Terpendam dalam dimensi keabsurban sebuah dilema
Menarikku kedalam ruang pendakian tak berujung
Terpaut di lika liku relung hatimu
Begitu dalam dan suram
Hingga terbersit deru roda2 api amarahmu
Terlempar, terhunjam, lalu tertancapkan
Bagai duri ilalang yang menusuk selubuk kenanganku
Mendusta segenap cinta yang pernah terpatri
Menaifkan selaksa raga di balik awan
Inikah persembahanmu untukku???
Rangkaian mutiara dari palung batubara
Begitu mudah terucap dari kelembutan bibirmu
Menyanjungku dalam tujuh ungkapan manusia srigala
Andai kah itu hanya menjadi barisan puisi kekecewaan pun tak apa
Ingatkah pada hangatnya genggaman jemariku?
Ingatkah pada kelembutan kecupan mesraku?
Ingatkah pada sehelai nafas yang kuhela untukmu?
Ingatkah pada cahaya yang kini menghias di satu sudut tanganmu?
Ketika cintamu kini tak lagi selembut sapaan pagi hari
Ketika senyummu tak cukup membangunkan bunga2 di taman
Ketika pelukmu tak mampu menghangatkan jiwaku
Slalu kan ku katakan kembali padamu….
Tak kan pernah berarti dalam sebuah rangkaian desah penyesalan
Tapi akan selalu kupastikan untukmu
Selama tanganmu masih menggenggam erat tanganku
Cintaku tak kan hilang dari sisimu berbaring