Hardisk cakram atau hardisk keping, adalah tipe hardisk yang menggunakan piringan sebagai media penyimpanannya. Berbeda dengan hard disk SSD yang menggunakan IC tertanam, hardisk cakram masih menggunakan metode pembacaan sinyal yang dipantulkan oleh keping cakram terhadap sinar infrared. Tentu kita mengenal bahwa hardisk bertipe HDD ini memiliki kecepatan, mulai dari 5400 RPM (rotation per minute), 7200 RPM dan 10000 RPM (untuk hard disk berinterface SCSI).
Mengapa Hardisk Cakram Lebih Lambat dibanding Hard Disk SSD?
Angka rotation per minute inilah yang menyebabkan mengapa HDD saat ini tertinggal dibandingkan teknologi SSD. Sebagai contoh, untuk mengakses sebuah data pada HDD berkecepatan 5400 RPM, dalam 1 menit, hardisk hanya mampu memutar kepingan HDD sebanyak 5400 putaran. Alhasil kecepatan akses HDD lebih lambat dibanding SSD yang bisa langsung mengakses alamat memori data.
Masalah Pada Hardisk Cakram
Melemahnya Komponen Optik
Kelemahan kedua ada hardisk HDD pada bagian optik dan sensor HDD, seiring bertambahnya usia hard disk, kekuatan optik sinar infrared dan sensor berkurang, ini yang menyebabkan hardisk tua sering tidak mampu membaca data. Kegagalan membaca data pada optik dapat mengakibatkan komputer memberikan respon berupa blue screen di layar monitor kita.
Mekanik Melemah
Karena menggunakan metode perputaran disk, adakalanya, mekanik pada HDD melemah seiring bertambahnya usia, ketahanannya berkurang. Sehingga posisi optik tidak sesuai pada tempatnya dan mengakibatkan komputer gagal membaca data. Tidak jarang hal ini mengakibatkan bunyi yang lebih parah pada hardisk saat berputar.
Fragmentasi
Fragmentasi adalah masalah yang kerap terjadi pada keping HDD, oleh karenanya, sistem operasi seperti Windows menggunakan tools bantu Windows Defragmenter guna menata ulang posisi cluster data agar dapat berurutan.
Agar lebih mudah memahami fragmentasi, kita dapat mengambil analogi sebagai berikut. Katakanlah Hardisk adalah sebuah buku loose leaf yang kita gunakan untuk mencatat mata kuliah yang diajarkan. Dalam satu minggu kita menempuh berbagai mata kuliah, sehingga metode penulisan kita dimulai dari halaman pertama loose leaf, dan halaman berikutnya untuk mata kuliah kedua dan seterusnya.
Dengan semakin banyaknya minggu perkuliahan yang kita lalui, kita akan melihat mata kuliah kalkulus tersebar dalam lembar-lembar terpisah, karena kita juga menghadiri mata kuliah lain dan menuliskan resume perkuliahan disana. Agar dapat belajar mata kuliah kalkulus kita terpaksa harus melompat-lompat halaman buku. Hal yang sama berlaku pada cluster hardisk. Hardisk akan menulis data pertama dari cluster paling tengah dari keping cakram, dan memutar hingga ke ujung kepingan.
Data yang tersebar, akan memaksa optik untuk melompat dan mencari urutan data tersebut yang mengakibatkan delay lebih lama. Defragment, adalah proses mengurutkan sebuah file berdasarkan cluster pada hardisk cakram, seperti memindahkan semua materi kalkulus ke bagian depan halaman loose leaf, diikuti mata kuliah lain secara berurutan.
