Tidak ada makan siang gratis kata orang Inggris, apa yang kita dapatkan adalah sesuatu yang kita usahakan. Dan usaha itu sendiri ada bermacam2 dari minta tolong orang lain melakukan dengan bayarin tararengkyu maupun melakukannya sendiri. Tentu saja maksudnya minta tolong ini adalah minta tolong yang bukan pada kondisi2 tertentu seperti keadaan yang tidak memungkinkan tapi karena faktor malas, ogah capek atau ingin menghindari proses.
Bagaimanapun juga hidup adalah proses, nasihat waktu kecil yang sering aku dengar adalah, sinauo ben suk gede dadi uwong atau belajarlah biar ketika sudah dewasa menjadi orang. Lha emangnya klo enggak belajar belum jadi orangkah? bukan maksud uwong disini memang manusia, tetapi manusia yang berguna, manusia yang memiliki kehormatannya sendiri di lingkungannya. Dan untuk mencapai semua itu membutuhkan namanya proses.
Kadang aku sebel dengan iklan2 yang menawarkan sesuatu yang instan, zaman serba instan, bikin web profesional dalam 5 menit, kaya mendadak dalam seminggu, segala macam yang berbau instan seringkali tidak bisa dipertanggungjawabkan. Aku yakin, orang yang menawarkan hal2 semacam itu sebenernya juga telah mengalami proses yang panjang. Jadi meski apa yang ditawarkan mungkin sesuatu yang instan tetapi pada proses pembentukannya adalah sebuah proses yang memerlukan kesabaran.
Waktu dulu masih bingung dengan TA, aku konsultasi ke dosen, gimana caranya menghasilkan produk A, kemudian dijawab sak penake dewe, nek kowe mikir, piye carane entuk mie sing enak, kowe iso mbayangke enake mie kuwi, ning wetengmu sih tetep luwe. *Kalau kamu berfikir, bagaimana caranya mendapatkan semangkok mie yang enak, kamu bisa membayangkan bagaimana enaknya mie itu, tetapi perutmu masih tetap lapar* Intinya adalah untuk mencapai tujuan kita harus berproses, bukan hanya mengharapkan tujuan itu jadi dengan sendirinya.
Seandainya Steve Jobs menemukan Apple dengan cara instan tentu perkembangan MAC dan Apple tidak secepat sekarang, karena mungkin programmer hari ini masih sibuk memetakan dan mempelajari kembali struktrur mesin Apple pertama.
Jadi menurut aku hidup adalah sebuah proses, segetir apapun proses itu, percayalah tidak ada sesuatu yang sia – sia jika dikerjakan meskipun mungkin kita gagal mencapai tujuan kita, semakin banyak kegagalan yang kita buat dalam berproses akan membentuk algoritma penyeleksian masalah. Klo ke kiri buntu, maka ke kanan, klo ke kanan buntu, maka lurus saja. Kegagalan akan menyelamatkan kita dari kesalahan yang tidak terjelaskan, memilah persoalan yang harus dilokalisir dan diabaikan, menemukan lebih banyak cabang untuk mencapai tujuan tersebut.
Aku bukanlah orang yang cukup mahir dalam segala hal, semuanya serba amatir, tetapi ketika aku berproses dan mendapatkan kegagalan, maka selalu muncul beberapa opsi sesuai skill dan kemampuan otakku untuk mencapai tujuan tanpa harus terlalu melenceng dari visi semula. Padahal jujur, sebelumnya opsi2 tersebut bahkan sama sekali tidak terpikirkan ketika membuat rencana, pengetahuan itu terbuka ketika kita berada di tengah2 medan. Bukan ketika kita menyusun strateginya.
Di dunia ini tidak ada sesuatu yang instan, kecuali kopi dan mie
gambar dari sini
*ngentekke mokacino ro sinau neh*