BPJS Kesehatan menyediakan layanan kesehatan di berbagai jenis fasilitas kesehatan (faskes) sesuai dengan tingkatan kebutuhan medis peserta. Memahami perbedaan jenis faskes penting untuk memudahkan proses klaim dan akses layanan.
Jenis Faskes Layanan BPJS Kesehatan
Berikut adalah panduan lengkap untuk memahami setiap jenis faskes dalam BPJS Kesehatan.
1. Faskes Tingkat Pertama (Faskes 1)
Faskes 1 adalah layanan kesehatan awal yang biasa digunakan untuk menangani keluhan ringan hingga sedang. Fasilitas yang termasuk dalam kategori ini meliputi:
- Puskesmas: Pelayanan di sini mencakup konsultasi, pemeriksaan dasar, tindakan sederhana, dan penyuluhan kesehatan.
- Klinik atau Dokter Praktek Mandiri: Peserta BPJS dapat memilih klinik atau praktik dokter pribadi yang telah bekerja sama dengan BPJS.
- Rumah Sakit Tipe D: Rumah sakit tipe D sering menjadi pilihan faskes 1 untuk wilayah yang minim puskesmas atau klinik.
Di faskes 1, peserta BPJS biasanya akan mendapatkan layanan preventif, kuratif, hingga promotif. Jika pasien memerlukan layanan yang lebih lanjut, mereka akan dirujuk ke faskes yang lebih tinggi.
2. Faskes Tingkat Lanjutan (Faskes 2)
Faskes tingkat lanjutan, atau sering disebut sebagai faskes 2, menangani kondisi medis yang memerlukan penanganan lebih kompleks. Peserta BPJS yang dirujuk ke faskes 2 akan memperoleh perawatan di:
Rumah Sakit Tipe C
Rumah sakit tipe C adalah rumah sakit yang lebih terbatas dalam fasilitas dan tenaga medis, tetapi memiliki layanan spesialis dasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Rumah sakit ini biasanya berfungsi sebagai faskes tingkat kedua di suatu kabupaten atau kota, dan menjadi pilihan awal untuk rujukan dari puskesmas atau klinik di sekitar.
- Layanan Spesialis Dasar: Rumah sakit tipe C umumnya memiliki empat spesialis dasar, yaitu spesialis penyakit dalam, bedah, anak, dan kebidanan/kandungan. Rumah sakit ini melayani berbagai kondisi umum yang memerlukan penanganan spesialis, namun tidak mencakup subspesialisasi atau teknologi lanjutan.
- Fasilitas Medis Dasar dan Umum: Rumah sakit tipe C biasanya memiliki peralatan medis standar, namun tidak selengkap tipe B atau A. Misalnya, mereka mungkin memiliki laboratorium untuk pemeriksaan dasar, fasilitas radiologi sederhana, serta ruang operasi untuk prosedur yang tidak kompleks.
- Fokus pada Pelayanan Primer di Daerah: Rumah sakit tipe C seringkali berlokasi di kabupaten atau kota kecil, sehingga menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan spesialis tanpa perlu rujukan ke rumah sakit di luar wilayahnya.
Rumah sakit tipe C biasanya menjadi langkah pertama dalam proses rujukan untuk pasien yang membutuhkan penanganan spesialis dari faskes 1, seperti puskesmas atau klinik.
Rumah Sakit Tipe B
Rumah sakit tipe B adalah rumah sakit rujukan untuk wilayah provinsi atau kabupaten yang menyediakan layanan medis spesialis dan beberapa subspesialis. Layanan di rumah sakit tipe B umumnya lebih lengkap dibandingkan rumah sakit tipe C, namun tidak selengkap rumah sakit tipe A. Rumah sakit tipe ini biasanya menjadi pilihan rujukan pertama dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (faskes 1) dalam suatu wilayah, terutama jika tidak ada rumah sakit tipe A di sekitarnya.
- Layanan Spesialis dan Beberapa Subspesialis: Rumah sakit tipe B memiliki dokter spesialis dan subspesialis di bidang-bidang seperti bedah, penyakit dalam, anak, kandungan, dan kebidanan. Beberapa rumah sakit tipe B mungkin juga memiliki layanan tambahan, seperti radiologi intervensi atau neurologi.
- Fasilitas Medis dan Dukungan ICU: Rumah sakit tipe B memiliki peralatan yang memungkinkan mereka untuk menangani berbagai kondisi medis yang serius, meskipun kapasitas dan teknologi mereka biasanya tidak setinggi rumah sakit tipe A.
