Bersimpuh di balik kehangatan embun yang meretas erat di selubung bumi
Kerinduan akan secercah lentera menghelakan nafas surgawi
Beranjak dari keheningan sebuah peninggalan sang mentari
Aku beradu dalam kelumpuhan pekatnya kisi kisi hati
Biduk iramaku yang tersembunyi
Mengharubiru segala kehampaan yang membumbui hari
Jalanku tak lagi panjang untuk mu menemani
Tapi kini di penghujung hari
Selalu ada noktah merah perigi
Memakan usang segala bentuk peninggalan musim semi
Inikah tempatku terbaring diatas altar cinta yang suci???
Ditinggalkan dan dihempaskan kecantikan seorang putri
Kisahku tak kan lagi harum di pagi nanti
Hanya lumur berdarah darah di pucuk2 melati
Pun kan cepat menguap teriknya sang mentari
Aku bukan pahlawan di siang hari
Di kegelapan yang telah aku lewati
Aku berharap bertemu kisah cinta para bidadari
Mengajakku dalam tarian cinta tak terhenti
Tapi selalu tidak malam ini
Tidak kali ini, tidak saat ini
Mungkin di lain hari
Saat aku terbangun lagi di tenggelamnya hari
Menaklukan malam2 panjang di penghujung hati