Diaspora para MPers meninggalkan kekosongan yang sangat dalam, setidaknya bagiku yang memilih untuk menetap di self hosting seperti ini, betapa tidak, di masa kejayaan MP tidak terlalu sulit untuk mendapatkan ratusan komen dalam sekali posting, klo sekarang susah rasanya untuk mendapatkan feedback dari teman2.
Masalah utama yang membuat para MPers kehilangan kontak adalah tidak adanya platform reader yang sesuai untuk mereka, platform reader yang sudah ada merupakan blog reader bukan social network reader dan disinilah masalahnya.
Okelah WordPress dan Blogspot punya reader yang mudah digunakan, cukup dengan melakukan follow akun WP/BS teman maka kita sudah bisa mendapatkan update postingannya dengan mudah, pun kita bisa menyisipkan blog teman yang non platform untuk kita baca. Atau kita bisa make aplikasi RSS Reader baik yang bersifat online semacam Google Reader, Bloglines, Feedburner maupun Newsgator atau memilih Reader offline seperti Feeddemon, RSS bandit atau RRSOwl
Reader di WP punya kekurangan paten, hampir setiap blogger WP dan rata2 MPers tidak terbiasa menggunakan tag read more, hasilnya membuka reader WP sama dengan membuka kanal air bah, setiap postingan ditampilkan dalam full entries langsung menyedot bandwith tanpa ampun.
Teman2 gw rata2 kabur ke WP sejak mas Febiansyah merilis exporting tools XMLnya sebagian memilih Xanga yang sebelumnya memang sempat kami reviews memiliki platform yang lumayan mirip dengan MP, tapi WP dotcom tidak terlalu menarik perhatianku, faktor tidak bisa dipakai untuk ngiklan dan berbagai peraturan menyebalkan setipe dengan MP membuatku ogah melirik meskipun kualitas indexingnya bagus.
Ke Blogspot gw jelas lebih ogah, untuk melakukan kostumisasi terlalu ribet dengan coding templatenya, enggak seperti WP yang cukup make plugins. Sementara Xanga loadingnya lebih lama dibanding MP, jelas ini bakal jadi masalah ketika modemku sekarat.
Well sementara mas Eko sudah membuatkan backup pertemanan di Mosquelife, dan kang Bimo masih mengupayakan berdirinya Republik Multinesia aku masih merasa pertemanan para MPers tidak akan lagi sama seperti dulu. Setiap MPers akan merasa cocok dengan platform yang berbeda, sulit rasanya mempersatukan mereka kembali dalam satu platform jika platform tersebut tidak memberikan mereka pengalaman bersilaturahmi seperti MP.
Mungkin jika ada solusi, yang dibutuhkan para MPers adalah sebuah social network reader yang mirip dengan inbox di MP, maupun notification di FB bukan blog reader seperti yang dimiliki WP/BS.
Apa sih Social Network Reader?
Social Network Reader adalah sejenis Really Simple Syndication yang lazim digunakan di Social Network platform yang tidak hanya mendapatkan update notifikasi postingan baru, tetapi juga mendapatkan update dari postingan yang melibatkan interaksi dengan kita. Misalnya di FB setiap reply dari komentar kita di status orang lain akan masuk sebagai notification kita, atau seorang yang melakukan mention ke kita di twitter otomatis akan masuk ke notif interaction kita.
Mirip seperti reader MP dimana dia akan terus mengirimkan update ke inbox kita ketika ada komentar baru di postingan teman, selain itu dia juga akan memberikan notifikasi lain ketika postingan yang pernah kita komen mendapatkan komentar lagi.
Nah di WP/BS sebenarnya ada 2 feeds yang pertama adalah feeds untuk update postingan dan feeds kedua berisi feeds update komentar, jika kita mampu membuat sebuah situs Social Networking Reader ini tentu akan mempermudah silaturahmi antar MPers yang semakin terbengkalai, SNR bisa hanya berupa sebuah situs yang melakukan crawl dan indexing pada semua blog penggunanya, tugasnya hanya sebagai seorang manajer feeds bagi para usernya, ketika user melakukan klik pada salah satu postingan dalam inboxnya otomatis dia akan dilempar langsung ke postingan temannya tersebut, jadi kebutuhan SNR hanya mendeteksi update, melaporkannya dalam inbox yang compact dan meredirect setiap permintaan user ke alamat tujuan.
Dengan hal ini para MPers juga tetap bisa stay di platform pilihan masing2 tapi tetap bisa memantau bukan hanya update postingan tapi interaksi diantara mereka, dan ini memungkinkan rebirth para OOTers dalam dunia lintas platform.
Sayangnya gw bego urusan teknis beginian, pantes aja klo kuliah dapetnya lebih banyakan dapet manajemennya bukan teknisnya
iya. klo di wp, notifikasi komen cuma satu arah. harus rajin buka jurnalnya buat tau sapa aja yang udah komen
kecuali nyentang pilihan kirimi ke email klo ada reply komentar n_n”
Saya dari tadi semangat baca Mas Pri…
ternyata masih dalam wacana… Hahahaaa :p
sakjane aku ya pengen gawe mas haryo ning uteke nggak nyandak wong kuliah database wae entuk e D bulet je
Wahh.. kayak gini urusannya sama database to mas Pri..
Saya malah gak mudheng sama sekali :p
Gak enaknya lagi kalau WP follow blog lain yang beda platform (seperti blognya mas pri, atau blogspot, dll) malah gak ada notifikasi kalau komennya dibalas..
Ini saja saya ngecek sendiri… heheee..
Mugo-mugo ono sing nggawe lah… ben luwih intens silaturrahmi ne. sejak MP mau digusur rasane semakin renggang je.. 🙂
soale kan komen ma post ki feedsnya beda
Dulu saya punya blog di MP tapi jarang menggunakannya. Jadi tak begitu merasa kehilangan jika MP harus dihapus dari jagad perblog-an..:)
dulu akun MPnya apa mbak? lha ini MP tuh dibantai cuma gara2 kepekokan manajernya yang enggak becus ngurus kok
Beneeer! yang bikin BT itu komen yang tejun bebas. Nggak ada interaksi dan silaturahim. Apalagi temenku yang suka komen, pindahnya ke BS *manggil iiiiiiii*
Di WP aku nggak bisa ngomong “teman-teman” *secara lagi manggil siapa loe?
Etapi itu visitor udah banyak aja :p
ya karena indexing WP lebih bagus cuma ya itu kita jadi ngerasa kesepian disini