Kurikulum Merdeka, bagaikan sebuah peta yang membimbing para peserta didik dalam petualangan belajar mereka. Peta ini dibagi menjadi beberapa tingkatan fase, yang dirancang untuk mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara bertahap dan menyeluruh.
Mengapa Ada Fase dalam Kurikulum Merdeka
Sistem fase dalam Kurikulum Merdeka hadir dengan beberapa alasan penting, yaitu:
1. Memahami Perkembangan Peserta Didik
Setiap anak memiliki kecepatan belajar dan kebutuhan yang berbeda. Sistem fase memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada peserta didik, sehingga mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya masing-masing.
2. Mendukung Pencapaian Kompetensi
Fase-fase dalam kurikulum diurutkan secara bertahap dan logis, memungkinkan peserta didik untuk mencapai kompetensi secara menyeluruh dan mendalam. Hal ini membantu mereka membangun pemahaman yang kuat dan berkelanjutan.
Baca juga Keunggulan Kurikulum Merdeka
3. Mengembangkan Minat dan Bakat
Seiring bertambahnya usia, minat dan bakat peserta didik mulai terlihat. Sistem fase memberikan ruang bagi mereka untuk mengeksplorasi minat dan bakat tersebut melalui pilihan mata pelajaran yang lebih fleksibel.
4. Mempersiapkan Masa Depan
Fase-fase di kurikulum dirancang untuk mengantarkan peserta didik menuju masa depan. Pada fase akhir, mereka diharapkan memiliki kompetensi dan profil yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja atau pendidikan tinggi.
5. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran
Sistem fase membantu guru dalam merancang pembelajaran yang lebih terstruktur dan efektif. Dengan mengetahui tahapan perkembangan peserta didik, guru dapat memilih metode dan materi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan belajar.
Baca juga Cara Membuat Program Tahunan Kurikulum Merdeka
Tahapan Fase Kurikulum Merdeka
Setiap fase memiliki fokus dan penekanan yang berbeda, menyesuaikan dengan perkembangan usia dan kemampuan peserta didik.
Fase A: Membangun Fondasi Kokoh (Kelas 1-2 SD)
Fase awal ini bagaikan meletakkan batu pondasi yang kokoh bagi perjalanan belajar selanjutnya. Di fase ini, fokus utama adalah membangun literasi dasar, numerasi, dan sains. Peserta didik diajak untuk mengenal berbagai konsep dasar melalui bermain, bernyanyi, dan bercerita. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan kemandirian mereka dalam belajar.
Fase B: Memperluas Cakrawala Pengetahuan (Kelas 3-4 SD)
Memasuki fase ini, cakrawala pengetahuan peserta didik mulai diperluas. Mereka diajak untuk menjelajahi berbagai disiplin ilmu, seperti bahasa, matematika, sains, sosial, dan seni. Pendekatan pembelajaran yang lebih tematik dan integratif diterapkan untuk membantu peserta didik memahami keterkaitan antar ilmu. Kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif pun mulai diasah.
Fase C: Memperdalam Pemahaman dan Menerapkan Pengetahuan (Kelas 5-6 SD)
Pada fase ini, peserta didik didorong untuk tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Mereka diajak untuk menyelesaikan masalah, merancang proyek, dan berkreasi dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari. Pembelajaran berpusat pada peserta didik semakin ditekankan, agar mereka dapat belajar secara mandiri dan bertanggung jawab.
Fase D: Menjelajahi Minat dan Bakat (Kelas 7-9 SMP)
Memasuki jenjang SMP, peserta didik mulai menunjukkan minat dan bakat yang lebih beragam. Fase D mengakomodasi hal ini dengan memberikan pilihan mata pelajaran yang lebih fleksibel. Selain mata pelajaran wajib, peserta didik juga dapat memilih mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini bertujuan untuk membantu mereka menemukan jati diri dan mempersiapkan diri untuk masa depan.
Baca juga Buku Kerja Guru Kurikulum Merdeka
Fase E: Memperkuat Kompetensi dan Membentuk Profil Pelajar Pancasila (Kelas 10 SMA)
Fase ini menjadi titik krusial bagi peserta didik untuk memperkuat kompetensi dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. Fokus utama pada fase ini adalah pendalaman materi dan pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan adaptif. Profil Pelajar Pancasila pun semakin ditekankan, agar peserta didik menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, berilmu pengetahuan, berkebangsaan, dan cinta tanah air.
Fase F: Mewujudkan Cita-cita dan Berkontribusi bagi Masyarakat (Kelas 11-12 SMA)
Fase terakhir ini menjadi penentu bagi peserta didik untuk mewujudkan cita-cita mereka. Mereka didorong untuk fokus pada pengembangan minat dan bakat, serta mempersiapkan diri untuk menempuh pendidikan tinggi atau memasuki dunia kerja. Pembelajaran pada fase ini lebih bersifat mandiri dan projek, dengan memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengeksplorasi potensi mereka secara maksimal dan berkontribusi bagi masyarakat.