Kesetiaan Kreatif, Persembahan 100 Tahun PT Kanisius untuk Indonesia

Bentang usia 100 tahun bukanlah usia yang pendek bagi sebuah penerbit dan percetakan, namun PT Kanisius telah berhasil membuktikan diri menyongsong angka 1 abad dalam perjalanan pelayanannya dalam melayani gereja dan masyarakat Indonesia. Di usia 100 tahun ini, PT Kanisius mencetak sebuah buku khusus sebagai bagian dari rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga PT Kanisius masih tetap bisa terus berkarya di masa modern ini.

Kesetiaan Kreatif; Persembahan 100 Tahun PT Kanisius

buku kesetiaan kreatif kanisius

Buku yang berjudul Kesetiaan Kreatif; Refleksi Perjalanan 100 Tahun Karya Penerbit-Percetakan Kanisius ini terdiri dari 4 Bab yaitu;

  1. Kesetiaan Kreatif
  2. Awal Menjadi Indonesia
  3. Membangun Gereja Indonesia
  4. Dari Kolonialisme Menuju Pendidikan Merdeka

Buku ini ditulis oleh banyak tokoh dari berbagai profesi mulai dari praktisi, dosen, imam, sejarawan, antropolog, budayawan dan lain sebagainya. Beberapa tokoh tersebut antara lain Kardinal Ignatius Suharyo, Anhar Gonggong, Alissa Wahid, Sonny Keraf, dan masih banyak tokoh-tokoh lain yang memberikan testimoni dan pemikiran mengenai seratus tahun hadirnya PT Kanisius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sejarah PT Kanisius

Bertahan satu abad jelas bukan sebuah perkara yang mudah, di bagian depan isi buku ini, kita bisa melihat sejarah PT Kanisius, dengan segala pergulatan yang terjadi sejak awal berdiri hingga masa kini. Pastinya ada beberapa insight yang bisa kita ambil manfaatnya dari sejarah panjang Kanisius sebagai sebuah entitas bisnis yang tetap memegang teguh nilai agamis.

Masa Pra Kemerdekaan

Tak kenal maka tak sayang, sebelum kita membahas lebih jauh mengenai buku persembahan 100 tahun PT Kanisius, tentu tidak lengkap jika kita tidak mengenal terlebih dahulu sejarah PT Kanisius. Awal mula berdirinya percetakan Kanisius ini bermula di Muntilan pada tahun 1918 dimana didirikan Canisius Vereeniging atau Perkumpulan Kanisius. Nama Kanisius sendiri diambil dari nama seorang Santo yang sangat concern terhadap pendidikan dan penerbitan yaitu Santo Petrus Kanisius.

Dan sejak tahun 1922 atas inisiatif Pastor J Hoeberecths, SJ, Didirikan Pabrik percetakan Canisius Drukkerij (Percetakan Kanisius) yang mengambil tempat bekas pabrik besi. Saat ini lokasi pabrik pertama PT Kanisius berada di Jalan Panembahan Senopati no 16 Yogyakarta. Di masa awal-awal abad 20 kehadiran Balai Pustaka yang fokus pada sejarah, budaya dan percetakan lain yang kerap dianggap ilegal karena menyuarakan semangat kemerdekaan, Kanisius mengambil posisi berbeda yakni fokus pada buku-buku keagamaan dan pendidikan.

penerbit dan percetakan kanisius jaman dulu
suasana percetakan kanisius. Sumber: Kanisius

Pada era 1920-an ini, selain mencetak buku-buku keagamaan Katolik, Kanisius juga mencetak koran dan majalah atara lain Suara Katolik, Swara Tama dan Tamtama Dalem. Kanisius juga bekerjasama dengan pihak lain seperti perusahaan, instansi pemerintahan maupun masyarakat umum. Salah satu partner kerja Kanisius di masa itu adalah Kantor Kepatihan, dana keuntungan Kanisius kemudian dikelola Yayasan Kanisius untuk membantu pendidikan dan pengajaran rakyat di era pra kemerdekaan.

Masa Kemerdekaan

Di masa pendudukan Jepang, Percetakan Kanisius hampir mati karena pimpinan Kanisius ketika itu Bruder Baldewinus diasingkan oleh Jepang, beruntung masa pendudukan Jepang berakhir di tahun 1945. Dan pada 8 Mei 1946, percetakan Kanisius diserahkan kembali oleh Pemerintah Indonesia kepada Pastor A Djajasepoetra, SJ selaku wakil uskup.

