Selama pandemi ini, anak-anak terpaksa harus menjalani school from home, buat aku sendiri kesehatan anak adalah faktor utama dalam pendidikan, dan aku sepenuhnya mendukung kegiatan ini, jujur saja dengan anak masih kecil-kecil begini, terlalu riskan jika harus mengikuti pembelajaran di sekolah.
Memang ada perubahan pola belajar anak yang tadinya pagi sampai siang belajar di sekolah dan malam belajar di rumah. Sekarang praktis proses pembelajaran dilakukan di rumah, ada atau gak ada PR kami emang membiasakan anak belajar di rumah. Meski ya namanya anak-anak ya, selalu ada tantangannya terutama Faiz yang masih mutungan kalau diajak belajar.
Anak-anak harus dijaga bener kesehatan selama pandemi ini, bayangkan jika anak kecil harus isolasi sendiri di fasilitas isolasi pemerintah, gak kebayang rasanya anak usia SD TK harus mengalami hal seperti itu, semoga saja tidak terjadi di anak-anakku. Oleh karenanya kami selalu berusaha gimana caranya anak bisa tetep sehat, gak sekedar fisiknya tapi segi mentalnya.
Cara Kami Menjaga Kesehatan Anak di Rumah Aja
Belajar Online di rumah saja sudah kebayang menyusahkan tidak hanya si anak maupun guru, orang tua yang sering kerepotan. Anak belum terbiasa dengan kondisi pandemi corona, biasanya mereka ada di sekolah untuk belajar, di rumah ya istirahat, makan dan main, ak bisa membayangkan effort para orang tua selama pandemi demi pendidikan anak ini.
Belajar Tak Melulu Dari Tugas Online
Makanya sebagai guru aku terhitung jarang ngasih tugas buat siswa-siswaku, #eh buka kartu. Karena prinsipku gini, ini adalah kondisi darurat, dalam kondisi darurat pembelajaran pun dilakukan dalam kondisi darurat, artinya gak perlu terlalu harus ini itu memaksa anak mengerjakan soal-soal yang tiap hari dikirimkan guru lewat grup-grup Wa maupun e-learning.
Pahami kondisi psikologis anak, apalagi aku punya dua anak yang masih kecil, jadi emang aku pun merasakan dua sisi sebagai pendidik sekaligus sebagai wali murid dalam mengakomodir kebutuhan anak. Nomor satu dalam urusan pendidikan anak adalah keselamatan, dalam situasi pandemi ini berarti kesehatan anak.
Kesehatan ini gak sekedar masalah kesehatan jasmani, tapi gimana anak tetap memiliki kesehatan mental yang baik, pandemi ini kelak akan berlalu, aku yakin cuma enggak tau juga kapan, so menjaga anak agar tidak mudah stress juga perlu diperhatikan. Belajar iya, tapi gak selalu harus belajar dari tugas2 guru, banyak hal lain yang juga bisa dilakukan.
Ijinkan Anak Bermain di Luar Rumah
Selain belajar, Fahri dan Faiz masih mengikuti TPA di kampung, sebenernya TPA utama sudah off sejak pandemi muncul, tapi ada TPA dengan jumlah anak lebih kecil kebetulan ada di belakang rumah yang bisa digunakan untuk mengisi waktu mereka biar gak terlalu bosan di rumah. Bertemu teman, bersosialisasi, bisa berjalan-jalan meski di area terbatas, membuat mereka lebih enjoy selama pandemi. Kebetulan rumah kami berada di desa, jadi ruang terbukanya masih luas dan banyak sawah. Buat aku sendiri cukup terjaga lah untuk kenyamanan anak bermain tanpa harus terlalu ketat. Yang penting tetap ajari anak memakai masker saat berada di luar rumah, meskipun ya susah juga sih. Huft
Untuk permainan luar ruang, anak-anak sekarang lagi seneng-senengnya naik sepeda, apalagi kalau disamper temennya. Faiz sendiri meski terbilang lambat sekarang dah bisa naik sepeda roda dua sendiri, kemaren udah protes minta roda empatnya dilepas dan minta diganti standar aja. Semakin anak gembira, semakin bagus imun tubuhnya, tentu saja harus dibarengi dengan pemberian nutrisi yang juga tepat untuk mendukung tumbuh kembang mereka.
