Sampel atau yang sering disebut contoh adalah bagian dari populasi yang mewakilkan sifat serta karakter dari populasi itu sendiri. Sampel diperlukan sebagai acuan dalam teknik pengumpulan data untuk memberikan gambaran sederhana dari sebuah populasi, sebagai contoh seorang yang membeli mangga.
Seorang pembeli yang cerdas akan pilih mangga secara random untuk menghindari kecurangan penjual. Rasa dari buah mangga yang dicicipi menjadi alat tafsiran tentang rasa mangga yang ada. Dalam sebuah penelitian objek penelitian umumnya berlaku pada mahasiswa, dosen, guru, peserta didik maupun instansi pendidikan.
Kumpulan dari beberapa objek mempunyai jumlah yang besar dan disebut sebagai populasi penelitian. Jumlah yang besar tersebut bisa diteliti dengan menarik sampel perwakilan populasi beralasan macam-macam. Tentu dengan tujuan supaya terlaksananya penelitian dengan baik jadi apabila desain penelitian harus menggunakan populasi, jadi pengambilan sampel atau contoh tidak boleh.
Contoh lainnya dalam pengambilan sampel yaitu penelitian golongan darah. Tentu dalam melakukan penelitian ini tidak semua darah digunakan sebagai penelitian, karena untuk penelitian golongan darah hanya membutuhkan takaran 2 mililiter saja. 2 ml darah tersebut sangat cukup untuk mengetahui golongan darah yang ada di tangan, kaki, ataupun kepala pasien.
Contoh lainnya yaitu pada hewan yang diternakkan. Untuk penelitian tidak hanya mengambil satu ternak saja, karena adanya perbedaan jenis dari setiap hewan ternak yang ada. Problem ini bisa ditangani dengan mengelompokkan hewan ternak tersebut berdasarkan atas ketinggian lokasi peternakan, jenis makanan yang diberikan, ataupun jenis dari hewan ternak itu sendiri.
Sebuah penelitian terhadap psikologi, jumlah sampel yang besar akan menghasilkan data yang lebih lengkap dan juga variatif. Makin banyak sampel atau contoh maka akan semakin baik. Akan tetapi pengambilan sampel yang banyak tentu tidak akan mulus, terdapat berbagai macam masalah teknis yang bisa saja terjadi. Masalah teknis tersebut misalnya dana yang dibutuhkan, kebenaran data, serta waktu yang dibutuhkan.
Dalam hal tersebut, peneliti haruslah pintar mengatasi hal ini karena mungkin akan merasa jenuh dengan proses pengambilan atau pengumpulan data yang dilakukan. Sebab penelitian tersebut akan memakan biaya yang cukup besar, waktu, dan juga tenaga. Jangan sampai data yang sudah terkumpul sia-sia hanya memutuskan untuk menghentikan penelitian.
Syarat dari pengambilan sampel perlu mempunyai semua kriteria dari populasi. Oleh sebab itu, pertimbangan pengambilan sampel atau contoh wajib mempunyai dua kriteria, yaitu presisi dan akurasi. Presisi adalah pertimbangan tentang estimasi yang bisa saja datang pada saat pengambilan sampel dilakukan. Estimasi ini bisa melihat standar deviasi terhadap data yang ada.
Sedangkan akurasi yaitu mengacu pada karakter dan juga sifat yang dipakai. Suatu populasi homogen hanya ada dalam kasus teoritik. Karakter dan juga sifatnya diambil kadang tidak berdasarkan kondisi populasi yang ada. Peneliti perlu punya yang namanya kemampuan untuk tahu dengan detail karakter dari sampel yang digunakan. Karena banyak kasus yang mungkin saja bisa mengurangi akurasi dari sampel yang diambil.
Biasanya ukuran dari sampel tidak terdapat aturan yang baku, akan tetapi penelitian yang memiliki sifat psikologi pada penelitian pendidikan semakin banyak jumlah akan memberikan hasil yang stabil. Peneliti juga perlu mempertimbangkan jumlah data yang diperlukan guna kebutuhan analisis statistik.
Contohnya apabila penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk membandingkan dua grup dengan satu pembanding variabel, maka analisis yang terdistribusi akan normal, yaitu distribusi yang mengharuskan jumlah data minimal 30. Sebab apabila kurang dari 30 hasil analisisnya akan kurang akurat atau maksimal.
