Udah jadi tradisi di tanah air setiap menjelang lebaran diramaikan dengan rombongan orang2 yang ingin kembali ke kampung halaman demi merayakan lebaran bersama orang tua di kampung, dan sejujurnya keinginan yang sama aku rasakan, pengen juga ikut mudik menjelang lebaran, tapi sepertinya untuk tahun ini tidak akan terlaksana. Mungkin baru sempet ke cilacap hari ke dua/tiga lebaran.
Aku lebih suka naik motor sendirian dibanding pulang rame2 pake mobil bareng keluargaku, alasannya simpel biar di cilacap aku bisa puas main ke tempat temen yang jauh2, n bisa berlama2 bernostalgia disana sebelum pulang ke jogja. Yah setidaknya dulu ada saja alasan yang membuatku betah berlama2 disana. Dan mungkin sekarang yang paling aku rindukan adalah bertemu teman2 di malam takbiran.
Kenapa malam takbiran? karena disitu semua anak keluar, entah sekedar ikut takbiran atau sekedar nongkrong2 di pinggir jalan tapi semua anak dalam presensi dipastikan hadir. Meskipun dalam tanda kutip, malam penghujung bulan puasa ini jauh dari bayangan itikaf, sholat malam dan takbir yang mengisi hati teman2ku, justru sebaliknya, setiap malam lebaran, hampir bermacam2 jenis minuman keras ada, aku tidak tahu secara pasti sejak kapan tradisi ini ada, waktu kecil tidak ada tradisi ini, meskipun kemudian aku pernah menjadi bagian tradisi ini, Oh tidak, aku sudah tidak lagi merindukan minuman itu, tapi aku merindukan kebersamaan yang memang cuma aku dapatkan ketika malam lebaran. Sisanya begitu menjelang pagi sampai habis hari idul fitri suasana berubah sepi karena anak2 masih terlarut dalam mimpi. Lebaranku mungkin tak seberarti, seindah dan semeriah lebaran kalian, tapi aku merindukan saat2 kebersamaan dimana kami saling berbagi dan bertemu kembali.
Mungkin tahun ini ketika aku tidak hadir di tengah2 mereka, tidak hadir pula miras2 kebanggaan mereka, semoga, dan untuk selamanya