Pemilik website tentu paham, untuk memudahkan mereka mendapatkan lebih banyak klik iklan dari pembaca yang datang dari smartphone. Mereka menggunakan iklan besar di awal artikel. Iklan besar ini nantinya secara otomatis yang akan terlihat pertama kali oleh user, sebelum mereka melakukan scrolling untuk membaca artikel.
Area tampilan website tanpa harus menscroll ini disebut Above The Fold. Semakin besar tampilan iklan di area ini tentunya menguntungkan pemilik website, selain memancing user untuk melakukan klik, ada kemungkinan user akan melakukan klik iklan secara tidak sengaja pada saat akan melakukan scrolling.
Sementara, bagian artikel yang baru akan terlihat setelah user melakukan scrolling disebut below the fold. Iklan disini umumnya juga lebih mudah untuk dihindari oleh pembaca.
Secara tidak langsung, pelarangan iklan dalam above the fold berdampak pada penurunan jumlah klik dan pendapatan pemilik website. Memang Google masih mengijinkan penggunaan iklan 300 x 100 maupun horizontal di bagian awal tampilan mobile. Tapi jujur saja, iklan itu terlalu mudah dilewatkan pengunjung blog. Atau lebih tepatnya, user lebih mudah menghindari accidental click di artikel tersebut.
Hal inilah yang membuat Google sempat melarang penggunaan iklan berukuran besar yang ditaruh di atas artikel. Akan tetapi terhitung sejak tanggal 2 Mei 2017 kemarin, Google mengumumkan pembatalan aturan larangan iklan 300 x 250 above the fold ini. Pemilik website dapat kembali menaruh iklan berukuran maksimal 300×250 di atas artikel mereka.
Kembalinya iklan above the fold
Aku sendiri tidak terlalu paham mengapa Google memutuskan membatalkan aturan ini. Akhir tahun kemarin aku bahkan sempat mendapatkan warning karena penempatan iklan rectangle ukuran 300 x 250 di area above the fold di tampilan website mobile.
Sebelum pelarangan ini, jumlah CTR di blogku masih bisa sampai 1-2% tapi sejak pelarangan Above The Fold, jumlah CTR nya tereduksi setengahnya. Dan ini berdampak banget pada earningku.
Tapi bisa jadi, dengan semakin berkurangnya jumlah klik user karena larangan Google, semakin lama juga Google menghabiskan uang para advertiser. Jadi menurutku ini win win solution untuk Google dan publisher. Klo advertiser sih entahlah.
Tinggal bagaimana sekarang para pemilik website bisa memaksimalkan pembatalan keputusan ini dengan tidak mengorbankan kenyamanan user mereka.