Hardisk Bad Sector
Hardisk Bad Sector terjadi karena adanya kerusakan pada cluster pada piringan cakram hardisk yang membuat datanya tidak terbaca. Jika kamu sering melihat keping CD yang sudah bolong-bolong dan bisa diterawang. Prinsipnya sama, dimana sinar optik harusnya terpantul dan diterima sensor menjadi loss karena cluster tersebut rusak. Sinyal yang tidak memantul ini yang membuat cluster tersebut mengalami bad sector
Cara Mencegah Kerusakan Hardisk
Untuk mencegah hardisk rusak, kita perlu memahami cara kerja hardisk. bisa lihat artikel mengenai pengertian, fungsi, cara kerja dan jenis-jenis hardisk. Lalu untuk mencegah kerusakan hardisk cakram atau piringan setidaknya ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan
Maksimal Alokasi File pada Drive 80%
Komputer biasanya terbagi menjadi beberapa drive, drive C untuk sistem operasi, drive D dan selanjutnya untuk data kita. Setiap drive disarankan memiliki jumlah file maksimal 80%. Mengapa demikian? semakin penuh drive pada hardisk cakram, semakin sedikit space bebas yang bisa digunakan oleh windows untuk melakukan paging file maupun melakukan proses defragmenting.
Untuk proses defragmenting sendiri, Microsoft menyarankan setidaknya ada sisa space pada sebuah drive sebanyak 15%, semakin kecil sisa kapasitas drive pada hardisk, semakin lama pula proses pengurutan data. Jika data kamu cukup banyak pertimbangkan untuk membeli hardisk eksternal.
Rutin Melakukan Defragment
Seperti aku bilang di awal, defragment adalah proses untuk mengumpulkan data file yang terpisah pada cluster hardisk cakram, dan yang paling perlu didefrag adalah untuk drive C karena berkaitan dengan sistem operasi. Setidaknya lakukan defragment pada drive C maksimal dua bulan sekali. Semakin lama usia laptop/komputer kita sebaiknya dirutinkan satu bulan sekali untuk drive sistem dan dua bulan sekali untuk drive data.
Sering mengalami tampilan disk 100% pada task manager? bisa jadi karena drive sistem kita terlalu jenuh dan jarang didefragment. Selain menggunakan program bawaan Windows, kamu juga bisa menggunakan bantuan software lain seperti TuneUp Utilities.
Pisahkan Data di Drive Lain
Memisahkan data dari drive sistem adalah langkah paling masuk akal guna mencegah kehilangan data kita. Secara default Windows akan menaruh data my document pada drive C. Kamu bisa memindahkan data my document dan download ke drive lain, agar jika terjadi masalah pada Windows kita dan mengharuskan instal ulang laptop, data kamu masih aman
Gunakan Hardisk Sentinel
Hardisk Sentinel adalah sebuah software yang digunakan untuk mengecek kesehatan hardisk. Berbeda dengan defragmenter yang berfungsi mengurutkan file, Sentinel hard disk mengukur kemungkinan error pada hardisk. Nilai sentinel 100 berarti hardisk secara hardware tidak bermasalah, namun jika nilainya di bawah 20, bersiaplah melakukan backup data sedini mungkin karena besar kemungkinan hard disk kamu akan segera mati dan semua datanya akan sangat sulit untuk diambil kembali.
Cara Memperbaiki Hardisk Yang Rusak
Seringkali, kita terlambat menyadari hardisk kita telah mengalami kerusakan, sering mengalami blue screen atau hard disk tidak terdeteksi merupakan contoh indikator bahwa hardisk cakram kita memiliki masalah teknikal.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menguji konektor hardisk pada PC, kabel Sata, PATA atau kabel powernya mungkin yang bermasalah. Jika ternyata setelah dicek kabel dalam kondisi baik kemungkinan masalah ada pada hardisknya.
Hal yang paling sering bisa dilakukan oleh pengguna rumahan yang ingin memperbaiki hardisk rusak adalah dengan cara menepuk punggung hardisk dengan telapak tangan, jangan terlalu pelan dan tidak terlalu keras. Teknik tepuk ini berguna untuk mengembalikan posisi optik yang mungkin bergeser dan menyebabkan hardisk bermasalah, tidak terdeteksi atau mengeluarkan dengung yang cukup keras.
Namun jika masalah tersebut tetap belum selesai, sudah saatnya kamu mencari pertolongan di service komputer terdekat guna menyelamatkan data yang kamu miliki di dalamnya.