Aku bersyukur ketika aku tidak mengenalmu, dengan begitu aku tak perlu memusingkan siapa dirimu, dan apa yang kamu mau
Aku bersyukur ketika tidak seorangpun yang akan membuatku mengingatmu karena memang aku tak pernah mengenalmu
Tapi mungkin kamu tak pernah tahu
Aku lebih bersyukur ketika aku diijinkan Tuhan untuk mengenalmu, karena dari situ aku bisa belajar
Dari sebagian kecil perjalanan hidupmu yang mungkin terlukis ketika aku melihatnya tanpa sengaja
Dan kujadikan ia, sedikit demi sedikit bagaikan kain perca yang menutupi segenap kekuranganku
Tentu aku tak mungkin memintamu berbagi segalanya denganku,
Sama halnya tidak mungkin aku meminta semua pakaian yang kau kenakan untuk kau berikan untukku,
Namun cukup sedikit ketika kamu mau berbagi secarik kain perca yang melekat di dirimu
Untuk kurangkai satu demi satu, menjadi bagian2 utuh dalam sejarah hidupku
Dan ketika aku mengenangmu dalam secarik perca itu
Maka cukuplah ketika ia menjadi gambaran kenangan indah tentangmu
Tentang asa dan harapan yang kau bagi denganku
Bukan tentang keputusasaan dan noktah yang mungkin ingin kamu simpan sepanjang usiamu
Tanpa harus aku dan orang lain ketahui
Biarkan waktu berjalan dan kita akan terus saling membagi satu kain yang kita bawa untuk kita tukarkan satu persatu
Sehingga suatu saat ketika kamu berdiri di ujung hari
Kamu akan melihat bahwa aku dan sebagian lain sejarah hidupmu
Telah membentukmu, menjadi sebuah mozaik yang lebih indah
Begitu berwarna, penuh dengan intuisi dan energi
Semoga, meski hanya sekejap mata
Kisah itu masih akan terhampar dalam balutan senja
tulisan lama di notes FB