Dampingi Anak Biar Merasa Homy di Rumah
Kalau di dalam ruangan sih, aku suka beliin mainan brick buat anak-anak, bricknya pun gak sekedar yang lego biasa, ada juga brick besar yang aku belikan waktu mereka masih kecil, brick seukuran lego aku belikan sekarang karena mereka udah cukup mahir membuat bentuk-bentuk tertentu, tak hanya sekedar mengikuti kertas panduan bawaan dari produsen.
Terkadang aku menantang anak-anak buat membuat sesuatu menggunakan legonya, entah itu pesawat, rumah, mobil dan masih banyak lagi. Kadang waktu mereka setor aku ya masih aja gak paham dengan ide mereka menambahkan beberapa part random yang enggak seharusnya, tapi menurut mereka itu fungsional, ada gunanya yah. Ya ya ya, meski kadang buat aku hal tersebut aneh, tapi namanya juga imajinasi anak, it’s ok jangan dibatasi hehe
Sesekali anak minta nonton Youtube, kebetulan aku kemaren dapet hadiah proyektor mobile dari ASUS dan itu kepake banget buat membantu jaga mood anak selama pandemi, jadi kami sering menonton bareng menggunakan media proyektor tersebut di kamar.
Penuhi Nutrisinya
Nutrisi adalah jalan utama kita menjaga kesehatan jasmani anak, asupan makanan tetap perlu diperhatikan, mulai dari pemberian makanan utama seperti nasi, sayur, lauk, buah dan juga susu. Penuhi kebutuhan gizinya, tentu kita bisa
Untuk susu ini baiknya pilih susu yang mengandung Laktoferin. Laktoferin ini adalah zat yang terbukti secara klinis mengurangi tingkat infeksi saluran pencernaan dan infeksi saluran pernafasan atas. Nah penting kan ya bagi tubuh selain itu, pilih susu yang mengandung beberapa unsur berikut
- AA & DHA
Mendukung perkembangan otak dan mempercepat daya tangkap. - Omega 6 & Omega 3
Asam lemak esensial yang merupakan bahan pembentuk AA & DHA. - Kolin
Memperkuat daya ingat. - Zat Besi
Meningkatkan konsentrasi dan stimulasi kecerdasan.
Kebutuhan susu ini penting lho ya, agar perkembangan otak dan kecerdasan anak tetap terjaga selama pandemi, dan nantinya mereka memiliki daya ingat dan daya serap kuat saat menerima pembelajaran lagi di sekolah.
Bagaimana Jika Anak Sakit?
Lalu gimana jika anak sakit selama pandemi?
Klo aku sendiri sih, ini agak gamang juga, di bawa ke fasilitas kesehatan beresiko tertular, enggak dibawa takut kenapa-kenapa. Biasanya aku sama istri ambil opsi yang paling aman untuk anak, jika memang cuma sakit karena kelakuannya sendiri, ya namanya juga anak lah, lari-lari, jatuh, luka, nangis, ya ditangani sendiri.
Misal demam, batuk biasanya kami udah siap dengan obat-obatan penting dalam kotak P3K buat anak seperti obat panas, obat diare, salep gatal, obat luka dan sejenisnya. Nah buat yang punya anak masih bayi, pemberian obat panas sebaiknya melihat beberapa kondisi berikut ya.
Jika panas masih dibawah 38 derajat, sebaiknya anak tidak diberi obat, fungsi organ anak masih belum kuat jika harus berhadapan dengan obat kimia, jika memang harus minum obat, biar ibunya aja yang minum, nantinya ASI yang dihasilkan ibu sudah mengandung obat, cara seperti ini paling sering kami lakukan waktu anak-anak masih bayi. Perhatikan juga apakah ada efek penyerta selain panas, bisa diare, nangis melebihi biasanya. Jika panas diatas 38 derajat, berikan obat penurun panas sedikit demi sedikit, sangat disarankan mengunjungi dokter anak, agar mendapat best practices terbaik guna mengatasi demam si kecil.