- Pelayanan Kesehatan Rujukan Regional: Rumah sakit tipe B berfungsi sebagai rumah sakit rujukan di tingkat provinsi atau regional dan mendukung layanan rujukan dari rumah sakit tipe C di daerah.
Rumah sakit tipe B sangat berperan penting dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat di daerah dengan akses terbatas ke rumah sakit tipe A.
Peserta BPJS perlu mendapatkan rujukan dari faskes 1 sebelum bisa mengakses layanan di faskes 2, kecuali dalam kondisi darurat medis yang mengancam nyawa.
3. Faskes Tingkat Tertinggi (Faskes 3)
Faskes tingkat tertinggi adalah pusat rujukan bagi kasus-kasus medis yang sangat kompleks atau memerlukan teknologi medis canggih. Jenis fasilitas dalam kategori ini termasuk:
Rumah Sakit Tipe A
Rumah sakit tipe A adalah kelas tertinggi dalam sistem rumah sakit di Indonesia dan menjadi pusat rujukan nasional bagi rumah sakit di seluruh Indonesia. Rumah sakit tipe ini memiliki fasilitas dan layanan medis paling lengkap, serta tenaga medis dengan berbagai sub-spesialisasi. Fasilitasnya mencakup teknologi canggih dan layanan kesehatan khusus yang tidak tersedia di rumah sakit tipe di bawahnya. Berikut adalah karakteristik utama rumah sakit tipe A:
- Layanan Spesialisasi dan Subspesialisasi: Rumah sakit tipe A memiliki layanan dari berbagai sub-spesialisasi medis, seperti bedah saraf, onkologi (kanker), kardiologi (penyakit jantung), transplantasi organ, dan neonatologi (kesehatan bayi baru lahir).
- Peralatan Medis Lengkap dan Mutakhir: Dilengkapi dengan peralatan medis yang paling modern dan teknologi terkini, rumah sakit tipe A dapat menangani prosedur medis berisiko tinggi, seperti bedah kompleks, perawatan ICU khusus, dan perawatan untuk penyakit langka atau kronis.
- Pusat Pendidikan dan Penelitian Medis: Banyak rumah sakit tipe A juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penelitian untuk kedokteran dan kesehatan. Dokter-dokter spesialis di rumah sakit tipe A sering terlibat dalam program pelatihan untuk mahasiswa kedokteran, residen, dan tenaga medis lainnya.
Rumah sakit tipe A sering kali menjadi pilihan rujukan untuk kasus medis yang sangat kompleks atau memerlukan intervensi spesialis yang mendalam. Contohnya adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta, yang merupakan salah satu rumah sakit tipe A di Indonesia.
Perawatan di faskes 3 hanya dapat diakses setelah dirujuk dari faskes 2, dan layanan yang diberikan bertujuan untuk menangani kasus-kasus yang tidak dapat diatasi di tingkat sebelumnya.
4. Faskes Penunjang Lain
Selain ketiga tingkatan di atas, BPJS juga mencakup layanan dari faskes penunjang yang berfungsi untuk melengkapi perawatan medis, seperti:
- Laboratorium dan Radiologi: Layanan ini dibutuhkan untuk tes diagnostik tambahan, termasuk pemindaian atau pemeriksaan laboratorium.
- Apotek: BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan sejumlah apotek untuk menyediakan obat-obatan yang ditanggung oleh program ini.
Faskes penunjang seringkali bekerja sama dengan faskes 1 hingga faskes 3 untuk membantu mempercepat dan mempermudah proses perawatan.
Prosedur Akses Layanan Berdasarkan Jenis Faskes
Dalam BPJS Kesehatan, peserta diharapkan mengikuti alur rujukan sesuai dengan kebutuhan medisnya. Prosesnya adalah:
- Kunjungan Awal ke Faskes 1: Peserta mengunjungi faskes 1 terlebih dahulu untuk keluhan medis ringan hingga sedang.
- Rujukan ke Faskes 2 atau 3 Jika Diperlukan: Jika membutuhkan penanganan lebih lanjut, pasien akan dirujuk ke faskes tingkat lanjutan atau tertinggi.
- Penggunaan Faskes Penunjang Bila Diperlukan: Faskes penunjang dapat digunakan sesuai instruksi medis untuk melengkapi layanan perawatan.
Pentingnya Memahami Jenis Faskes
Dengan memahami perbedaan jenis faskes, peserta BPJS Kesehatan dapat lebih mudah mengakses layanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Patuhi prosedur yang ada agar tidak mengalami kendala dalam mengakses fasilitas yang disediakan BPJS.
sumber: pafikabbaritokuala.org