Banyak dari kita yang menyebut atasan sebagai leader dan bos, meski memiliki pengertian hierarki yang sama sebagai pucuk pimpinan namun dari segi kepemimpinan leader dan boss cenderung berbeda.
Di Indonesia sendiri, kedua kata serapan ini memiliki arti yang berbeda, termasuk dari sejarah asal kata keduanya. Lalu apa saja sih kriteria perbedaan leader dan boss? Simak terus artikel ini
Perbedaan Leader dan Boss
Asal Usul Kata Serapan
Baik leader dan boss adalah kata serapan yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Leader berasal dari bahasa klasik Inggris laedan, yang berarti penuntun, pembuka jalan. Berbeda dengan scout, laedan bertugas menjadi pemimpin rombongan untuk bergerak.
Boss merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, yaitu bass, mengingat logat orang Indonesia hingga kata tersebut terucap sebagai bos atau boss.
Makna
Leader adalah seseorang yang memberikan pedoman, arahan, bimbingan dan membukakan jalan untuk anak buahnya. Ia menjadi contoh bagi para karyawan untuk dapat mengikuti apa yang ia contohkan.
Boss adalah seseorang yang mendominasi anak buah karena struktur hierarki dalam sebuah perusahaan.
Cara Kerja
Seorang leader cenderung mementingkan kesuksesan bersama dengan bekerja mendorong timnya untuk maju bersama, dengan menjadikannya sebagai panutan dalam melakukan pekerjaan. Leader memperhatikan kebutuhan anak buahnya dan siap untuk memberikan bantuan yang diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan.
Bos, umumnya lebih fokus pada pencapaian pribadi dengan memanfaatkan bantuan dari anak buahnya untuk mencapai goalnya sendiri.
Kenyamanan Bekerjasama
Seorang karyawan biasanya segan untuk meminta bantuan pada bosnya, karena pada umumnya bos merasa pekerjaannya sendiri sudah cukup banyak di level strategis sehingga, permintaan karyawan dianggap mengganggu konsentrasinya bekerja.
Inilah mengapa bos kebanyakan bertipe individualistik, memiliki ego tinggi dan punya kecenderungan merendahkan kemampuan anak buah
Seorang leader berlaku sebaliknya, leader akan menyediakan waktu guna memberikan bimbingan pada karyawan yang merasa kesulitan. Memberikan solusi dan insight agar task yang didapat karyawan dapat bisa dicapai lebih efektif.
Para karyawan umumnya lebih menyukai tipe atasan yang bisa diajak bekerjasama seperti leader, bukan seperti boss
Respon Saat Menemukan Masalah
Boss saat menemukan masalah dalam perusahaan seringkali akan mencari kambing hitam di perusahaannya. Sudah barang tentu, ia tidak akan menjadi kambing hitamnya, maka para staff yang bertanggung jawab dalam task tersebutlah yang akan mendapat cercaan, sindiran jika sebuah pekerjaan mengalami masalah atau bahkan kegagalan.
Seorang leader saat menemukan masalah, akan lebih fokus pada bagaimana mengatasi masalah, melakukan instrospeksi diri sebelum menyalahkan karyawannya. Dengan demikian karyawan tidak akan merasa terbebani seandainya target mereka tidak tercapai.
Leader terkadang melibatkan anggota tim lain untuk melakukan brainstorming guna memecahkan masalah yang ada.
Antusiasme Karyawan Saat Meeting
Kalian bisa dengan mudah menebak tipe seperti apakah atasan dalam sebuah perusahaan dari antusiasme karyawan saat diajak meeting bersama. Saat menghadapi atasan bertipe bossy, para staf akan cenderung ogah-ogahan dan plain aja saat mendapat info dan saat mengikuti rapat.
Sementara jika para karyawan terlihat antusias dengan penyelenggaraan meeting, bisa dipastikan kemampuan leadership atasan di organisasi tersebut adalah seorang leader, yang arahan dan cara komunikasinya sangat dinanti karyawan untuk dapat ikut menyumbangkan pikiran saat meeting nantinya.
Titik Berat Fokus Pekerjaan
Jika seorang boss lebih mementingkan hasil pekerjaan, leader lebih mengutamakan bagaimana proses menyelesaikan pekerjaan. Seorang leader memahami bahwa tidak semua karyawan memiliki kapasitas sepertinya.
Para staff masih perlu banyak belajar dari pengalaman, leader akan membangun budaya kerja yang nyaman sehingga karyawan dapat menikmati proses bekerja. Sementara boss bersikap sebaliknya, lebih banyak menuntut karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal dan tanpa masalah.
Kemampuan Menginspirasi
Seorang leader memiliki kemampuan menginspirasi anak buahnya, kepemimpinan tersebut ditunjukkan dengan cara bagaimana ia bersikap sepatutnya dan menjadi teladan. Boss, umumnya cenderung mengintimidasi alih-alih memberikan inspirasi. Memberikan tekanan, menyalahkan orang lain, dan mengambil keputusan berlebihan saat pencapaian kinerja gagal tercapai.
Arah Komunikasi
Komunikasi antara seorang boss dengan stafnya cenderung satu arah, perintah, perintah dan perintah. Karyawan tidak berhak mempertanyakan perintah bos, bahkan seringkali tugas yang diberikan tidak mengukur kapasitas dan kemampuan karyawan.
Leader memiliki pola komunikasi dua arah dengan anggota timnya, tidak segan mengambil ide dari anak buah dan menjadikannya sebagai bahan pengambilan keputusan. Dengan komunikasi dua arah, para staf bisa lebih nyaman memberikan masukan, tanggapan, ide untuk kebaikan perusahaan.
Pandangan Terhadap Karyawan
Leader menganggap karyawan adalah aset berharga perusahaan yang perlu dipoles dan dikembangkan. Tidak jarang, leader memberi kesempatan untuk mengupgrade dan meningkatkan potensi karyawan.
Boss lebih mementingkan hasil, sehingga karyawan dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan. Namun uniknya, di sisi yang sama, seorang bos menganggap karyawan adalah beban finansial karena dianggap selalu kurang capable untuk memenuhi keinginan bos.
Kemampuan Menciptakan Inovasi
Mengingat boss cenderung bermain individualis dalam pekerjaan, inovasi yang tercipta biasanya minim, dengan tingkat sosialisasi yang juga kurang mendapat respon positif di lingkungan perusahaan. Wajar saja, karena semua hal dipikir sendiri, dan tentunya pengetahuan orang terbatas, sedangkan kemungkinan memperoleh inspirasi dari anak buah terhenti karena egonya sebagai seorang pemimpin.
Leader, mampu menyerap, mengolah dan menciptakan inovasi para karyawan untuk kemajuan perusahaan. Atasan bertipe leader, tidak akan segan memberikan pujian pada para staf karena telah memberikan ide inovasi terbaru.
Nah, meski secara hierarki boss dan leader berada di kasta tertinggi dalam sebuah organisasi, namun secara konsep kepemimpinan dan sudut pandang keduanya berbeda 180 derajat. Lalu, gimana nih dengan atasan kalian? Lebih bertipe leader atau boss?