perbedaan akupuntur dan akupresur

Membedah Perbedaan Akupuntur dan Akupresur: Mana yang Cocok Buat Kamu?

Dalam dunia kesehatan alternatif, dua metode yang sering banget dibicarakan adalah akupuntur dan akupresur. Keduanya sama-sama berasal dari prinsip pengobatan tradisional Tiongkok dan fokus pada titik-titik energi tubuh, atau yang biasa disebut meridian. Tapi, jangan salah. Walaupun sering disangka mirip, sebenarnya akupuntur dan akupresur itu punya teknik, tujuan, bahkan sensasi yang cukup berbeda saat dijalani.

Tren minat masyarakat terhadap terapi non-obat makin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data Asosiasi Pengobatan Tradisional Indonesia (APTI) tahun 2024, sekitar 27% masyarakat urban mulai beralih ke terapi komplementer untuk mendukung kesehatan, termasuk memilih akupuntur dan akupresur. Ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk menjaga keseimbangan tubuh, bukan cuma menyembuhkan gejala, makin luas.

Tapi di tengah populernya dua teknik ini, masih banyak juga yang bingung: “Sebenarnya, aku butuh akupuntur atau akupresur, ya?” Supaya kamu nggak salah pilih, yuk kita kulik lebih dalam perbedaan, keunggulan, dan kapan sebaiknya kamu memilih salah satunya.

Teknik Dasar: Jarum vs Tekanan Jari

Kalau mau dirangkum sederhana, perbedaan utama antara akupuntur dan akupresur itu ada di alat dan metode yang digunakan.
Akupuntur menggunakan jarum-tipis steril yang ditusukkan ke titik-titik tertentu di tubuh. Jangan bayangin jarumnya kayak jarum suntik ya — jarum akupuntur itu super kecil, lentur, dan biasanya hampir nggak terasa saat masuk. Teknik ini bertujuan untuk merangsang aliran energi (qi) yang mungkin tersumbat atau tidak seimbang.

Sementara akupresur menggunakan tekanan jari, telapak tangan, atau kadang alat bantu sederhana untuk menstimulasi titik yang sama. Nggak ada jarum, nggak ada tusukan. Hanya tekanan lembut hingga sedang pada area tertentu untuk mendorong tubuh memperbaiki fungsinya sendiri.

Buat orang yang takut jarum, akupresur bisa jadi opsi lebih nyaman. Tapi kalau kamu butuh stimulasi lebih dalam ke jaringan tubuh, akupuntur biasanya menawarkan efek yang lebih cepat.

Manfaat yang Ditargetkan: Akut vs Relaksasi

Akupuntur biasanya dipilih untuk masalah kesehatan yang lebih “serius” atau kronis. Misalnya, sakit punggung bawah, migrain, gangguan kesuburan, atau bahkan efek samping kemoterapi. Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2024 menyebutkan ada lebih dari 100 kondisi medis yang secara klinis diakui bisa dibantu dengan akupuntur, termasuk nyeri kronis dan gangguan mental seperti kecemasan.

Akupresur, di sisi lain, lebih sering digunakan untuk masalah ringan atau untuk self-care rutin. Misalnya buat mengurangi stres, membantu tidur lebih nyenyak, meredakan sakit kepala ringan, atau mempercepat pemulihan otot sehabis olahraga. Akupresur juga sering diajarkan untuk self-treatment, jadi kamu bisa melakukannya sendiri di rumah tanpa harus selalu ke terapis.

Intinya, kalau masalahmu sudah cukup berat dan butuh penanganan profesional yang lebih intens, akupuntur bisa jadi pilihan. Tapi buat daily maintenance atau pencegahan, akupresur lebih praktis dan fleksibel.

Pengalaman Pasien: Sensasi dan Durasi Terapi

Beda teknik, tentu beda juga sensasi yang dirasakan. Saat akupuntur, setelah jarum ditusukkan, kamu mungkin merasa sensasi ringan seperti kesemutan, berat, atau hangat di area titik. Itu normal, malah tanda bahwa aliran energi tubuhmu mulai terstimulasi.

