Hari ini aku dan temenku berkunjung ke SMKN 1 Godean yang terletak di sebelah barat Kota Jogja. Kedatangan kami untuk menghadiri undangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman dalam rangka rapat koordinasi UNBK tahun 2016.
UNBK atau sebelumnya dikenal dengan nama UN CBT, merupakan proses pelaksanaan Ujian Nasional yang menggunakan bantuan IT. Salah satu tujuan utama UNBK adalah mengurangi penggunaan kertas dan menerapkan green governance.
Tahun sebelumnya, aku bertugas sebagai pengawas ujian di SMKN 2 Depok, Sleman Yogyakarta, jadi sudah punya gambaran sedikit seperti apa dan bagaimana UNBK itu. Dan baru tahun inilah SMK kami, SMK Bina Harapan akan melaksanakan UNBK, lebih tepatnya sih ditunjuk, malu-maluin punya jurusan komputer tapi UN nya masih pake kertas. Duh
Rapat Koordinasi UNBK dipandu oleh Pak Yono dari dinas Pendidikan Kabupaten Sleman dan Pak Rahmat dari SMKN 1 Godean. Koordinasi dimulai dengan pengenalan UNBK dan melengkapi syarat pendaftaran sekolah yang akan menyelenggarakan UNBK tahun 2016. Materi kemudian dilanjutkan dengan pemaparan penggunaan software dan teknis pelaksanaan UNBK.
Mungkin gambaran orang-orang mengenai UNBK bahwa soal ujian digenerate secara langsung dari server pusatnya di Jakarta, lalu dkerjakan bersamaan oleh seluruh siswa di Republik Indonesia. Err nyatanya tidak begitu sih, bisa dibilang ujian ini hanyalah ujian semi online.
Sebelumnya, seorang proktor akan mensinkronisasi data-data yang dibutuhkan sebelum ujian dimulai, selain untuk mengurangi beban server pusat, juga agar ketika terjadi masalah bisa dilokalisir. Sehingga ketika siswa mengerjakan soal ujian, pada prinsipnya, data soal telah berada di server lokal masing-masing ruang/ sekolah. Jika ada kendala dalam pelaksanaan ujian, tentunya problem tersebut bersifat lokal dan tidak akan mengganggu pelaksanaan UNBK di sekolah / ruang lain. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal/ waktu ujian telah habis, barulah proktor mengirimkan hasil ujian tersebut ke server pusat.
Untuk pelaksanaan UNBK tahun ini, ada beberapa perangkat yang masih perlu kami tambahkan di sekolah. Terutama adalah UPS (Uninteruptible Power Supply) untuk menghindari resiko kehilangan data jika terjadi mati listrik. Untuk UPS sendiri kami baru bisa usahakan untuk menghandle PC servernya saja. Karena di server tersebutlah data-data soal ujian, waktu yang tersisa, soal yang sudah dijawab oleh siswa-siswi kami dicatat dalam log. Untuk PC client sendiri sementara cukup mengamankan kestabilan arus dan tegangannya menggunakan stavolt.
PC Server sendiri, meski kami memiliki banyak PC yang sebenarnya bisa dipakai untuk server UNBK, tetapi dari kebutuhan minimal yang dipersyaratkan (minimum intel i5 dan RAM 8GB) maka kami perlu mempersiapkan spesifikasi untuk pengadaan PC server, ya cuma PC server, karena untuk membeli server Tower sendiri dengan processor Xeon misalnya, harganya masih cukup mahal, diatas 15 juta per unitnya. Sedangkan untuk UNBK ini setidaknya kami harus memiliki 2 unit server, satu server utama dan satu server cadangan.
Yang harus kami persiapkan lagi berdasar koordinasi UNBK tahun 2016 ini adalah kebutuhan headset untuk listening bahasa Inggris, jika tahun-tahun sebelumnya listening bahasa Inggris cukup menggunakan speaker, entah mengapa tahun ini malah diminta menyiapkan headset, padahal kami sudah ancang-ancang membeli power amplifier dan memasang speaker di beberapa ruangan.
kenapa ya UNBK tidak menggunakan e-xam. applikasi ini lebih ringan dan sudah teruji digunakan untuk UKG dn CPNS online.