Perkembangan dunia internet sekarang ini memberikan kesempatan bagi orang-orang kreatif untuk berkarya secara positif. Internet tidak lagi hanya sebagai tempat untuk mendapatkan informasi, melainkan juga kesempatan yang lebih baik bagi para penggunanya, utamanya dalam memperoleh penghasilan dari internet.
Sejak kemunculan dan booming e-commerce, jumlah transaksi di internet semakin hari semakin meningkat. Ada 130 juta pengguna aktif di internet dan 11,5% penggunanya pernah melakukan transaksi melalui jalur dunia maya. Jumlah tersebut masih terbilang kecil jika dibanding rasio jumlah pengguna internet, tetapi jumlah tersebut sudah mengalami peningkatan 500% hanya dalam kurun waktu 4 tahun saja.
Pergeseran ini tidak hanya menunjukkan adanya gejala penting yang terjadi di masyarakat, yakni apa yang disebut dengan switching. Switching adalah perubahan pola pembelian yang dilakukan masyarakat dari offline menuju online. Switching ini pulalah yang dianggap sebagai penyebab jatuhnya para penguasa ritel di Indonesia.
Melihat trend belanja masyarakat Indonesia yang beralih ke arah online, potensi ini tentunya bisa dimanfaatkan pengusaha, produsen, perajin dan penyedia layanan jasa untuk ikut menawarkan produk dan jasa layanan mereka kepada masyarakat lewat media internet.
Bagaimana cara menjual produk melalui internet?
Untuk menjual produk di internet kita bisa memanfaatkan berbagai channel / saluran yang dapat digunakan sebagai media promosi, tempat berjualan atau kombinasi keduanya. Sosial media seperti facebook, instagram dan twitter dapat digunakan sebagai media promosi untuk memperkenalkan produk kita kepada masyarakat. Youtube, dapat digunakan sebagai sarana mengedukasi pelanggan, bagaimana cara terbaik memanfaatkan produk kita. Sementara itu platform e-commerce dapat kita gunakan sebagai tempat melakukan penjualan produk.
Tetapi dari ketiga channel ini masih ada lho satu hal lain yang justru perlu banget untuk kita maksimalkan. Ya, channel itu adalah website. Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa sih butuh website?
Para penjual online di Indonesia rata-rata hanya memanfaatkan dua channel untuk melakukan penjualan mereka. Pertama adalah sosial media, kedua adalah platfom e-commerce. Sosial media paling lazim digunakan adalah facebook dan instagram. Online seller yang bekerja di facebook umumnya menggunakan grup jual beli yang ada di daerahnya untuk mempromosikan produk/layanan yang mereka tawarkan. Grup jual beli dan grup komunitas biasanya seringkali digunakan sebagai media promosi kepada calon pelanggan.
Cara ini dianggap paling tepat untuk melakukan promosi karena bersentuhan langsung dengan konsumen yang berada di facebook. Masalah utama berjualan di grup facebook adalah, postingan kita cepat sekali tenggelam, apalagi jika grup tersebut cukup ramai dan berisi puluhan hingga ratusan ribu user. Jika grup hanya terdiri dari ribuan user, umumnya post promosi di grup memiliki visibility of view antara 12 jam hingga 1 hari. Sementara untuk grup dengan member berjumlah puluhan hingga ratusan ribu kemungkinan postingan tersebut terlihat oleh member grup hanya antara 2-4 jam. Yup, karena jumlah penjual lain yang ikut promosi disana memang banyak, tidak jarang ada kompetitor yang menawarkan produk sejenis dengan kita di grup tersebut.
Selain facebook, instagram adalah tempat favorit untuk mempromosikan barang dagangan kepada calon pelanggan. Feeds instagram memungkinkan kita untuk menampilkan katalog produk secara eye catching tergantung tingkat kemampuan penjual dalam mengatur feeds instagramnya. Di instagram, penjual bisa menampilkan a catalogue looks a like yang bisa menjadi referensi pengunjung.
Di instagram, selain kemampuan menata feeds, membuat foto instagrammable, membuat caption juga diperlukan kejelian dalam membuat hastag. Yup karena hashtag adalah cara instagram mengumpulkan post yang senada, user dapat mencari berdasarkan hashtag dan memilih produk yang ditawarkan oleh berbagai akun penjual.
Umumnya hashtag di instagram menawarkan hasil pencarian yang susah kita optimasi sebagai penjual. Perhatikan gambar dengan hashtag #nasigoreng di bawah ini
Ada lima belas kolom yang bisa muncul dalam layar ponsel pelanggan. Semuanya menawarkan produk yang sama, nasi goreng. Katakanlah produk kita adalah nasi goreng pojok kiri bawah. Ada berapa persen kemungkinan user akan mengklik gambar produk kita dibanding memilih produk kompetitor? sementara user setidaknya akan melakukan 2 hingga 3 scroll untuk memilih produk yang tepat sebelum memutuskan mengklik salah satu foto, atau memilih mencari dengan hashtag lain.
