Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan transformasi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Dua pendekatan yang penting dalam konteks ini adalah Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 (K13). Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan mendasar antara kedua kurikulum tersebut, mulai dari dasar hukum hingga implementasinya di lapangan.
Dasar Hukum K13 dan Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka didasarkan pada Permendikbud No. 20 Tahun 2020 tentang Kurikulum pada Satuan Pendidikan. Permendikbud ini memberikan landasan hukum bagi pengembangan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kreativitas, dan penguatan kompetensi dasar.
Kurikulum 2013, di sisi lain, diatur berdasarkan Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Permendikbud ini menetapkan landasan hukum untuk perubahan kurikulum yang berfokus pada kompetensi dan pendekatan tematik dalam pembelajaran.
Pendekatan dan Tujuan
Kurikulum Merdeka mengedepankan pendekatan kemandirian dan kebebasan belajar siswa. Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam aspek literasi, numerasi, keterampilan sosial, dan keterampilan berpikir kritis. Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan siswa yang aktif, kreatif, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Kurikulum 2013, di sisi lain, menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran. Tujuannya adalah mengembangkan kompetensi dasar siswa dalam berbagai bidang, seperti literasi, numerasi, keterampilan hidup, dan sikap positif. Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan siswa yang memiliki pemahaman yang mendalam, keterampilan yang relevan, dan sikap yang positif.
Artikel lain Prota dan Promes Kurikulum Merdeka
Struktur dan Konten
Kurikulum Merdeka menekankan fleksibilitas dalam struktur dan konten pembelajaran. Guru memiliki kebebasan dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Konten pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka juga lebih terbuka untuk penyesuaian dengan perkembangan zaman.
Kurikulum 2013 memiliki struktur yang terstruktur dan terpadu. Konten pembelajaran ditentukan berdasarkan mata pelajaran yang telah ditetapkan secara nasional. Kurikulum ini mengatur urutan pembelajaran yang jelas dan progressif untuk setiap jenjang pendidikan.
Peran Guru
Dalam Kurikulum Merdeka, guru berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses belajar siswa. Mereka mendorong siswa untuk menjadi mandiri, mengembangkan kreativitas, dan mengeksplorasi pengetahuan dengan kebebasan yang lebih besar. Guru memberikan panduan, bimbingan, dan dukungan dalam mengarahkan siswa menuju pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Di sisi lain, Kurikulum 2013 menempatkan peran guru sebagai pengajar yang aktif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Mereka memiliki peran penting dalam mengelola pembelajaran, mengikuti buku pegangan, menyusun rencana pembelajaran yang terstruktur, dan mengevaluasi pencapaian siswa berdasarkan standar kompetensi yang telah ditentukan.
Evaluasi dan Penilaian
Dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi lebih menekankan pada pengembangan kompetensi siswa secara holistik. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan perkembangan keterampilan siswa, kemajuan belajar, penerapan konsep, dan kemampuan penerapan dalam konteks nyata. Guru menggunakan berbagai metode dan instrumen penilaian yang sesuai untuk mengukur kemajuan siswa.
Kurikulum 2013 mengadopsi pendekatan penilaian yang lebih terstruktur. Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang telah ditetapkan dalam buku pegangan. Guru menggunakan berbagai instrumen penilaian, seperti tes tertulis, tugas proyek, dan observasi, untuk mengukur pencapaian siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Simak juga penjelasan Apa saja Isi Buku Kerja Guru 1, 2, 3, 4
Pengembangan Karakter
Kurikulum Merdeka mengutamakan pengembangan karakter siswa melalui pendekatan yang lebih luas. Selain pengetahuan akademis, penting juga untuk mengembangkan sikap, nilai-nilai, keterampilan sosial, dan kecakapan hidup yang positif. Kurikulum ini menekankan pada pembentukan kepribadian yang holistik dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan di luar sekolah.
Kurikulum 2013 juga memperhatikan pengembangan karakter siswa, namun penekanan utamanya lebih pada kompetensi akademis dan penguasaan mata pelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pengembangan karakter dalam Kurikulum 2013 terintegrasi dengan pencapaian kompetensi dalam setiap mata pelajaran.
Implementasi dan Evaluasi
Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang lebih luas bagi guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada aspek pengembangan kompetensi siswa secara holistik dan kemandirian dalam belajar.
Kurikulum 2013 mengharuskan guru untuk mengikuti panduan yang telah ditetapkan dalam buku pegangan. Evaluasi dalam Kurikulum 2013 lebih berfokus pada pencapaian kompetensi siswa berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Keunggulan K13 Dibanding Kurikulum Merdeka
Meskipun saat ini pemerintah mulai mengarahkan dunia pendidikan untuk menggunakan Kurikulum Merdeka dan meninggalkan K13, ternyata masih ada lho keunggulan Kurikulum 13 dibanding Kurikulum Merdeka
Tentu saja, Kurikulum 2013 (K13) juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Kurikulum Merdeka. Berikut adalah beberapa keunggulan yang dapat dikaitkan dengan K13:
Kejelasan Struktur dan Rencana Pembelajaran
K13 memiliki struktur yang terstruktur dan jelas. Rencana pembelajaran telah ditetapkan dalam buku pegangan yang tersedia bagi guru, sehingga memudahkan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional.
Kontinuitas Pendidikan
K13 menjamin adanya kontinuitas dalam proses pembelajaran dari satu jenjang pendidikan ke jenjang berikutnya. Hal ini memudahkan siswa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan belajar dan memperlancar transisi antara jenjang pendidikan.
Akuntabilitas
K13 telah melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah, penyusun kurikulum, dan para ahli pendidikan dalam pengembangan dan implementasinya. Dalam hal ini, K13 dapat memberikan tingkat akuntabilitas yang lebih tinggi dalam mencapai standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Keseragaman Nasional
K13 memiliki keunggulan dalam menciptakan keseragaman pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Standar kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional memastikan bahwa siswa di seluruh negeri mendapatkan materi pembelajaran yang sama.
Persiapan Ujian Nasional
K13 telah terintegrasi dengan persiapan ujian nasional, yang memungkinkan siswa untuk siap menghadapi ujian dan evaluasi akhir yang standar di tingkat nasional.
Melalui perbedaan-perbedaan ini, kita dapat melihat pendekatan dan fokus yang berbeda antara K13 dan kurikulum merdeka dalam mengembangkan proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi siswa. Pemahaman yang mendalam tentang perbedaan ini akan membantu para pendidik dan pengambil kebijakan dalam memilih pendekatan yang paling sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.