Pernah nggak sih kamu merasa sehat-sehat aja, tapi tiba-tiba saat medical check-up ternyata ada tanda-tanda penyakit serius? Nah, kenyataan kayak gini sering terjadi karena kita jarang sadar bahwa penyakit itu bisa diam-diam berkembang tanpa gejala. Untungnya, bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan sudah menyediakan layanan skrining kesehatan gratis. Tapi sayangnya, banyak orang yang belum tahu atau belum memanfaatkan layanan ini secara optimal.
Skrining kesehatan itu bukan cuma buat yang “sudah sakit”, tapi justru penting buat yang merasa sehat. Karena deteksi dini bisa jadi penentu antara pencegahan dan penyesalan. Misalnya saja, diabetes dan hipertensi—dua penyakit yang jumlah penderitanya terus meningkat di Indonesia—sering kali tidak menunjukkan gejala apa-apa sampai akhirnya merusak organ penting. Skrining dari BPJS ini bisa bantu deteksi sejak awal, dan kalau ketahuan, kamu bisa langsung ditangani sebelum komplikasi terjadi.
Masalahnya, informasi soal layanan ini belum tersebar merata. Banyak peserta BPJS yang masih fokus pada layanan kuratif (pengobatan) dan lupa bahwa salah satu tujuan utama JKN adalah preventif (pencegahan). Maka dari itu, yuk kita bahas lebih dalam apa itu layanan skrining BPJS, manfaatnya, jenis-jenisnya, dan yang paling penting—gimana cara ngaksesnya tanpa ribet.
Apa Itu Skrining Kesehatan BPJS?
Skrining kesehatan adalah serangkaian pemeriksaan medis dasar yang bertujuan mendeteksi penyakit sejak dini, bahkan sebelum ada gejala. BPJS Kesehatan menyediakan skrining ini secara gratis untuk semua peserta aktif, terutama untuk penyakit kronis yang menjadi beban utama layanan kesehatan nasional.
Program ini masuk dalam bagian Promotif dan Preventif JKN yang mendukung pilar reformasi sistem kesehatan di Indonesia. Pemeriksaan dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas, klinik pratama, atau dokter keluarga yang menjadi pilihan peserta.
Jenis-Jenis Skrining yang Tersedia
BPJS Kesehatan saat ini menyediakan beberapa jenis layanan skrining gratis yang bisa diakses oleh peserta JKN. Di antaranya:
-
Skrining Riwayat Kesehatan (Digital Screening)
-
Ini adalah skrining dasar berbentuk kuesioner yang bisa diisi via aplikasi Mobile JKN.
-
Tujuannya untuk mengetahui risiko awal penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, kanker, dan ginjal.
-
-
Skrining Hipertensi
-
Pemeriksaan tekanan darah rutin di FKTP untuk mendeteksi tekanan darah tinggi sejak dini.
-
-
Skrining Diabetes Melitus
-
Melibatkan pemeriksaan gula darah sewaktu bagi peserta dengan risiko tinggi.
-
-
Skrining Kanker Serviks dan Payudara (SADANIS dan IVA test)
-
Ditujukan khusus untuk perempuan usia produktif. Pemeriksaan bisa dilakukan di FKTP yang memiliki tenaga medis terlatih.
-
-
Skrining Kesehatan Jiwa (mental emotional screening)
-
Kuesioner untuk mengetahui kondisi psikologis peserta, bisa diakses online dan ditindaklanjuti di faskes.
-
-
Skrining TB Paru dan Hepatitis B
-
Ditujukan untuk populasi tertentu, misalnya calon pengantin, kelompok rentan, atau daerah dengan kasus tinggi.
-
Kenapa Penting Melakukan Skrining?
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 70% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker. Masalahnya, penyakit-penyakit ini sering baru ketahuan ketika sudah parah. Skrining bisa menekan risiko komplikasi dan biaya pengobatan yang mahal di kemudian hari.
Selain itu, hasil skrining juga digunakan sebagai dasar pengelolaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), di mana peserta dengan kondisi tertentu bisa mendapat penanganan lebih lanjut secara rutin dan gratis.
Cara Mengakses Skrining Kesehatan BPJS
Nah, sekarang kita bahas bagian pentingnya: gimana cara pakai layanan skrining gratis ini? Nggak serumit yang kamu kira, kok. Bahkan bisa dimulai dari HP kamu!
1. Lewat Aplikasi Mobile JKN
-
Download aplikasi Mobile JKN di Google Play Store atau App Store.
-
Login pakai nomor kartu BPJS atau NIK.
-
Pilih menu Skrining Riwayat Kesehatan.
-
Isi kuesioner kesehatan dengan jujur dan lengkap.
-
Sistem akan memberikan hasil: risiko rendah, sedang, atau tinggi.
2. Langsung ke Fasilitas Kesehatan Tingkat 1 (FKTP)
-
Tunjukkan kartu BPJS dan hasil skrining (jika sudah dilakukan via aplikasi).
-
Kamu bisa minta jadwal untuk pemeriksaan gula darah, tekanan darah, atau skrining kanker.
-
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter atau perawat faskes yang sudah dilatih.
3. Ikut Kegiatan Prolanis atau Posbindu
-
Biasanya dilakukan secara berkala di komunitas (RT/RW, kantor, tempat ibadah).
-
Peserta Prolanis akan diprioritaskan untuk pemeriksaan berkala dan edukasi kesehatan.
Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Skrining?
Idealnya, skrining dilakukan minimal setahun sekali. Tapi kalau kamu punya riwayat keluarga dengan penyakit tertentu, obesitas, atau gaya hidup yang kurang sehat, lebih baik lakukan lebih awal dan lebih sering. Semakin cepat diketahui, semakin baik peluang penanganannya.
Mitos Seputar Skrining BPJS
-
❌ “Kalau nggak sakit, ngapain ke faskes?”
✅ Justru skrining itu buat yang belum sakit, biar tetap sehat. -
❌ “Skrining cuma buat orang tua.”
✅ Penyakit kronis sekarang makin banyak menyerang usia muda, terutama karena gaya hidup. -
❌ “Pasti bayar, deh.”
✅ Salah. Semua layanan skrining di faskes BPJS itu gratis untuk peserta aktif.
Penutup: Yuk, Gunakan Hak Kita untuk Skrining!
Skrining kesehatan bukan hal sepele. Ini investasi terbaik buat masa depan tubuh kamu. Dengan layanan skrining gratis dari BPJS Kesehatan, kamu bisa mengetahui kondisi tubuh secara objektif, bahkan sebelum gejala muncul. Jangan tunggu sampai sakit baru bertindak.
Yuk, mulai hari ini, buka aplikasi Mobile JKN atau datang langsung ke faskes kamu untuk skrining. Biar kita bukan cuma jadi peserta BPJS yang pasif, tapi juga yang aktif menjaga kesehatan sejak dini. Karena lebih baik mencegah daripada menanggung biaya dan beban penyakit yang terlambat ditangani.
Kalau kamu sudah coba layanan skrining ini, share pengalamanmu, ya—biar makin banyak yang sadar pentingnya deteksi dini!
referensi: pafibunaken.org