka diterima bekerja hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan.
Dengan mengingat global skills gap yang dialami industri saat ini dan tingkat keterserapan lulusan Sampoerna University, bisa dibilang lulusan kampus ini memiliki kompetensi global yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan dunia.
Dari dulu aq pgn kuliah di LN atau di kampus yg pake kurikulum internasional. Soalnya memang ada gapnya sih. Tmnku yg kul di LN bs kerja di fao global, hehe. Anak tmnku yg skolah di internasional scholl sdh dipersiapkan dr skolahnya untuk lanjut ke LN. Dulu aq mau masuk kampus doble degree juga 1 th di LN tpi malah ga jadi. Nanti anak2ku deh mau qarahkan ke sampoerna university
wah mantap mbak, semoga bisa dapet double degree ya anak2
Kemampuan digital skill di masa depan sangat dibutuhkan sekali, bener-bener harus cari kampus yang mampu upgrade kemampuan mahasiswanya di ranah digital.
Kampus kurikulum internasional di Sampoerna University bisa jadi salah satu pilihan khususnya yang mengincar double degree di Univ Arizona.
Sementara baru Univ Arizona aja ya?
iya mbak fani, biasanya double degree emang sama salah satu kampus aja, tapi gak menutup kemungkinan misal ada prodi yang bisa double degree lagi dengan kampus lain