Pernah denger nama Arduino? Arduino merupakan sebuah mikrokontroler kit yang menggunakan mikrokontroller AVR tetapi menggunakan bahasa pemrograman sendiri. Ya enggak beda dong sama klo kita make compiler Codevision/ Bascom? Beda!!!!
mikrokontroler
Buku: Mikrokontroler ATmel AVR (ISIS Proteus & Codevision AVR)
Dua tahun lalu saat pertama kali melihat judul dan cover buku ini, ekspektasi saya terlalu tinggi bahwa saya akan menemukan sebuah buku yang tepat untuk belajar pemrograman mikrokontroler atmel AVR atmega sekaligus simulasinya. Dengan membawa dua aplikasi dalam judulnya (ISIS Proteus dan CodevisionAVR) bayangan saya, buku ini akan mengajarkan cara memprogram lewat codevision kemudian hasil compile program tersebut akan dieksekusi lewat simulator ISIS Proteus.
Codevision AVR Counter ATMega menggunakan timer0
Cara membuat counter menggunakan timer di ATmega 16. ATmega memiliki tiga buah timer yaitu T0, T1 dan T2. Timer 0 dan Timer 2 merupakan timer 8 bit sementara timer 1 merupakan timer 16 bit. Penggunaan timer setidaknya dibagi menjadi tiga, yaitu timer biasa, counter atau sebagai pengatur Pulse Width Modulation (PWM).
Timer biasa digunakan sebagai pewaktu, dengan nilai timernya disesuaikan dengan kristal oscilator dan prescaller yang digunakan. Counter dipakai untuk melakukan penghitungan/pencacahan, sementara PWM biasa digunakan untuk mengatur kecepatan motor/ intensitas kecerahan cahaya pada led.
USART Codevision [2]: Kirim & terima data usart
USART Codevision 2: Untuk melakukan komunikasi serial dengan komputer, AVR atmega memiliki transmiter dan receiver yang berada pada PortD.0 (Rx) dan PortD.1 (Tx). Proses pengiriman data secara serial sebanyak 8 bit diikuti stop bit.
Komunikasi serial juga dapat digunakan untuk berkomunikasi antar mikrokontroller secara master – slave. Untuk proses kirim dan terima data uart dengan komputer, pada simulator proteus kita dapat menggunakan modul virtual terminal yang terdapat pada virtual instrument modul, atau bisa menggunakan komponen
Codevision: Voltmeter digital dengan ADC
Membuat Voltmeter Digital ADC Menggunakan Codevision AVR
Salah satu aplikasi dari penggunaan ADC pada mikrokontroler AVR ATmega adalah untuk membuat instrumen pengukuran digital, salah satunya voltmeter digital. Tegangan analog yang masuk akan didigitalisasi oleh ATMega.
Pada aplikasi kali ini, untuk mengukur tegangan kita menggunakan potensiometer. Tegangan maksimal yang diukur sebesar 5 volt DC. Mode ADC yang digunakan adalah mode free running dengan 10 bit tanpa interrupt. Input masukan dihubungkan dengan pin ADC.0 atau PINA.0
[Buku] 20 Aplikasi Mikrokontroler atmega 8535 & atmega16
Pemrograman AVR ATmega selain menggunakan bahasa C juga bisa menggunakan bahasa lain, seperti bahasa assembly, pascal ataupun basic. Contoh compiler berbahasa basic yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler AVR adalah Bascom AVR.
20 Aplikasi Mikrokontroler
Buku karangan Afrie Setiawan dari Akprind ini memberikan contoh praktis penerapan mikrokontroler AVR dalam kehidupan sehari-hari, terutama kaitannya dengan penggunaan mikrokontrol sebagai automated device. Ada beberapa aplikasi menarik dalam buku ini, terutama beberapa sensor pendeteksi gas yang bisa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas LPG di rumah.
[Buku] Mikrokontroler AVR ATMega8/32/16/8535 WinAVR
Buku Berjudul Mikrokontroler AVR ATMega8/32/16/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR karya Ardi Winoto ini menurutku salah satu buku panduan belajar mikrokontroler yang wajib punya.
Bahasa yang digunakan detail, tapi tidak njlimet, buku ini cocok digunakan untuk pemula yang baru mengenal mikrokontroller keluarga AVR ATmega karena menampilkan secara lengkap deskripsi hardware sampai fungsi2 register yang ada dalam mikrokontroler ATMega.
Buku: Membuat Robot Bersama Profesor Bolabot
Satu lagi buku baru tentang mikrokontroller menggunakan compiler Codevision AVR karangan Mada Sanjaya WS, seorang doktor lulusan Universitas Terengganu Malaysia. Berbeda dengan buku pembelajaran mikrokontroller pada umumnya, buku ini memang lebih memfokuskan diri pada robotika.
Beberapa aplikasi praktis robotika dijelaskan disini, memang aplikasi robotikanya masih sangat sederhana, tapi keberanian penulis mengeksplorasi segmen ini memang patut diapresiasi. Dimulai dengan solusi yang ditawarkan terkait hardware robot murah. Ya cukup bermodalkan motor DC dari mainan mobil2an atau malah yang lebih murah, menggunakan stik es krim untuk membuat robot berkaki.
Persiapan belajar mikrokontroller
Mikrokontroller adalah sebuah IC/chip yang memiliki kemampuan sebagaimana sebuah komputer dalam bentuk dan kemampuan yang lebih terbatas. Berbeda dengan mikroprocessor yang hanya memiliki central processing unit, mikrokontroller terdiri dari atas CPU , I/O, memory, dan beberapa fitur lain seperti timer, PWM dan ADC dalam satu IC.
Ada banyak jenis mikrokontroller yang bisa kita pelajari, dari produsen ATmel ada jajaran keluarga MCS51 dan AVR, dari produsen lain ada jenis PIC, MSP dan masih banyak lagi. Para pembaca yang berminat terhadap mikrokontroller dapat memilih salah satu dari beberapa jenis yang ditawarkan.
Pemrogramman mikrokontroller pada dasarnya menggunakan bahasa assembly atau bahasa perakitan. Ini merupakan bahasa paling dasar dalam pemprograman mikrokontroller, setiap keluarga mikrokontroller menggunakan bahasa yang agak berbeda satu sama lain. Tetapi dengan seiring berkembangnya teknologi, dan kerumitan mempelajari bahasa assembly, saat ini telah banyak bermunculan compiler mikrokontroller berbasis
Countdown 7segmen
Countdown 7segmen untuk menghitung mundur nilai 99-0, dan setelah mencapai angka 0 kembali ke angka 99.
Program menggunakan compiler codevision AVR dan mikrokontroler AVR atmega16. Program mikrokontroler untuk mengurangi nilai dari angka dua digit 99 ke 00 ini menggunakan atmega 16. Fungsi program countdown 7segmen sendiri dapat digunakan untuk menghitung waktu menjawab pada permainan kuis. Dimana peserta kuis diminta menjawab pertanyaan host sebelum waktu habis, jika waktu habis maka peserta tidak mendapatkan nilai.