Pernah nggak sih kamu lagi ngemil biskuit atau buka susu UHT, terus iseng cek tanggal di kemasan dan bingung karena tulisannya bukan “expired date” tapi “best before”? Atau kamu mikir, “Ah ini kan cuma tanggal tempelan, makanan masih oke kok.” Nah, ini kebiasaan yang lumrah banget terjadi, tapi bisa jadi pemicu kesalahan besar dalam menjaga kesehatan tubuh kita.
Di dunia makanan, informasi pada kemasan itu bukan cuma formalitas. Tanggal-tanggal itu ada karena makanan adalah produk biologis yang punya masa hidup. Tapi sayangnya, nggak semua orang paham bedanya antara “best before” dan “exp date”. Padahal, dua istilah ini punya arti dan dampak yang beda banget — terutama buat kesehatan tubuh kamu.
Apa Itu Best Before dan Exp Date?
Sebelum masuk ke alasan kesehatan di balik perbedaan dua istilah ini, kita perlu pahami dulu definisinya secara sederhana:
-
Best Before: Tanggal ini menunjukkan batas waktu terbaik untuk konsumsi makanan dari segi rasa, aroma, tekstur, dan nutrisi. Setelah lewat tanggal ini, makanan biasanya masih aman dimakan, tapi kualitasnya bisa menurun. Umumnya ada pada produk kering, kaleng, atau beku.
-
Expiration Date (Exp Date / Use By): Ini adalah tanggal terakhir di mana makanan aman dikonsumsi. Setelah lewat tanggal ini, makanan berisiko mengandung mikroorganisme berbahaya dan tidak boleh dimakan. Biasanya digunakan pada produk segar seperti susu, daging olahan, yogurt, atau obat.
Di Indonesia, produsen makanan sering mencantumkan salah satunya saja, atau mencampur dua istilah tersebut dengan istilah “kadaluarsa”, yang bikin makin rancu. Ini jadi pekerjaan rumah besar, apalagi saat banyak konsumen belum paham dampaknya secara kesehatan.
Kenapa Harus Dibedakan? Ini Alasan Kesehatannya
Perbedaan dua istilah ini bukan cuma soal branding atau marketing, tapi murni pertimbangan ilmiah dan kesehatan. Berikut penjelasan dari sisi medis dan keamanan pangan:
1. Bakteri Tidak Terlihat tapi Nyata
Pada produk dengan exp date, seperti susu segar atau makanan siap saji, mikroorganisme patogen bisa berkembang cepat setelah tanggal tersebut. Misalnya, Listeria monocytogenes, bakteri penyebab listeriosis, bisa bertahan bahkan dalam suhu dingin kulkas. Infeksi ini bisa sangat serius terutama pada ibu hamil, bayi, dan lansia.
Setelah exp date, produk ini bisa tampak normal, tapi sebenarnya sudah jadi ladang berkembang biaknya bakteri. Gejala seperti muntah, diare, atau demam bisa muncul hanya beberapa jam setelah konsumsi.
2. Nutrisi Menurun Setelah Best Before
Untuk produk dengan label best before, seperti sereal, mi instan, atau biskuit, kandungan nutrisi bisa menurun setelah melewati tanggal tersebut. Misalnya, kandungan vitamin C dalam jus botol bisa turun drastis setelah tanggal best before.
Walau tidak langsung menyebabkan keracunan, mengonsumsi produk dengan nutrisi yang sudah terdegradasi bisa menyebabkan defisiensi nutrisi jangka panjang, terutama kalau dikonsumsi rutin oleh anak-anak atau ibu hamil.
3. Tekstur dan Rasa Bisa Menipu
Kebanyakan orang mengandalkan “indra” mereka untuk menilai makanan. Tapi ternyata, rasa dan tekstur bukan indikator keamanan. Makanan dengan label best before yang sudah lewat mungkin masih enak dimakan, tapi vitamin-nya sudah rusak atau terkontaminasi logam berat dari kemasan (terutama produk kaleng).