Alhamdulillah anak kami sendiri tahun ini sudah berusia di atas lima tahun semua, selama pandemi ini masih cukup terkendali, anak juga malah jarang sakit, masih fun, ketawa-ketawa dan semoga ya kami sekeluarga bisa terhindar dari penyakit apapun. Intinya sih, buat menjaga kesehatan fisik dan mental anak selama masa pandemi ini, kami selalu berusaha membuat anak merasa fun di rumah, mencukupi nutrisi serta mempersiapkan obat-obatan yang sekiranya diperlukan untuk mereka.
Rasanya udah pengen buru-buru piknik ya jelang liburan akhir tahun, but gak papa dipending dulu aja deh demi jaga kesehatan sekeluarga.
Saya juga guru nih. Saya mengajar di desa dengan kondisi anak2 yang ya…begitulah. Susah klo udah online. Ada yg gak punya HP, ada punya HP tapi gak punya pulsa. Meski ada bantuan pulsa sepertinya kurang merata distribusi nya. Ada anak yg daripada di rumah aja akhirnya ama ortunya malah disuruh kerja. Sehingga kami lebih banyak bertoleransi. Hehe.. Yang penting tetap semangat ya
wah ternyata sama2 guru nggeh kita, iya mbak bantuannya hanya sebentar, itupun paketnya udah abis buat sekarang. Semoga ada solusi buat kita semua ya, sementara klo saya ya gimana anak tetap dapet pelajaran meski gak maksimal
Membuat anak merasa nyaman dirumah adalah kunci menjaga kesehatan fisik dan mental si kecil. Dengan pikirna positif dan senang selama ada di rumah, tekanan dan stress yang kerapkali menjadi biang penyakit bisa ditekan. Pemenuhan nutrisi dan pendammpingan juga penting untuk memastikan anak dapat berkembang, bertumbuh dan bersosialisasi dengan baik
Makasih banyak untuk ceritanya mas, inspiratif banget!!
iya mas biar imun mereka tetap terjaga selama pandemi, soalnya anak-anak tentu berbeda kondisinya dengan kita, mereka lebih butuh perhatian ekstra
Menarik! Jangan lupa, kesehatan fisik dan mental orangtua juga perlu diperhatikan dan dijaga yaa 🙂
Iya mbak Sintia, betul sekali, orang tua harus bisa jadi teladan buat putra putrinya selama pandemi ini
Kalau pak gurunya jarang ngasih tugas pasti anak-anak hepi banget nih, apalagi malah dibebasin bermain.. Naknya di kampung lahan buat main dan kondisinya lebih aman yaa.
Kebutuhan vitamin dan asupan nutrisi sehat lainnya jadi makin diperhitungkan yaa saat pandemi gini. Semoga kita sehat slalu yaa..
iya mbak, meski juga gak tahu sampai kapan, kemaren tetangga desa karena masih berkerumun ya pada kena kasus juga, semoga masih bisa tetap aware dengan kondisi yang ada
Wah iya bener banget ya mas. Kalau anak2 dipaksa belajar malah jadinya mereka tambah ga semangat. Membiarkan kreativitas tetap hidup penting ya.. senang pastinya anak2 bisa selalu bersama orang tua apalagi kalau ortunya mau diajak main juga.. ☺
iya mbak, hahaha dasarnya aku suka mainan, kadang mah sama istri ngakunya beliin mainan anak, padahal bapaknya yang pengen ikutan main hehe
Kalau Mas Priyo jadi guru anak-anak saya kayaknya bakal jadi salah satu guru favorit karena jarang kasih tugas hihihi. Saya suka kasihan kalau lihat anak-anak lagi ngerjain tugas di saat PJJ. Apalagi yang SMP tuh banyak banget. Padahal anak saya yang SMA masih lebih santai.
Jangankan yang punya anak usia SD atau lebih kecil dari itu. Membayangkan anak-anak saya yang udah SMP dan SMA kalau sampai harus isoman sendiri aja rasanya udah sedih. Makanya saya berusaha keras supaya fisik dan mental mereka tetap terjaga selama pandemi.
Keke ya mbak? sekarang udah kelas berapa? aku jujur serba salah, klo dari pengawas maunya push selalu ada bukti pembelajaran siswa, yang biasanya guru akan menerjemahkannya sebagai tugas, kalo aku sendiri prefer anak itu belajar dikit, tapi paham daripada dikejar-kejar tugas terus