Pada tahun 1946 inilah Percetakan Kanisius dipercaya untuk mencetak mata uang ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) sebagai alat perjuangan sekaligus sebagai bukti resmi kedaulatan bangsa dalam dunia ekonomi sehari-hari masyarakat Indonesia. Uang ORI ini digunakan pihak Indonesia untuk membendung hadirnya uang NICA, sekaligus sebagai pengganti resmi mata uang penjajah Belanda dan Jepang sebelumnya.

Sebagaimana proses pencetakan uang pada masanya, proses pencetakan uang dilakukan dengan penjagaan ketat dari Polisi Militer, agar tidak ada uang yang diselundupkan atau disalahgunakan pekerja. Yang menarik, tidak ada kasus tersebut di Percetakan Kanisius, karena karyawan Kanisius ketika itu sudah memiliki semboyan bahwa Tuhanlah yang sebenarnya sedang mengawasi mereka bekerja.

Tentunya menjadi percetakan di masa pergolakan tidaklah mudah, mulai dari pengasingan pimpinan Kanisius oleh Jepang, semasa awal kemerdekaan sempat terjadi huru-hara lain dimana Percetakan Kanisius menolak mencetak majalah Patriot di tahun 1948, yang kemudian membuat masyarakat komunis ketika itu marah dan mengadukan Atmasentana selaku Pimpinan Kanisius ke Presiden Soekarno. Sebagai informasi, dasar penolakan Kanisius ini karena koran Patriot mulai menunjukkan gelagat semakin pro pada komunis. Dan kita tahu, tahun tersebut adalah tahun meletusnya pemberontakan PKI Muso di Madiun.

Masa Pengakuan Kedaulatan

Selepas pemerintah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada akhir tahun 1949, maka Kanisius pun turut bertransformasi dari sebelumnya memiliki misi untuk mengawal kemerdekaan Indonesia pun berubah menjadi mengisi kemerdekaan. Dalam proses ini Kanisius mulai mencetak buku pelajaran dan mengalihbahasakan buku-buku pelajaran masa kolonial ke dalam bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Sebagai informasi saja, politik bahasa juga terjadi di masa pendudukan. Di mana pengajaran di era kolonial menggunakan bahasa berbeda, Belanda, Melayu dan juga Jawa. Pengalihbahasaan yang Kanisius lakukan semata untuk mendukung proses integrasi bangsa sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Kanisius bertransformasi dari sebelumnya hanya sebuah percetakan menjadi penerbitan juga. Buku-buku terbitan Kanisius antara lain Ichtisar Sejarah Indonesia, Ilmu Falak dan Ilmu Bumi Alam, Tata Negara Republik Indonesia, buku pelajaran bahasa Inggris, buku agama serta buku-buku pendidikan.

Pada tahun 1967, Penerbitan Percetakan Kanisius menjadi percetakan offset pertama di Indonesia berkat pengadaan mesin cetak offset dari Eropa, dan sejak tahun 1976 PT Kanisius mulai menerapkan komputerisasi dengan memanfaatkan mesin Macintosh dan kemudian beralih ke personal computer hingga saat ini. Saat ini PT Kanisius tidak hanya melayani penerbitan dan percetakan buku, tetapi juga semua jenis produk berbahan baku kertas dapat dibuat, mulai dari kalender, paper bag, peta, snack box, banner dan lain sebagainya.

Tantangan PT Kanisius

kesetiaan kreatif persembahan 100 tahun PT Kanisius

Di Medio 2010-2011, kepengurusan Kanisius yang sebelumnya dipimpin oleh tokoh kemudian diserahkan pada sebuah tim Adhoc yang dikenal sebagai tim Task Force, tim ini berupaya merumuskan tata kelola Kanisius dari sebelumnya berbasis ketokohan menjadi berbasis sistem. Model semacam ini jamak terjadi di perusahaan yang memang ingin menerapkan Good Corporate Governance, Kanisius menyadari bahwa dengan membangun sistem dan tata kelola yang baik. Maka perusahaan dapat tetap berjalan dengan baik, siapapun nanti yang akan memimpin.

Memang tidak mudah mengubah kebiasaan dari manajemen otoritas kepemimpinan menjadi jalinan tata kelola dan prosedur operasional, namun berangkat dari keyakinan bahwa hal tersebut merupakan momentum untuk melakukan refleksi tata kelola perusahaan secara komprehensif, hal tersebut akhirnya berhasil dituntaskan. Oh, ya sebagai info Kanisius resmi menggunakan nama PT Kanisius ini sejak Januari 2014.