Sedangkan produk exp date bisa tidak berubah rasa sama sekali, tapi udah bahaya dikonsumsi. Ini jebakan yang sering bikin orang salah kaprah.
Data dan Studi Pendukung
Menurut European Food Safety Authority (EFSA) tahun 2023, lebih dari 60% konsumen di Eropa masih belum bisa membedakan “best before” dan “use by”. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data survei BPOM tahun yang sama, hanya 23% responden yang tahu perbedaan keduanya secara tepat.
Yang lebih mengkhawatirkan, WHO mencatat bahwa sekitar 1 dari 10 kasus keracunan makanan global berhubungan dengan konsumsi makanan yang lewat tanggal aman (expiration). Artinya, edukasi soal label ini bukan cuma isu kemasan, tapi sudah jadi isu kesehatan masyarakat.
Dampaknya Bisa Lebih Serius dari yang Dibayangkan
Konsumsi makanan melewati expiration date bisa menimbulkan penyakit serius seperti:
-
Salmonellosis: Disebabkan oleh Salmonella dari telur atau ayam.
-
E. Coli Infection: Bakteri ini bisa menyebabkan gagal ginjal.
-
Botulisme: Salah satu jenis keracunan makanan paling mematikan dari makanan kaleng yang rusak.
Sementara konsumsi makanan lewat best before mungkin nggak bikin kamu langsung jatuh sakit, tapi bisa menyebabkan gangguan pencernaan ringan, alergi ringan, atau kejenuhan organ hati karena harus “membersihkan” zat yang mulai terdegradasi.
Solusi Sehat: Cek Label, Kenali Istilah
Daripada bingung dan nebak-nebak, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan biar lebih aman saat konsumsi makanan:
-
Cek Label dan Baca Baik-Baik
Kalau kamu lihat “Best Before”, artinya makanan masih bisa dikonsumsi dengan risiko minimal, asal penyimpanannya tepat. Kalau “Exp Date” atau “Use By”, jangan kompromi — langsung buang setelah tanggalnya lewat. -
Perhatikan Kondisi Penyimpanan
Makanan yang disimpan di suhu salah bisa kadaluarsa lebih cepat. Produk beku yang dicairkan, misalnya, udah nggak bisa dibekukan ulang karena bisa meningkatkan risiko bakteri. -
Kenali Produk dan Kategori
Produk kering seperti biskuit dan teh cenderung aman lewat best before. Tapi untuk susu, yoghurt, makanan siap saji, jangan main-main dengan tanggalnya. -
Edukasi Keluarga
Jangan biarkan hanya ibu rumah tangga atau satu orang di rumah yang tahu soal ini. Semua anggota keluarga harus paham.
Kesimpulan: Label Bukan Sekadar Formalitas, Tapi Proteksi Kesehatan
Perbedaan antara “best before” dan “expiration date” adalah perbedaan antara menurunnya kualitas dan hilangnya keamanan. Ini bukan urusan rasa doang, tapi bisa jadi urusan nyawa kalau nggak dipahami dengan benar. Kalau kita terbiasa cek kuota sebelum beli pulsa atau cek saldo sebelum belanja, kenapa nggak biasakan juga cek label sebelum makan?
Kesehatan bukan soal seberapa mahal makanan yang kita beli, tapi seberapa teliti kita memperhatikan apa yang kita konsumsi. Label di kemasan adalah bahasa produsen untuk menjamin keselamatan kita sebagai konsumen.
Call to Action
Mulai sekarang, yuk ubah kebiasaan! Setiap kali belanja makanan, luangkan 5 detik aja untuk cek label “best before” atau “exp date”. Jangan anggap remeh tulisan kecil itu, karena di baliknya ada peringatan besar soal kesehatan kita. Jadi pembeli yang pintar itu bukan soal irit uang doang, tapi juga cerdas menjaga tubuh tetap sehat. Ingat, makan enak itu penting, tapi makan aman itu wajib!
referensi: pafitangerangkota.org