Banyak ahli yang menggambarkan bahwa jumlah sampel yang beda, akan tetapi pertimbangan bidan serta jenis penelitian baiknya dijadikan sebagai acuan guna memiliki ukuran sampel atau contoh. Seperti pendapat yang dilontarkan oleh Gay dan Diehl tahun 1992, bahwa dalam penelitian kelas bisnis serta manajemen ukuran untuk sampel minimal adalah penelitian secara deskriptif. Jumlah sampel minimal yaitu 10% dari populasi korelasi, minimal 30 subjek/ grup eksperimental, minimal 15 subjek/grup, dan minimal 30 subjek kausal perbandingan.
Sedangkan menurut Wallen dan Frankel tahun 1993, penelitian evaluasi pendidikan memberikan saran bahwa pada penelitian deskriptif jumlah sampel atau contoh ada 100 sampel, minimal 50 sampel kausal, perbandingan 30 sampel untuk grup eksperimental, 30/ 15/ grup.
Rosce membedakan ukuran sampel penelitian itu ada 4 yaitu, sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 merupakan yang tepat bagi kebanyakan penelitian. Apabila sampel dibagi ke subsampel pria, wanita, junior, dan lainnya ukuran sampel minimal 30 untuk kategori yaitu benar. Penelitian mutivariate, ukuran sampel baiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel penelitian. Untuk eksperimental sederhana menggunakan kontrol yang ketat.
Penelitian yang sukses mungkin menggunakan sampel yang kecil antara 10 hingga 20 Isaac. Michael menggambarkan tentang metode pengambilan sampel sesuai taraf signifikan yaitu 1%, 5%, dan juga 10%.
Macam Teknik Pengambilan Sampel
Adapun berbagai macam teknik pengambilan sampel yaitu sebagai berikut :
1 Teknik Sample Probabilitas
Probability sampling adalah teknik sampling yang dijalankan dengan memberi kesempatan pada seluruh populasi untuk dijadikan sampel atau contoh. Dengan begitu sampel yang didapat adalah sampel representatif.
Teknik sampling Probabilitas bisa dilakukan dengan cara seperti berikut ini :
-
Teknik Sampling Sistematis
Caranya yaitu dengan penarikan sample dengan mengambil setiap kasus yang ke berapa dari daftar populasi.
-
Teknik Sampling Rambang
Cara yang sangat terkenal untuk proses penarikan sampel sederhana yaitu menggunakan undian.
-
Teknik Sampling Rambang Proporsional
Apabila populasi terdiri dari subpopulasi maka contoh penelitian atau samplenya diambil dari masing-masing subpopulasi. Cara pengambilannya yaitu secara sistematis ataupun melalui undian.
-
Teknik Sampling Kluster
Teknik cluster sampling tidak mengharuskan peneliti untuk tahu betul mengenai karakteristik dari populasi yang hendak dijadikan penelitian. Sebab populasi tersebar di wilayah yang sangat luas. Karena itu, peneliti hanya perlu menentukan sample dari wilayah secara bertahap.
-
Teknik Sampling Rambang Bertingkat
Jika subpopulasi bersifat tingkatan, maka pengambilan samplenya sama dengan teknik yang secara proportional.
-
Nonprobabilitas
Merupakan teknik pengambilan sample yang ditentukan sendiri oleh peneliti ataupun menurut para pakar dalam pertimbangannya. Cara melakukan penarikan sample dengan nonprobabilitas yaitu :
-
Snowball sampling
Adalah penarikan atau pengambilan sample dengan cara menentukan sample paling pertama. Dan sample selanjutnya ditentukan dari informasi sample pertama, sedangkan sample ketiga ditentukan dari sample kedua begitu seterusnya.
-
Judmental sampling atau purposive sampling
Adalah penarikan sample dengan cara memilih subjek berdasar kriteria spesifik yang ditetapkan oleh peneliti.
-
Convenience sampling atau accidental sampling
Penelitian yang dilakukan bisa didapatkan tanpa direncanakan sebelumnya, atau disebut kebetulan. Yakni unit atau subjek ada untuk peneliti ketika mengumpulkan data dilaksanakan. Proses didapatkannya sample ini disebut dengan penarikan sample secara kebetulan.