Untuk menyukseskan visi PT Kanisius sebagai perusahaan inspiratif yang berdaya ubah bagi bangsa, PT Kanisius menyusun roadmap 5 tahunan yaitu, fase transisi (2011-2015), fase pertumbuhan penjualan (2016-2020), fase pengembangan bisnis (2021-2025) dan fase penguatan bisnis (2026-2030). Dengan adanya roadmap ini semakin jelas target yang hendak dicapai PT Kanisius agar dapat terus memberikan daya ubah bagi bangsa dan juga perusahaan.

Mengapa Kesetiaan Kreatif?

Buku persembahan 100 Tahun PT Kanisius ini diberi judul Kesetiaan Kreatif, nah mungkin banyak dari kita menerka apa yang dimaksud Kesetiaan Kreatif ini. Kesetiaan Kreatif merupakan keutamaan yang nyata pada sikap dan cara bertindak, dimana didalamnya seseorang mengikatkan diri pada suatu nilai dalam sebuah keterbukaan terhadap situasi di sekitarnya dengan berbagai persoalan dan tantangan.

Lebih jauh lagi kesetiaan kreatif bukanlah sikap reaktif terhadap perkembangan zaman melainkan tuntutan untuk tetap mewujudkan tujuan dan secara efektif menghadapi tantangan zaman. Dari apa yang dapat kusimpulkan mengenai makna kesetiaan kreatif ini adalah bagaimana upaya PT Kanisius yang berangkat dari nilai-nilai rohani gereja agar dapat terus memberikan pelayanan kepada umat, sekaligus tidak melupakan tantangan zaman.

kesetiaan kreatif 100 tahun kanisius

Konsep ini dapat terlihat PT Kanisius membuka diri dengan kebutuhan jaman namun tidak meninggalkan identitasnya sebagai bagian dari pelayanan terhadap umat dan sesama manusia. Ada beberapa buku-buku islami yang aku tahu diterbitkan oleh Kanisius, aku melihatnya bukan sebagai transformasi Kanisius yang menjauh dari nilai gerejani tetapi keterbukaan dan semangat untuk melayani kebutuhan umat lain sebagai bagian dari kasih dan menjaga kebhinekaan.

Di era teknologi semacam ini, tantangan Kanisius sebagai perusahaan percetakan dan penerbitan tentu mengalami tantangan dengan semakin menjamurnya budaya baca di internet. Kanisius dapat menjadi jembatan dengan terus menggerakkan semangat literasi, karena tidak sedikit perpecahan bangsa yang hanya terjadi karena status-status di internet. Semangat literasi ini ditujukan agar masyarakat Indonesia tidak mudah terjebak dalam perang-perang opini di dunia maya.

Harapannya, dengan seratus tahun PT Kanisius berkarya, akan lebih banyak buku bacaan bermutu dengan genre yang semakin luas untuk generasi muda kita. Tentunya, kita akan terus menanti terobosan kreatif dari Kanisius dalam upaya menjaga kebhinekaan. Selamat ulang tahun PT Kanisius, selamat mengarungi abad kedua perjalanan karya.

2 pemikiran pada “Kesetiaan Kreatif, Persembahan 100 Tahun PT Kanisius untuk Indonesia”

  1. Judul Harga Beli Sekarang
    Dasar Mikrokontroler Atmega8535 dengan CAVR BUKU ORIGINAL Rp64.000  
    Buku Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, Dan Aplikasi Rp70.000  
    Buku 20 Aplikasi Mikrokontroler ATMega 8535 & ATMega 16 Menggunakan Bascom-AVR+CD Rp70.500
    BUKU PRAKTIKUM TEKNOLOGI MICROCONTROLLER ATMEGA- 16 UNTUK SMK/ MAK Rp40.000  
    Buku Dasar Mikrokontroler Atmega8535 dengan CAVR Rp64.000
    BUKU MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 + CD Rp80.750  
    buku pemrograman mikrokontrorler avr atmega 16 + cd Rp50.000  
  2. Wah, PT Kanisius memang sangat inspiratif ya, kak. Saya jadi ga sabar pengin baca buku Kesetiaan Kreatif ini. Ulasannya sangat menarik, kak.

    Balas

Tinggalkan komentar

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini