Suatu perusahaan industri utamanya yang dalam proses produksinya mengandalkan hasil alam seperti industri kertas pulp misalnya, tentu akan berpikir jauh untuk menjaga ketersediaan bahan baku yang mereka butuhkan. Dalam hal ini APRIL Indonesia, yang merupakan salah satu anak perusahaan dari APRIL Asia, adalah suatu perusahaan besar yang bergerak dalam industri kertas pulp. Seperti yang diketahui bahwasanya dalam proses pembuatan kertas pulp dibutuhkan bahan baku utama berupa serat tumbuhan. Masalahnya, serat tetumbuhan itu tidak dapat diperoleh secara instan dalam sekali waktu. Oleh karenanya APRIL harus mengambil langkah-langkah konkrit untuk menjamin ketersediaan serat tumbuhan itu guna kelancaran kegiatan industrinya.
Di lain sisi, hutan tanaman industri yang menjadi basis utama APRIL Pulp untuk memasok bahan baku tenyata sangat rawan terjadi kebakaran hutan. Melihat keadaan yang demikian, pada tahun 2014 APRIL Indonesia merilis program Free Fire Village Program (FFVP) atau yang biasa disebut dengan program Desa Bebas Api . Dalam program ini, APRIL Indonesia bekerjasama dengan 18 desa di Riau guna menggalakkan program pencegahan kebakaran hutan. Dengan adanya sinergi antara APRIL dan masyarakat sekitar dalam menanggulangi masalah kebakaran hutan, hasilnya sangat signifikan.
Awalnya, program ini hanya diikuti oleh 4 desa saja di Riau. Namun berkat hasil baik yang langsung bisa dirasakan dampaknya pada kelestarian hutan sekitar, FFVP ini semakin diminati hingga akhirnya ada 18 desa yang tergabung didalamnya. Desa-desa yang mengikuti program ini antara lain: Langgam, Penarikan, Pangkalan Gonda, Dayun,Olak, Lubuk Jering, Tanjung Padang, Tasik Putri Puyu, Mekar delima, Dedap, Kudap, Lukit, Bumi Asri, Pelantai, Teluk Belitung, Mayang sari,Bagan Melibur, dan Mekar Sari.
Sejak program ini diresmikan, APRIL Indonesia yang bekerjasama dengan masyarakat dari 18 desa tersebut berkomitmen untuk menghentikan kebakaran hutan agar tidak terus berulang. Semua pihak saling bahu membahu dan menjaga hutan bersama agar terjaga dari kerusakan terutama yang disebabkan oleh kebakaran. Hasilnya, data yang diperoleh sangat menggembirakan karena di pertengahan tahun 2017 lalu tepatnya antara bulan Juli hingga September 2017 saja, program desa bebas api ini telah menorehkan prestasi yang luar biasa. Yakni adanya penurunan angka kebakaran hutan yang dapat ditekan hingga 92 persen.
Turunnya angka kebakaran hutan tersebut membawa manfaat bagi bersama. Program desa bebas api ini terus dikembangkan hingga Riau benar-benar memiliki hutan yang terbebas dari kebakaran lagi. Salah satu upaya yang terus dilakukan adalah dengan menggandeng masyarakat sekitar agar tidak lagi melakukan pembukaan lahan baru dengan cara dibakar.
Selain itu masyarakat juga mendapat edukasi mengenai pentingnya menjaga kelestariaan hutan dan bahaya apa saja yang timbul jika hutan habis dibakar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran internal masyarakat agar terus menjaga hutan bersama sehingga mereka dapat menikmati sumber daya hutan karena lestari, serta udara bersih yang bisa mereka hirup setiap hari tanpa takut polusi udara dari asap lagi.