Sedangkan pada akupresur, sensasinya lebih seperti tekanan lembut hingga agak dalam, kadang disertai rasa nyaman atau pegal enak. Beberapa titik akupresur, seperti di antara ibu jari dan telunjuk (titik He Gu), bahkan bisa langsung bikin badan terasa lebih rileks saat ditekan dengan benar.

Untuk durasi, sesi akupuntur biasanya berlangsung sekitar 20-40 menit, tergantung kondisi pasien. Sedangkan sesi akupresur bisa lebih pendek, sekitar 15-30 menit, apalagi kalau hanya fokus ke beberapa titik tertentu.

Resiko dan Keamanan: Sama-Sama Perlu Perhatian

Secara umum, baik akupuntur maupun akupresur termasuk aman kalau dilakukan oleh praktisi yang terlatih. Tapi tentu saja, ada perbedaan kecil dalam risiko.

Karena melibatkan tusukan jarum, akupuntur sedikit lebih berisiko jika tidak dilakukan dengan teknik steril yang benar. Infeksi, memar ringan, atau rasa nyeri sesudah sesi bisa terjadi, walaupun jarang. Itulah kenapa penting banget memilih akupunturis yang tersertifikasi.

Akupresur lebih minim risiko karena nggak melibatkan jarum, tapi tetap butuh kehati-hatian. Tekanan yang salah atau terlalu keras di area tertentu bisa menyebabkan rasa tidak nyaman atau bahkan memperparah cedera ringan.

Fun fact: Menurut survei yang dipublikasikan International Journal of Complementary and Alternative Medicine tahun 2024, tingkat efek samping ringan pada akupuntur sekitar 7%, sedangkan pada akupresur kurang dari 2%.

Harga dan Aksesibilitas: Pilih Sesuai Budget

Dari sisi biaya, akupresur umumnya lebih murah dibandingkan akupuntur. Rata-rata sesi akupuntur di klinik besar Jabodetabek tahun 2025 berkisar antara Rp250.000–Rp450.000 per sesi. Sementara sesi akupresur bisa mulai dari Rp150.000-an, bahkan lebih murah kalau dilakukan dalam bentuk terapi kelompok.

Selain itu, karena akupresur bisa dipelajari untuk self-healing, banyak juga workshop atau kelas singkat yang mengajarkan teknik dasar akupresur buat penggunaan pribadi. Jadi, lebih hemat buat jangka panjang.

Kalau kamu punya masalah medis spesifik dan butuh terapi intensif, investasi di akupuntur bisa sangat membantu. Tapi kalau kamu mau solusi simpel buat mengelola stres atau ketegangan sehari-hari, akupresur udah cukup banget.

Jadi, Pilih Akupuntur atau Akupresur?

Kalau ditanya “mana yang lebih baik, akupuntur atau akupresur?”, jawabannya tergantung kebutuhanmu.
Kalau kamu punya kondisi medis yang butuh penanganan serius dan ingin hasil cepat — akupuntur lebih disarankan. Tapi kalau tujuanmu sekadar meningkatkan kualitas hidup, mengurangi stres harian, atau mencari metode relaksasi alami, akupresur bisa jadi pilihan yang praktis dan ekonomis.

Penting untuk mendengarkan tubuhmu sendiri dan, kalau perlu, konsultasi dengan profesional sebelum memilih metode. Yang jelas, baik akupuntur maupun akupresur, keduanya adalah cara alami yang mempercayai kekuatan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri — sesuatu yang semakin penting di zaman serba cepat dan penuh tekanan ini.


Call to Action:
Sudah siap memilih terapi yang paling cocok buat kamu? Yuk, mulai kenali kebutuhan tubuhmu dan jangan ragu untuk mencoba! Apakah itu dengan sesi akupuntur yang mendalam atau rutinitas akupresur harian, langkah kecilmu bisa jadi perubahan besar buat hidup yang lebih sehat dan seimbang.

referensi: https://pafipcbangkalan.org/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

(Note, links and most HTML attributes are not allowed in comments)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Ingin produk/website Anda kami ulas? Silahkan klik tombol dibawah ini