-
Quota sampling
Adalah teknik sampling yang dilakukan berdasarkan jumlah yang sudah ditetapkan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian yaitu subjek yang gampang ditemui jadi memudahkan proses pengumpulan data.
Penentuan jumlah dari sample
Apabila jumlah populasi dianggap terlalu besar guna menghemat waktu, tenaga, biaya, dan peneliti tidak melakukan penelitian secara keseluruhan. Jika peneliti bertujuan meneliti hanya sebagian dari populasi saja, maka berapakah jumlah sampel yang sudah memenuhi persyaratan? Terdapat hukum statistika di dalam menentukan berapa jumlah sample, yakni semakin banyak jumlah sampel maka akan semakin menggambarkan kondisi populasi yang ada.
Populasi juga dikaji dari karakteristik populasi itu sendiri, jika populasi memiliki sifat homogen maka tidak dituntut sampel dengan jumlah yang besar atau banyak. Contohnya dalam penelitian dan pemeriksaan mengenai golongan darah manusia. Meskipun pemakaian dari sampel yang banyak disarankan, namun dengan adanya pertimbangan dan keterbatasan peneliti, maka peneliti akan berusaha melakukan pengambilan sampel minimal dengan aturan dan syarat yang terpenuhi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian populasi dengan mewakilkan sifat dan juga karakter populasi itu sendiri. Sampel dibutuhkan dalam acuan untuk memberikan mengenai gambaran yang sederhana, misal seorang yang hendak membeli buah mangga seperti yang telah dijelaskan diatas tadi. Seorang pembeli tersebut apabila cerdas akan memilih mangga secara random guna menghindari kecurangan yang bisa saja dilakukan oleh penjual. Rasa dari buah mangga yang dicicipi adalah alat tafsiran mengenai rasa mangga yang ada.
Biasanya dalam sebuah penelitian ada banyak sekali objeknya seperti mahasiswa, dosen, guru, peserta didik maupun instansi pendidikan. Objek penelitian memiliki jumlah yang sangat besar dan dikenaldengan populasi penelitian. Berarti bisa dikatakan bahwa mahasiswa, dosen, guru, peserta didik maupun instansi pendidikan merupakan populasi penelitian.
Jumlah yang besar tersebut dapat diteliti dengan cara menarik sampel perwakilan populasi tadi Tujuannya yaitu agarpenelitian terlaksana penelitian dengan baik dan sesuai dengan rencana yang dibuat. Sehingga jika gambar dari desain penelitian menggunakan populasi tadi berarti tidak bisa dilakukan sebuah penelitian.
Adapun banyak ahli yang meneliti tentang berbagai pengambilan sampel untuk sebuah penelitian. Dan hal tersebut sudah dilakukan bertahun-tahun yang lalu. Namun yang namanya sebuah penelitian akan terus terjadi dan berkembang semakin majunya dunia dari tahun ke tahun. Karena untuk mendapatkan sebuah hasil diperlukan suatu penelitian yang baik dan nyata.Dengan penelitian yang serius dan menggunakan banyak sampel pasti hasil dari penelitian tersebut juga semakin valid dan akurat.
Berbagai macam teknik pengambilan sampel ada banyak yaitu Probabilitas yang terdiri dari teknik sampling sistematis, teknik sampling rambang, teknik sampling rambang proporsional, teknik sampling kluster, dan teknik sampling rambang bertingkat.
Ada pula teknik Nonprobabilitas dan terdiri dari cara pengambilan snowball sampling, convenience sampling atau accidental sampling, dan quota sampling.
Semua teknik tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang terbaik sehingga memperoleh hasil baik pula. Memang terdapat banyak sekali tantang dan batasan untuk para peneliti dalam pengambilan sampel. Namun para peneliti harus cerdas supaya bisa meminimalkan batasan dan kekurangan tersebut supaya mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan. Dengan begitu penelitian yang dilakukan akan memberikan dampak yang bermanfaat bagi semua pihak bersangkutan.
Demikianlah informasi yang dapat Anda ketahui mengenai metode-metode pengambilan sampel diatas. Semoga bisa menjadi referensi yang bermanfaat.