Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak cukup serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) kita antara lain kegagalan pertumbuhan, berat badan lahir rendah, pendek, terlalu kurus atau terlalu gemuk dimana dampak yang cukup krusial terhadap seorang anak yang kurang gizi akan mengalami hambatan kognitif dan kegagalan pendidikan sehingga dapat berimplikasi pada rendahnya produktivitas di masa dewasa. Kurang gizi yang dialami saat awal kehidupan juga berdampak pada peningkatan risiko gangguan metabolik yang berujung pada kejadian penyakit tidak menular seperti diabetes type II, stroke, penyakit jantung, dan lainnya pada usia dewasa.
Salah satu kebijakan nasional dalam upaya perbaikan gizi masyarakat tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 bahwa upaya perbaikan gizi yang ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Selanjutnya, dalam rangka percepatan perbaikan gizi pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Gerakan ini mengedepankan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada 1000 HPK.
Sasaran global tahun 2025 disepakati adalah sebagai berikut: 1) Menurunkan proporsi anak balita yang pendek (stunting) sebesar 40%; 2) Menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting) < 5%; 3) Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah (BBLR) sebesar 30%; 4) Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih; 5) Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50%; 6) Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan lebih kurang 50%. (Sumber Depkes.RI)
Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan
Mungkin kita pernah mendengar istilah Golden age, saat dimana otak si kecil berkembang dengan pesat, nah sebenarnya otak si kecil tidak hanya berkembang pada saat ia sudah terlahir, tetapi perkembangan tersebut sudah dimulai sejak si kecil masih dalam kandungan. 1000 hari pertama kehidupan, bagi sebagian orang dimulai sejak pecahnya tangis si bayi di ruang bersalin, akan tetapi di acara Nutrisi Untuk Bangsa yang digelar oleh Sari Husada tempo hari di Mezzanine Jogja, aku baru sadar ternyata selama ini persepsiku soal 1000 hari pertama kehidupan masih belum tepat.
Adalah dr. Endy Paryanto Prawirohartono, MPH, SpAK dari Departemen Kesehatan Anak FK UGM dan ibu Nunik Endang S, SST, SH, M.Sc yang memberikan kami pemaparan mengenai pentingnya 1000 HPK ini. Hari Pertama Kehidupan dimulai sejak dimulainya kemunculan sel telur di rahim ibu, sel telur yang berkembang dan dibuahi inilah yang menjadi fase awal dari runtutan 1000 hari pertama seorang manusia.
Pada fase kehamilan inilah, dimana perkembangan otak pertama kali terjadi, terutama pada hari ke 18-19 masa kehamilan dan selama masa kehamilan ini, menentukan bagaimana kualitas seorang anak nantinya, sehingga pada masa kehamilan, baik dr. Endy maupun Ibu Nunik sangat menyarankan ibu hamil mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung asam folat, asam folat ini sangat berperan dalam pertumbuhan otak, mengurangi risiko cacat otak neural tube seperti anensefali dan spina bifida. Selain juga zat kolin, yodium, zat besi, zinc dan DHA. Dalam masa kehamilan, seorang ayah juga perlu menjaga ibu agar dapat lancar melalui sampai hari persalinan, kekurangan gizi, stress dan pekerjaan yang terlalu berat dapat mengganggu perkembangan janin dalam kandungan.
Pada masa kehamilan, seorang ibu akan lebih baik mencicipi berbagai jenis makanan yang tidak membahayakan kehamilan, misal yang terlalu pedas, karena sebenarnya, memory seorang anak dimulai dari dalam perut ibu, dari penelitian di Argentina, ibu hamil yang rutin mengkonsumsi jus wortel akan lebih mudah memberikan MPASI berupa bubur wortel kepada anak-anaknya. Karena si anak sudah mengenal rasa wortel sejak dari kandungan, dengan demikian ibu yang pola makannya teratur dan bervariasi selama kehamilan akan menghasilkan anak yang mudah dan lahap menikmati makanan yang diberikan. Pola anak susah makan ternyata sudah dimulai dan dilatih oleh ibunya sejak hamil ya? Ilmu baru bukan?
Pada saat kelahiran, ada bayi yang lahir lewat jalur yang sebenarnya, dan ada yang lahir lewat operasi caesar, kedua opsi itu punya dampak tersendiri, pertimbangan operasi caesar misalnya adalah untuk melindungi keselamatan baik ibu maupun si kecil. Namun ada perbedaan utama dari anak yang lahir secara normal dan secara caesar. Anak yang terlahir lewat jalur resmi, pada masa persalinan akan bertemu dengan bakteri probiotik yang berada antara rahim dan jalan keluarnya, bakteri ini berperan dalam memberikan sistem imun yang lebih baik, dibantu juga dengan kolostrum di masa awal persalinan. Anak yang terlahir normal umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik karena bakteri probiotik ini, sementara anak yang lahir caesar disebut bayi steril karena tidak memperoleh sistem imun dari jalan lahir ini.
Selepas masa bersalin, dimulailah siklus berikutnya dari 1000 hari pertama kehidupan ini, dimana anak akan melakukan Inisiasi Menyusu Dini setelah dilahirkan dengan mencari sumber makanan, ibu diharapkan memberikan ASI eksklusif, selama 6 bulan. Pengertian ASI eksklusif sendiri menurut dr Endy adalah memberikan asupan makanan kepada si kecil hanya dari air susu ibu, nah lalu bagaimana dengan pemberian obat kepada si kecil di usia tersebut? Menurut beliau, pemberian obat kepada anak di masa 6 bulan pertama tidak menganulir pemberian ASI eksklusif, karena obat, tidak berperan sebagai pengganti makanan yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.
Cooking Class
Selepas pemateri utama, masih ada program menarik lainnya lho yakni cooking class yang menghadirkan ibu Anna dan chef @Rissa Navratillova dari Surabaya. Ibu Anna mengkreasikan susu SGM untuk membuat puding buat anak, sementara chef Rissa membuat makanan dari daun kelor dan daun katuk. Untuk sesi makan siang sendiri kami mengkonsumsi makanan tanpa nasi lho, diet karbo? ya gak juga sih klo buat aku, tapi biar gak selalu memenuhi asupan karbo dari nasi, karena sumber karbohidrat kan banyak, apalagi buat ibu hamil n calon ibu biar kelak anaknya lebih familiar dengan berbagai jenis bahan makanan.
Acaranya mantap kak.. cocok itu untuk adek kecil nanti.. 😬
iya kak, selamat yo menang lomba vlognya, jangan lupa makan2 kak hu