Ada yang kurang dari kemampuan bangsa kita dalam satu kata ini, Empati! Saat terjadi bencana alam/kecelakaan para reporter bukannya menunjukkan sikap empati kepada korban, malah mengeksploitasi korban bencana untuk mendapatkan rating terbaik. Tolol! Tapi itu fakta dan kerap terjadi dimana2.
Tahun ini kita tutup dengan duka, jika 10 tahun yang silam kita tutup dengan bencana tsunami maha dahsyat yang mengguncang bumi Serambi Mekah, tahun ini kita diguncang dengan musibah yang menimpa AirAsia QZ8501, dimana para awak dan penumpangnya beberapa telah ditemukan meninggal sementara seratusan lainnya masih belum ditemukan jasadnya. Beberapa hari yang lalu, saudara2 kita di Banjarnegara tidak luput dari bencana tanah longsor.
Aku sendiri merasa sangat terganggu dengan adanya berita2 tentang musibah, baik yang berasal dari awak media maupun individu yang mengesampingkan rasa kemanusiaan, semua ramai2 dishare ke media social/ media online hanya agar namanya sendiri muncul sebagai yang pertama, yang terdepan, saksi hidup atas kesusahan yang melanda orang lain. Orang kita memang sudah banyak yang kehilangan hatinya.
Misalnya menampilkan foto live kondisi korban meninggal, itu sungguh suatu kebiadaban, FYI, PBB saja meratifikasi larangan untuk tidak mempublikasikan foto mayat orang yang meninggal, sesuatu yang dilanggar oleh Amerika pada saat menampilkan foto mayat Osama Bin Laden, dan tentu saja, Densus 88 milik Indonesia, hatta setelah itu semakin banyak wartawan yang menganggap hal itu lumrah dan terkikis etika jurnalismenya.
Di sisi lain aku juga terketuk dengan reformasi/revolusi mental yang ditunjukkan oleh sebagian pemimpin2 kita, oh ya ini bukan yang trade mark jokowi waktu nyapres, tapi memang beberapa sudah memiliki karakteristik yang patut menjadi teladan. Ibu Risma, Kang Ridwan Kamil, Ahmad Heryawan, Susi Pudjiastuti, Anies Baswedan dan lain2, adalah sosok2 yang memiliki keunikan positif.
Malam perayaan tahun baru di beberapa kota juga dihimbau ditiadakan, untuk menghormati bencana dan musibah yang melanda saudara2 kita di penghujung tahun, tak lupa penurunan harga BBM malam pergantian tahun nanti semoga menjadi tonggak awal untuk membuat bangsa ini lebih mampu ber-empati satu sama lain, karena aku yakin, anak2 kita berhak mengetahui cara mencuci tangan berempati dengan benar, demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Bener banget ini mas, yang lebih miris lagi bencana atau musibah malah dijadiin jokes gitu masa 🙁 sedih bener ini orang Indonesia soal empati yah huhu
kadang ga ngerti mana yang boleh jadi bahan becandaan mana yang bukan mbak