Katakanlah kita sudah memiliki food fotografer paling handal yang bisa kita hire untuk menampilkan produk kita di instagram, masalah lain masih saja mengintai. User terpancing dengan foto nasi goreng kita, tetapi mengurungkan niat untuk makan di resto kita karena, beda kota. Yup, rata-rata hashtag instagram memang tidak dikhususkan untuk wilayah tertentu. Jika produk anda adalah produk yang punya daya jangkau terbatas, maka anda perlu memikirkan lebih lanjut bagaimana bisa mendeliver konten anda ke pelanggan yang benar-benar potensial
How long content will lasting on internet
Maria Peagier dari social media online class membagi durasi jenis-jenis konten yang ada di internet berdasarkan platformnya. Hasilnya adalah sebagai berikut
Sebuah tweet umumnya hanya akan bertahan di timeline selama 18 menit saja sebelum ia tergusur oleh tweet-tweet lainnya. Postingan facebook dan instagram juga memiliki visibilitas rata-rata tidak sampai sehari. Inilah yang membuat para penjual online yang berjualan di facebook harus rajin-rajin mempromosikan barang di grup maupun linimasanya.
Dari semua jenis konten tersebut, praktis hanya youtube, pinterest dan Website yang dapat bertahan untuk durasi yang cukup lama. Website memiliki durabilitas paling lama dibanding semua jenis konten internet yang bisa dilihat dan dicari oleh netizen.
Kenapa membangun website itu penting
Setidaknya ada dua alasan mengapa visibilitas konten website masih dapat bertahan sangat lama di internet, pertama, karena rata-rata pengguna menggunakan Google sebagai tempat referensi untuk mencari informasi di internet. Kedua, indexing di internet masih mengandalkan teks untuk memberikan hasil pencarian paling relevan bagi para netizen.
Memiliki website bagi seorang entrepreneur adalah hal yang sangat penting, tidak hanya sekedar karena konten di website lebih mudah dicari dibanding konten di sosial media. Berikut adalah beberapa keuntungan memiliki website
- Branding. Orang akan lebih mudah mengenal produk kita, perbedaan dan keunggulan produk tersebut dari produk lain dengan membaca informasi-informasi terkait di website kita
- Tempat melakukan penjualan resmi. Dunia internet bisa digunakan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk menjual produk serupa dengan produk anda, dan mengklaimnya sebagai produk ori sama dengan milik anda. Anda bisa membangun website untuk melakukan penjualan resmi untuk meminimalisir penjualan produk palsu dan melindungi konsumen anda
- Edukasi produk. Anda bisa memberikan edukasi cara memanfaatkan produk anda untuk memperoleh hasil maksimal, pengguna umumnya menyukai artikel tips, trik seputar produk-produk anda dan membuat mereka lebih percaya diri saat menggunakan produk anda
Untuk membangun website setidaknya anda memerlukan sebuah domain dan layanan hosting. Domain adalah nama dari website anda yang nantinya diketikkan oleh pengunjung, sementara hosting adalah tempat untuk menaruh file-file anda. Untuk mencari hosting, sangat disarankan memilih hosting Indonesia dengan kemampuan cloud hosting seperti Qwords. Kenapa tidak memilih hosting internasional saja? dengan memilih hosting di Indonesia, website akan lebih cepat dibuka pelanggan karena lokasinya dekat dengan lokasi calon pelanggan anda.
Keuntungan menggunakan Cloud Hosting di Qwords
Yang kedua adalah kemampuan cloud hosting dibutuhkan untuk mendukung kinerja website anda sekaligus untuk mengamankan data anda dari kehilangan. Memang apa sih perbedaan cloud hosting dengan hosting tradisional?
Pada sistem hosting tradisional, file kita akan disimpan dalam sebuah server fisik, seringkali, server ini digunakan juga oleh pelanggan lain sehingga disebut dengan shared hosting. Karena dipakai bersama-sama dengan user lain, ada kemungkinan performa website kita menurun akibat berbagi performa dengan user lain. Sementara di sistem cloud, saat terjadi website anda melambat, maka sistem secara otomatis akan memindahkan server cloud agar performa website tetap prima.
Jika anda menggunakan layanan hosting tradisional, pada dasarnya anda membayar biaya server sekaligus hardware yang digunakan, padahal hardware tersebut tidak seratus persen anda gunakan sendiri karena berbagi dengan user lain. Pada sistem cloud hosting, anda hanya mengeluarkan dana sesuai dengan layanan yang anda dapatkan.