Waktu kecil mungkin kita pernah mendengar, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Siapa sih yang gak mau begitu, tapi ya gak gitu juga sih konsepnya, kalau muda foya-foya mah tuanya susah kaya, apalagi berharap masuk surga, duh kebanyakan hedon kak.
Setiap tahun, terjadi inflasi yang cukup menggerus keuangan kita sebagai manusia kelas pekerja. Bagaimana tidak, dengan kenaikan harga barang hampir terjadi setiap bulan, gaji kita semakin bulan terasa semakin mengecil dan tidak ada artinya di hadapan inflasi.
Jika orang jaman dulu menyarankan menabunglah sedari kecil, maka saat gede ini aku lebih setuju, berinvestasilah semuda mungkin. Aku lebih suka berinvestasi pada logam mulia, reksadana maupun P2P lending. Namun untuk dana besar aku lebih memilih bisnis properti.
Mengapa Memilih Passive Income dari Bisnis Properti?
Bisnis properti bukanlah bisnis yang murah, untuk membangun sebuah properti kecil kita butuh modal setidaknya ratusan juta untuk bangunan, belum dengan biaya tanah. Meski demikian, semakin hari, nilai tanah akan semakin tinggi, begitu juga properti yang dibangun disana. Memang, ada cost pemeliharaan yang harus kita keluarkan tetapi bisnis properti ini cukup menjanjikan.
Tinggal di Kabupaten Sleman yang menyangga Kota Yogyakarta sebagai pusat pendidikan dan wisata, bisnis properti di wilayah ini sangat menjanjikan, bahkan saking menjanjikannya. Nilai properti di DIY tidak terkejar oleh gaji UMR masyarakat usia kerja disini.
Beruntungnya keluarga kami memiliki beberapa kavling tanah di lokasi yang cukup menjanjikan. Dari semula aku memilih investasi pada logam mulia, sebagian aku alihkan untuk membangun properti di tanah mertua indah.
Saat ini aku memiliki dua unit ruko yang aku sewakan kepada penyewa, uang hasil sewa tersebut merupakan passive income yang bisa menambah pendapatan kami per tahunnya. Tahun ini sebenarnya kami merencanakan membangun properti baru untuk kami sewakan lagi. Hanya saja ada sedikit kendala yang membuatnya tertunda.
Mengapa aku memilih bisnis properti?
Menjadi Passive Income Rutin
Passive income dari bisnis properti merupakan passive income yang rutin. Untuk pemilik kontrakan rumah/ruko bisa mendapatkan pemasukan tahunan. Sementara pemilik kos-kosan dapat memperoleh passive income bulanan. Tentunya, kita masih tetap bisa bekerja seperti biasa untuk mendapatkan penghasilan aktif selain passive income tersebut.
Properti Lebih Bisa Diberdayakan Dibanding Aset Lain
Saat aku menabung logam mulia, nilai jualnya memang tetap terjaga dari inflasi, tetapi logam mulia tidak bisa diberdayagunakan sebagai passive income. Lagipula, emas tidak bisa diberdayakan selain digadaikan sebagai jaminan hutang. Duh aku sendiri tipe orang yang enggak suka terlibat urusan hutang.
Reksadana dan saham bisa menghasilkan pendapatan tetapi juga bisa turun nilainya. Jadi aku gak terlalu berharap banyak pada dua jenis aset ini. Sementara P2P lending, meski mendapat bunga, tetapi nilainya terbilang kecil dari nilai uang yang aku keluarkan.
Bisa Diwariskan
Dengan menyewakan properti, properti tersebut tidak berpindah tangan ke orang lain. Masih tetap hak milik kita pribadi. Suatu saat di masa depan, mungkin anak-anak sudah besar, kepemilikan properti itu bisa dialihkan ke mereka untuk membantu mereka memulai kehidupan barunya.
Bisa Digunakan Sebagai Jaminan
Buat kawan-kawan yang ingin mengajukan pinjaman, aset properti juga bisa dijadikan sebagai jaminan pinjaman di bank. Selama proses pembayaran lancar tentu kita tidak perlu khawatir bukan? Nah properti ini bisa menjadi salah satu jalan untuk menambah modal, tetapi aset kita tetap terjaga.
Nah buat kalian yang ingin memperoleh passive income, saran aku bisa memulai dari bisnis properti, jika dananya belum cukup bisa digunakan untuk investasi di instrumen lain seperti logam mulia. Misal kalian punya sebidang tanah yang luas di area berkembang tetapi tidak punya modal untuk membangun sesuatu, ada alternatif yang bisa kalian gunakan untuk memperoleh passive income dari bisnis properti.
Misalnya, salah satu kerabat menyewakan tanah kosongnya sebagai lahan parkir, setiap tahunnya, ia mendapatkan passive income dari bisnis properti yang luar biasa hanya bermodalkan tanah kosong di daerah yang cukup strategis. Solutif ya tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Kapan kalian mulai beralih investasi pada properti?