Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) atau dulu dikenal dengan nama Masa Orientasi Siswa (MOS) tahun ini diupayakan benar-benar telah meninggalkan budaya perploncoan dan menjadikan siswa baru sebagai obyek pesakitan oleh kakak tingkatnya. Mas Menteri Pendidikan telah memberikan mandat agar Kepala Sekolah dan Guru benar-benar menjadi penanggung jawab kegiatan ospek tahunan ini. Jika pada tahun-tahun sebelumnya di beberapa sekolah mungkin MOPD ini diserahkan sepenuhnya pada pengurus OSIS, maka saat ini dewan guru dan kepala sekolah wajib ikut terlibat dalam kegiatan ini, tidak lagi sebagai pembina atau pengawas tetapi ikut membaur dengan kegiatan MOPD.
Hal ini selain agar sekolah dapat mencegah terjadinya kekerasan baik verbal maupun fisik kepada siswa baru yang dilakukan oleh kakak tingkatnya. Dengan demikian masa orientasi siswa benar-benar diarahkan untuk memperkenalkan siswa baru dengan lingkungan sekolah maupun budaya belajar yang ada di dalam sekolah tersebut.
Tugas tugas yang aneh dan membuat orang tua siswa berkernyit juga dikurangi, terutama untuk bentuk tugas yang mempermalukan siswa baru benar-benar ditiadakan, jika peserta MOS harus menggunakan sepatu hitam dengan tali rafia warna-warni, maka sekarang cukup sepatu pantofel atau bahkan sepatu biasa, tidak perlu membuat papan nama yang heboh dari kertas karton, tidak perlu membuat topi kerucut yang rame dan berumbai-rumbai. Jika pun ada tugas hanya sekedar tugas yang berupa tebak-tebakan, misal jajanan SMA 10 atau merk SMAX, air minum maksimal atau merk TOTAL, dan lain sebagainya.
Meskipun MOPD tahun ini tidak lagi diselenggarakan di bulan puasa, di sekolah kami sendiri sengaja dibatasi aktifitas fisik di luar, lebih banyak difokuskan dengan kegiatan di dalam ruang. Mulai dari pemberian materi-materi dari pihak internal sekolah maupun mengundang pihak lain seperti kepolisian dan TNI untuk memberikan materi pada siswa baru. Dengan demikian diharapkan siswa baru dapat mengambil informasi non-akademis yang dapat menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Di sisi lain, kemendikbud juga mengeluarkan aneka infografis mengenai peran setiap pihak dalam menyambut tahun ajaran baru, termasuk di dalamnya adalah orang tua sebagai wali murid. Mas menteri menghimbau agar orang tua mengantar anaknya pada hari pertama sekolah, dan berbaur dengan pihak sekolah untuk saling berdiskusi mengenai pembelajaran si anak.
Infografisnya menurutku cukup bagus dan muatannya sudah oke, dalam hati aku berharap kalau ini benar-benar bisa terlaksana mungkin akan memberi banyak sekali manfaat kepada masing-masing pihak, baik siswa, orang tua, maupun pihak sekolah, cuma balik lagi ke masalah membudayakan hal semacam itu masihlah sulit dilaksanakan, meskipun pada akhirnya banyak orang tua siswa yang terlambat berangkat kerja, toh tetap saja prosesi mengantarkan anak ke depan gerbang sekolah hanya menjadi semacam ritual belaka.